Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.
.
.
.
Bab 23
.
.
.
Happy reading!
.
.
.
Waktu makan malam hampir tiba saat mereka berkumpul di pavilion milik Mong. Guang Wei yang terkenal senang menyendiri ternyata lebih memilih berada di sana untuk berkumpul bersama keluarga besarnya, sementara An Guo seperti biasa, tidak bisa menolak saat Yong menariknya paksa.
Mong tengah mengupas jeruk saat tiba-tiba teringat sesuatu. Dia menyerahkan jeruk yang sudah dibuka itu kepada Lei yang menerimanya tanpa kata. Di dekat jendela, Yulan terlihat sibuk mengipasi teh panasnya.
"Kenapa aku tiba-tiba ingat padanya?" Mong bergumam pelan, tapi masih bisa didengar dengan baik oleh Lei yang duduk di sampingnya. Ia menyipitkan mata, menopang dagu dengan satu tangan. "Yulan, apa kau mengenal anak laki-laki bernama Wenching?" Pertanyaannya merobek keheningan yang sempat tercipta. "Usianya lebih tua beberapa tahun darimu. Apa kau mengenalnya?"
Kegiatan Yulan terhenti. Dia memiringkan kepala ke satu sisi, memasang pose berpikir saat Mong menunggu jawabannya. "Maksud Kakak Xiao Wenching?"
"Benar," balas Mong. "Marganya Xiao. Jadi kau mengenalnya?"
"Kenapa Kakak bisa mengenalnya?" Yulan malah balik bertanya. Dia bergerak dari tempat duduknya, mengambil tempat di sisi kanan Mong yang kosong. "Dia salah satu murid ibunda." Senyum lembut Mong membuat Yulan menjadi lebih tertarik. "Eh, kenapa tiba-tiba bertanya tentang dia?"
Mong mengembuskan napas pelan. "Aku mengenalnya saat belajar ilmu pengobatan di kediamanmu. Dulu sekali, kau masih sangat kecil saat itu," kenangnya. "Sudah belasan tahun aku tidak bertemu dengannya."
"Kakak Wen tidak pernah datang ke kediamanku lagi."
"Kakak Wen?" beo An Guo, terdengar mengejek. Ia tersenyum lebar saat Yulan melempar tatapan membunuh ke arahnya. Namun, seketika senyuman itu menghilang saat dia merasakan aura mengganggu dari sampingnya. An Guo langsung beringsut, menjauh dari Guang Wei yang didapatinya tengah menatapnya, lekat.
Yulan dan Mong membuang napas, kompak. Keduanya tersenyum kecil. "Dia sedang dalam masa keemasannya sekarang," kekeh Yulan yang langsung dijawab anggukan setuju dari Mong. "Bukankah dulu dia sangat tampan?"
"Tampan dan baik hati," kenang Mong. "Aku berani bertaruh, pasti ada banyak gadis cantik yang menyukainya."
"Ah ... lelaki tampan memang sulit untuk diabaikan."
"Apa kalian tidak sadar jika kami sangat tampan?" An Guo mengatakannya tanpa emosi. Ia berdecak, sementara Yong menggelengkan kepala, terlihat tersinggung oleh penuturan Yulan dan Mong. "Kami keturunan Raja Jian Guo yang rupawan. Berani sekali kalian mengabaikan kami." An Guo kembali bicara, penuh penekanan kali ini. Namun, Yulan dan Mong tidak menjawab. Mereka masih larut dalam pikiran masing-masing.
"Apa ada yang lucu?" Lei akhirnya bicara. Ia tersenyum simpul saat Yulan menganggukkan kepala dengan semangat sebagai jawaban dari pertanyaannya.
Yulan menutup wajah dengan kedua tangan dan berkata, "Dulu aku mengatakan akan menikahinya." Udara di dalam ruangan berubah menjadi dingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/196667338-288-k649058.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)
FantasíaHighest rank #1 Palace VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Awalnya Mong hanya ingin melarikan diri dari keharusan menikah dengan pria pilihan Kepala Suku Chuan. Namun, perjalanannya bersama Yulan serta pertemuan dengan Putra Mahkota Kekais...