- 𝕸𝖊𝖓𝖚𝖑𝖎𝖘 𝖆𝖕𝖆𝖕𝖚𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖆𝖐𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓, 𝖇𝖚𝖐𝖆𝖓 𝖞𝖆𝖓𝖌 𝖐𝖆𝖒𝖚 𝖎𝖓𝖌𝖎𝖓𝖐𝖆𝖓. -
- Happy Reading -
• ----- ♪ ----- •
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tetapi acara masih saja belum selesai dan keluarga nya yang lain masih betah berada di sini. Fathir sendiri sudah merasa bosan sendirian di sini, cowok itu sudah kenyang, ia tadi sudah makan banyak.
"Bosen banget dah, mana belum pada mau pulang lagi." ucap Fathir.
Cowok itu bangkit dari duduk nya. Fathir berjalan keluar dari ballroom hotel. Tadi ia sempat mengirimkan pesan kepada Ghifar, bertanya alasan kenapa ia tak datang di acara malam ini. Ternyata anak itu sedang tidak enak badan, jadi ia dan kakak keduanya tak ikut ke acara malam ini. Iya, Haris kakak kedua Ghifar itu juga tak ikut ke acara malam ini, ia memilih untuk di rumah dan menjaga adiknya yang tengah sakit.
Fathir melangkah pelan menyusuri loby hotel yang terlihat sepi, hanya ada beberapa karyawan dan tamu hotel yang berkeliaran di sini. Tiba-tiba saja Fathir ingin pergi ke taman yang ada di hotel ini. Cowok itu melangkah kan kaki nya ke arah taman hotel yang berada di lantai tiga, lantai yang sama dengan ballroom hotel. Jarak taman itu juga tak terlalu jauh dari ballroom.
Benar saja, tak butuh waktu lama Fathir sudah sampai di taman yang sangat sepi. Di sana benar-benar tak ada seorang pun. Fathir berjalan menuju ke arah bangku yang berada di dekat pohon. Cowok itu duduk di atas sana lalu memejamkan kedua matanya, menikmati angin sejuk di taman ini. Suhu udara di sini sangat dingin, tetap tak membuat Fathir merasa terganggu. Walaupun sudah sedikit menggigil karena kedinginan, cowok itu masih tetap betah berada di sana.
Lama Fathir terdiam di sana, tiba-tiba saja dari atas langit turun butiran-butiran air yang berhasil mengusik Fathir. Cowok itu membuka matanya dan tepat setelah ia membuka kedua matanya, hujan turun dengan sangat deras. Fathir panik dan langsung bangkit dan berlari masuk ke dalam hotel. Sesampainya di dalam, Fathir menatap tubuhnya yang basah kuyup terkena hujan. Fathir menghembuskan nafas berat.
Fathir berjalan menuju ke arah toilet hotel. Ia memilih untuk berdiam di sana, karena tak mungkin ia kembali ke ballroom dengan kondisi seperti ini. Beberapa menit menunggu, tiba-tiba saja handphone nya berdering. Ternyata Faiz mengirimkan nya pesan, cowok itu langsung memberitahukan yang sebenarnya.
Fathir berjalan keluar dari toilet, ia berjalan pelan menuju ke arah parkiran. Sesampainya di parkiran, Fathir melihat kakak nya Faiz yang tengah menunggu nya. Cowok itu langsung saja berjalan mendekati Faiz.
"Bang!" panggil Fathir dan membuat Faiz berbalik.
Faiz terkejut saat melihat tubuh adik nya itu yang basah kuyup. "Astaghfirullah." ucap Faiz seraya menggeleng kan kepalanya sedangkan Fathir hanya terkekeh saja melihat reaksi Faiz.
"Yaudah gue anterin lo pulang. Papa sama yang lain belum pada pulang." ucap Faiz. Fathir mengangguk, mereka berdua kemudian berjalan menuju ke arah parkiran hotel, untung saja hujan sudah sedikit reda, tak sederas tadi.
Sesampainya di dalam mobil. Fathir langsung duduk tenang di dalam mobil. Faiz kemudian menyalakan mesin mobil lalu menjalankan nya. Fathir tertidur selama di perjalanan, cowok itu merasa sedikit pusing. Beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai di rumah.
"Langsung masuk aja, terus istirahat. Gue balik ke hotel lagi." ucap Faiz.
Fathir mengangguk, cowok itu lalu keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Setelah melihat Fathir yang sudah masuk ke dalam rumah, Faiz kembali menjalankan mobil kembali ke hotel.
Sesampainya di dalam rumah. Fathir langsung berjalan menuju ke arah kamar nya. Cowok itu masuk ke dalam kamar dan langsung mengambil handuk yang tergantung lalu berjalan menuju ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Fathir keluar dari kamar mandi dengan kaos lengan pendek berwarna navy serta celana pendek berwarna abu-abu. Cowok itu lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memijat pelipisnya.
Fathir merasakan pusing di kepalanya, cowok itu juga merasa jika tubuh nya panas, seperti nya ia terserang demam. Cowok itu melepas kaos yang ia kenakan, Fathir bangkit dari kasur nya dan berjalan menuju ke arah lemari, ia mengambil selimut tipis yang ada di dalam lemari. Fathir kembali ke kasur nya dan membaringkan tubuhnya di atas sana. Cowok itu memakai selimut dan menutup tubuhnya hingga leher.
Fathir mengelus perut sixpack nya. Cowok itu merasa lapar lagi, tapi ia malas untuk sekedar bangkit dari kasur. Fathir itu suka makan tetapi tubuh nya tetap terjaga, cowok itu juga tak tau kenapa bisa seperti ini. Padahal ia jarang sekali olahraga.
"Pengen makan, tapi gue lemes banget. Mana gak ada orang lagi di rumah." lirih Fathir. Cowok itu memilih untuk memejamkan matanya saja. Beberapa saat kemudian, Fathir sudah terlelap dalam tidurnya.
****
Fathir terbangun saat merasa ada yang mengelus rambut nya. Fathir perlahan membuka kedua matanya. Ratih yang tengah fokus mengompres dahi Fathir terkejut saat melihat anak nya itu terbangun.
"Eh, mama ganggu ya. Tidur lagi aja." ucap Ratih seraya mengelus surai putra nya itu.
Mata Fathir memerah. Beberapa detik kemudian, lelehan liquid bening membasahi kedua pipinya, cowok itu menangis. Fathir memeluk perut Ratih erat dan mendusel-duselkan kepala nya di sana.
"Hiks, kepala Fathir pusing banget ma." ucap Fathir dengan suara yang serak karena menangis.
Ratih menghembuskan nafas pelan. Mulai, anak nya yang satu ini akan sangat manja jika sudah sakit. Ratih dengan perlahan kembali mengusap Surai putranya itu agar Fathir tenang.
"Udah-udah, istirahat lagi aja. Jangan nangis nanti tambah sakit." tutur Ratih.
Fathir mengangguk. Cowok itu kemudian memejamkan matanya menikmati usapan lembut di kepalanya. Beberapa saat kemudian Fathir sudah kembali tertidur, Ratih tersenyum tipis. Wanita paruh baya itu kemudian menarik selimut Fathir dan menutup tubuh putranya itu.
Ratih kemudian berjalan keluar dari kamar Fathir. Ini baru jam dua pagi. Mereka semua baru saja tiba jam setengah dua tadi. Ratih langsung mengecek kondisi Fathir setelah mendengar cerita Faiz jika Fathir basah kuyup terkena hujan. Dan benar saja tebakan Ratih, putranya itu terserang demam. Ia langsung saja mengompres dahi putranya itu untuk meredakan panas.
Faiz yang melihat Ratih keluar dari kamar Fathir pun berjalan masuk ke kamar adik nya. Di dalam sana, dia melihat Fathir yang tertidur dengan tenang. Faiz terlihat khawatir.
"Cepat sembuh dek." gumam Faiz.
• ----- ♪ ----- •
Tbc.
Jangan lupa Vote guys!!
Maap kalo gaje 😭🙏
See you next chapter ~
- Selasa, 25 April 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
[ ✓ ] Fathir : Ada Tapi Tak Di Anggap
Novela Juvenil[Follow Sebelum Baca!] [New Version!] ************************* Fathir Atmajaya. Cowok yang memiliki hidup yang sempurna bagi sebagian orang, harta yang berlimpah, keluarga yang utuh dan lain sebagainya. Tetapi menurut Fathir, semua itu sama sekali...