Bab 35. Menebar Paku

502 128 1
                                    

Dilarang menyalin, menjiplak dan mempublikasikan cerita-cerita saya tanpa seizin penulis.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Cahaya temaram lentera menerangi ruangan besar yang dijadikan Jian Ying tempat berkumpul. Kedatangan Mong dan Yulan tentu mengejutkan, tapi mereka memutuskan untuk tidak membahas hal itu saat ini.

Mong dan Yulan menunggu dengan tidak sabar hingga akhirnya An Guo dan Yong masuk ke dalam ruangan itu dengan penampilan rapi.

"Sebenarnya apa yang terjadi di sini?" Mong tidak bisa menyembunyikan perasaan was-wasnya saat bicara, terlebih saat tidak mendapati Jian Lei di sana. "Kenapa mereka membawa Nyonya Yuxi ke pengadilan daerah? Lalu di mana Jian Lei?" Ia mengedarkan pandangan ke segala penjuru.

Akhirnya Yong pun menjelaskan dengan singkat. Dia mengangkat satu tangannya untuk menghentikan Yulan yang terlihat siap mengamuk.

"Jian Lei dan beberapa prajurit tengah mengawasi penjara saat ini. Kami khawatir jika Ching melakukan sesuatu untuk melenyapkan Nyonya Yuxi."

"Jadi kebakaran itu juga disengaja?" tanya Mong. Suaranya gemetar menahan marah. Rasa bersalah menyelusup ke dalam hati Mong. Andai saja saat itu dia berhasil mencegah Yuxi untuk kembali ke desa tentu hal ini tidak akan terjadi.

Yong mengangguk. "Kemungkinan besar Ching melakukannya saat tahu Nyonya Yuxi menyembunyikan bukti di dalam rumah."

"Kita beruntung karena kalian mengikutinya pulang." Yulan menatap Guang Wei dan An Guo bergantian. Bahkan secara tidak sadar Yulan mencari telapak tangan Guang Wei yang duduk di sampingnya dan menggenggam telapak tangan pemuda itu yang terlihat sangat terkejut.

Guang Wei tidak pernah bermimpi jika Yulan akan menggenggam telapak tangan bahkan kini menyandarkan kepala di bahunya. Punggungnya menegak. Hati-hati, Guang Wei menepuk pelan punggung tangan Yulan. Tubuhnya terlihat kaku sementara jatung Guang Wei berdebar lebih cepat. Guang Wei menelan dengan susah payah, ia sedikit takut jika Yulan mendengar suara detak jantungnya yang memburu.

"Tapi kalian berhasil mendapatkan bukti itu, kan?" Anggukan kepala An Guo membuat Mong mengembuskan napas penuh kelegaan. Ia berharap bukti itu menguatkan pembelaan Yuxi untuk membebaskannya dari segala tuduhan. "Setelah Nyonya Yuxi bebas, bagaimana jika kita membawanya ke Kerajaan Angin?" usul Mong.

"Kita akan membahasnya bersama Lei dan Nyonya Yuxi." Ying memberi An Guo tatapan lurus saat keponakannya itu hendak menyela. "Jika Nyonya Yuxi setuju, aku akan mencari cara apa pun untuk memasukkannya ke dalam Istana Kerajaan Angin."

Di luar, langit semakin gelap. Awan mendung masih menggantung memuntahkan isinya. Suara pedang beradu membuat semua yang tengah berkumpul menjadi siaga.

Yong menyambar pedang miliknya yang tergantung di rak buku terdekat. Ia menjadi orang pertama yang keluar dari ruang kerja setelah memberi perintah tegas kepada Mong dan Yulan untuk tetap diam di tempat. Menyusul Yong, Pangeran Kelima pun keluar dengan pedang di tangan.

Hujan lebat menyulitkan musuh untuk membakar Paviliun Tamu milik Pengadilan Daerah. Keterburu-buruan gerakan musuh membuat pasukan Ang Ru lebih mudah mematahkan setiap serangan yang datang. Puluhan anak panah yang datang berhasil ditahan oleh perisai kayu yang dibentuk menjadi benteng pertahanan saat serangan itu datang.

Satu per satu musuh berhasil dilumpuhkan. Sebagian besar mati, sedikit di antara mereka ditangkap sementara sisanya melarikan diri. Mereka terkejut mendapati jumlah prajurit yang ada di Paviliun Tamu lebih banyak dua tiga kali lipat.

TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang