Bab 48. Manisan Jeruk

475 108 4
                                    

Selamat pagi. Guys, untuk yang beli ebook Mong di google play, kalau isinya error, tolong logout dulu ya, terus login lagi. Kalau setelah login ulang masih error, kalian bisa DM saya di wattpad, instagram atau WA untuk yang sudah punya nomor saya. Terima kasih.

Happy reading!

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan cerita2 saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Perubahan warna langit menjadi perhatian Yuxi. Langit yang awalnya cerah kini diselimuti oleh awan gelap. Di kejauhan, petir menyambar. Suaranya terdengar keras hingga ia terperanjat.

Yuxi mengkhawatirkan Yulan. Remaja itu mungkin tidak mengatakan apa pun mengenai ketakutannya. Namun, Yuxi bisa merasakan perubahan sikap Yulan setiap kali mendengar suara petir. Walau tidak terlihat jelas, tubuh Yulan seringkali menggigil dan biasanya dia akan mendekat, memeluk lalu meletakkan kepala di bahu siapa pun yang berada paling dekat dengannya.

Kuharap Yulan baik-baik saja. Yuxi bicara di dalam hati.

Di depan wanita itu, Tabib Shu berjalan menyembunyikan kegembiraannya di dalam hati. Dia bersumpah akan membuat Yuxi menangis darah hari ini. membawa kedua tangan ke belakang punggung, Tabib Shu tersenyum pongah. Wenching yang melihat kedatangannya bersama Yuxi dari jauh menatapnya bingung.

Erangan kesakitan seorang prajurit terdengar. Sebagian dari prajurit yang terluka itu bertelanjang dada. Sebagian besar dari mereka terluka saat berlatih ilmu beladiri, atau terjatuh dari kuda.

Yuxi bisa melihat niat Tabib Shu membawanya ke tempat ini. Wanita itu masih terlihat sangat tenang, walau beberapa prajurit memekik kaget, menyilangkan tangan di depan dada saat menyadari ada seorang wanita masuk ke dalam kamp pengobatan untuk prajurit yang berada di dekat arena berlatih.

Tabib Shu membalikkan tubuh. Tersenyum mengenjek ke arah Yuxi. "Seperti yang kaulihat, tempat ini dipenuhi oleh pria setengah telanjang. Apa kau bisa mengobati mereka?" tanyanya, menyangsikan.

Keheningan meraja untuk beberapa saat. Merasa kasihan, Wenching memutuskan untuk membantu Yuxi. Pria itu berniat menggantikan pekerjaan Yuxi. Wenching yakin bisa melakukannya dengan dibantu beberapa tabib pria lain. Namun, Wenching mengurungkan hal itu saat Yuxi berkata, "Tentu saja. Tidak masalah." Ucapan Yuxi mengejutkan semua orang di dalam ruangan itu.

Yuxi menarik napas panjang, menaikkan satu alis tinggi lalu menunjuk semua prajurit yang terluka dengan ujung telunjuk tangan kanannya. "Kalian semua pasienku, dan sebagai seorang tabib, aku memiliki kewajiban untuk menolong dan mengobati kalian hingga sehat seperti sebelumnya."

Ada jeda pendek sebelum ia lanjut bicara. Jika raja menginginkan Yuxi menjadi pusat perhatian, ia akan menarik semua perhatian itu kepadanya. "Aku tidak masalah walau harus bekerja dengan pria telanjang sekali pun." Yuxi menggulung lengan bajunya hingga sebatas siku. "Aku harus mulai dari mana?" tanyanya membuat Wenching tersenyum simpul.

Tabib Shu mengetatkan rahang. Ekspresinya mengeras. Dia sudah bersumpah akan membuat Yuxi menangis hari ini, jadi dia akan benar-benar melaksanakan janjinya itu.

"Kalian semua bantu aku memilah obat di gudang penyimpanan. Persediaan tanaman herbal baru saja datang," ucap Tabib Shu. Pria itu menyeringai puas saat pandangannya bersirobok dengan Yuxi. "Dia bisa melakukan semua pekerjaan ini seorang diri." Mencondongkan tubuh, Tabib Shu memasang ekspresi meledek. "Murid dari Tabib Kang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya. Bukan begitu Tabib Yu?"

TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang