Bab 5

3.8K 654 26
                                    

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bab 05

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Suara tawa renyah Yulan memecah suasana tegang diantara mereka. Gadis remaja itu tertawa hingga perutnya terasa sakit. Ia menyeka air mata di ujung kelopak matanya sebelum bicara, menjawab pertanyaan tanpa kata kesembilan orang yang menatapnya penuh tanya. "Hei, apa kalian tidak menganggap pernyataannya sesuatu yang lucu?"

Hening.

Yulan menarik napas dalam, mengembuskannya pelan lalu berkata, "Hanya menjadi keponakan dari Permaisuri Liqin saja dia sesombong ini," kata Yulan, "bagaimana jika dia seorang tuan putri asli?"

Ia menjeda, memiringkan kepala ke satu sisi dengan ekspresi serius lalu menggelengkan kepala. "Ah, aku tidak bisa membayangkannya."

Pernyataan Yulan membuat Ling Er memerah, marah. Kedua tangan wanita itu terkepal erat. "Lancang!" teriaknya, geram. "Apa kau tidak sadar jika kau juga menghina keponakan dari Raja Kerajaan Fang?"

Yulan mengedikkan bahu tak acuh. "Apa peduliku?"

Ling Er mengacungkan telunjuknya ke Yulan. "Kau mau mati?"

Mong langsung berdiri diantara Ling Er dan Yulan. Ekspresinya begitu dingin saat menatap Ling Er. "Kami tidak melihat seseorang berdasarkan garis keturunan mereka," ucapnya tenang, menekan. "Jadi bawa saja ancamanmu itu pergi, Nona Bangsawan!"

"Kalian kakak beradik benar-benar kurang ajar!" Ling Er mulai berteriak. Baru kali ini dia diperlakukan secara tidak hormat oleh orang asing. "Kalian pikir ancamanku hanya omong kosong? Bibi Kerajaan memiliki pengaruh besar terhadap Raja Jian Gui. Aku hanya perlu meminta nyawa kalian kepadanya."

"Berhenti bicara omong kosong!" An Guo akhirnya ikut buka suara. "Jangan libatkan Raja Jian Guo dengan masalah sepelemu itu!"

"Kau—"

"Kita hentikan omong kosong ini!" An Guo memotong tegas. Tatapannya beralih ke Yulan. "Salahku karena membawanya ke sini," ia mengatakan itu sembari melirik singkat ke arah Ling Er yang langsung merajuk. Wanita itu menghentakkan kaki dengan ekspresi kesal sementara tangannya menggenggam pedang, erat. "Jika kau berkunjung ke Kerajaan Angin, aku akan menjamumu dan kakakmu sebagai permintaan maaf."

Yulan mengibaskan tangan di udara. "Tidak perlu!" ucapnya tegas. "Pastikan saja kita tidak bertemu lagi."

"Jangan berkata seperti itu!" Mong menegur, pelan. Ia mengacak rambut Yulan. "Tentu saja kami akan dengan senang hati menerima tawaranmu," ucapnya kepada An Guo. Yulan menekuk wajah, terlihat tidak setuju. Namun, dia tidak bisa membantah ucapan Mong. "Jika kalian tidak ada keperluan lain, bisa tinggalkan kami?" Pertanyaan itu diucapkan dengan nada pelan, tapi penuh penekanan. Pandangan Mong menyapu semua orang di hadapannya. Ia mulai merasa kesal dan terganggu oleh Ling Er yang terus merengek kepada Guang Wei.

"Apa hutan ini milik kalian?" Guang Wei balas menjawab dengan ketenangan menakjubkan. Ia menepis pelan tangan Ling Er yang bergelayut kepadanya. Tatapan pria itu mengunci Mong. "Kami memiliki hak untuk tinggal di tempat ini, sama seperti kalian."

TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang