𝐀𝐓𝐓𝐃𝐀 | 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝟏𝟔

2.7K 155 1
                                    

- 𝕸𝖊𝖓𝖚𝖑𝖎𝖘 𝖆𝖕𝖆𝖕𝖚𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖆𝖐𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓, 𝖇𝖚𝖐𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖆𝖒𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓. -

- Happy Reading -

• ----- ♪ ----- •

Cahaya matahari merembes masuk ke dalam kamar milik Fathir melalui celah-celah gorden, di luar sana Matahari sudah bersinar dengan terang. Cahayanya berhasil membuat Fathir terusik dari tidurnya.

Fathir mengerjapkan kedua matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam kedua netranya. Wajah cowok itu terlihat pucat, tubuh Fathir juga sangat lemas. Ia berusaha bangkit dan bersandar pada dashboard kasur. Fathir melirik ke arah meja nakas yang terdapat sepucuk surat dan juga semangkok bubur beserta air dan juga sebuah obat.

Fathir meraih surat tersebut. Sebelum membaca surat nya, netra Fathir terlebih dahulu menatap ke arah jam di atas nakas. Ternyata sekarang, waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Fathir kemudian mulai membaca surat tersebut. Surat itu ternyata berisi tentang pesan dari Ratih. Mama nya itu sekarang tengah pergi bersama Raden sedangkan Abyan dan Faiz sudah pergi untuk melakukan aktivitas nya masing-masing.

Fathir menghembuskan nafas berat. Cowok itu kembali meletakkan surat tadi di atas nakas. Fathir ingin bangkit dan menuju ke arah kamar mandi, tetapi tubuh cowok itu terasa sangat lemas.

"Ya Allah, lemes banget." lirih Fathir.

Tangan Fathir terulur untuk mengambil semangkuk bubur ayam yang ada di atas nakas, bubur itu di berikan oleh Ratih untuk nya. Ratih juga berpesan agar Fathir memakan bubur itu lalu meminum obat yang di letakkan di sebelah bubur itu. Fathir mulai memasukan bubur itu ke dalam mulutnya. Beberapa menit kemudian, bubur ayam yang berada di mangkok sudah habis di makan oleh Fathir. Cowok itu kemudian mengambil obat nya lalu meminumnya dengan segelas air.

Setelah meminum obatnya, Fathir kembali meletakkan mangkok dan gelas tadi di atas nakas. Cowok itu kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan memejamkan kedua matanya. Sekitar lima menit ia terpejam, netra itu kembali terbuka. Fathir berusaha bangkit dari kasurnya, cowok itu berjalan perlahan menuju ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

Fathir keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat sedikit segar walau masih pucat. Fathir melangkah pelan kembali ke kasur nya dan rebahan di atas sana. Hari ini ia izin tak masuk sekolah, Ratih sudah mengirimkan surat izin ke sekolah nya. Fathir mengambil handphone yang berada di atas nakas, cowok itu hanya membuka handphone itu sekilas lalu kembali menutup nya.

Beberapa saat Fathir hanya terdiam sembari menatap langit-langit kamarnya. Perlahan kedua netra Fathir mulai terasa berat dan mulai terpejam. Cowok itu sudah kembali terlelap.

****

Fathir terbangun saat merasa jika ada sesuatu yang bergerak di atas perutnya. Cowok itu membuka matanya perlahan. Fathir langsung saja terfokus ke arah sosok bayi mungil yang tengah menekan-nekan perutnya. Fokus Fathir teralihkan ke arah pintu yang di buka. Cowok itu melihat sang kakak yang masuk dengan membawa sebuah nampan.

[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di AnggapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang