Dilarang menyalin, menjiplak dan mempublikasikan tanpa izin penulis!
.
.
.
Happy reading!
.
.
.
Ibu suri tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiran putra sulungnya saat ini. Janda raja terdahulu menyeruput teh hangatnya pelan. Dia telah mengisi cawan araknya berkali-kali hingga perutnya terasa sedikit kembung karena air teh itu.
Di luar, awan hitam mulai mendekati ibukota, perlahan menyembunyikan sinar matahari yang bersinar terik, siang ini. Ibu suri melirik ke arah jendela ruang kerja raja yang terbuka. Tatapannya menerawang jauh. Hujan pasti segera turun, pikir ibu suri.
"Apa yang menjadi beban pikiran Anda saat ini, Yang Mulia?" Ibu suri bertanya dengan nada halus setelah mengisi cawan tehnya yang kosong. Ia menyapukan tangan di atas air teh yang mengepul dengan gerakan halus. Tatapannya yang lembut menatap riakan pelan air teh di dalam cawan.
Jian Gui tidak langsung menjawab. Ia masih berdiri di depan jendela, menatap barisan pohon wisteria ungu yang berbunga. "Mong melarikan diri dari Desa Chuan."
Penuturan raja berhasil menarik perhatian ibu suri seutuhnya. Ruang kerja itu diselimuti keheningan singkat hingga suara ibu suri menginterupsi, "Mong?" beonya. "Putri angkat mendiang Hongli?"
Jian Gui berbalik dan mengangguk. Desahan napasnya terdengar berat saat dia berjalan menuju meja teh lalu duduk dengan risau.
"Apa Anda sudah mendapatkan kabar mengenai keberadaannya?"
Jian Gui mengangguk pelan. "Dia bersama Yulan di Perguruan Feniks saat ini." Raja menjawab pendek. Ibu suri bisa menangkap kegelisahan dalam suara putra sulungnya saat ini. "Mong mengunjungi kediaman Qiang untuk berlindung. Karena sesuatu hal, Qiang menugaskan Yulan dan Mong sebagai wakilnya untuk menemui Kepala Perguruan Feniks."
"Mereka pasti sudah bertemu dengan An Guo dan Guang Wei," tutur ibu suri. "Lei dan Yong ada di sana juga, bukan? Kenapa tidak membawa Mong ke sini?"
Ia menjeda, menekuk kening dalam. "Dia putri angkat Hongli, bukankah itu berarti dia putri angkatmu juga? Mong memiliki hak untuk tinggal di dalam istana ini."
"Benar," jawab Gui. Ia mengetuk-ngetukkan jari di atas meja, dan berhenti setelah beberapa ketukan. Ekspresi serius raja menyadarkan ibu suri jika alasan Mong melarikan diri dari sukunya bukan karena alasan sepele. "Namun, yang kukhawatirkan status Mong akan membuatnya kesulitan untuk tinggal di sini."
Jian Gui mengembuskan napas yang terdengar lelah. Ia mengusap wajah tampannya dengan gerakan halus lalu melirik ibunya yang menunggu dengan setia penjelasan putra sulungnya yang kini berkuasa penuh atas tanah Kerajaan Angin. "Peta kekuasaan di dalam istana masih sangat rapuh. Para pejabat pasti akan berebut menarik Mong ke pihak mereka untuk memperkuat pengaruh dan kekuatan politik di dalam istana."
Ada jeda pendek yang tercipta sebelum Gui kembali bicara dengan nada sama. "Ibunda pasti bisa membayangkan bagaimana kondisi Mong jika berada di dalam posisi itu. Selain itu, alasannya pergi dari Desa Chuan pun bukan hal sepele. Mong pergi karena menolak dinikahkan dengan sepupunya. Anak itu, sudah memiliki pengaruh dan status tinggi bersamanya, fakta jika dia merupakan putri angkatku pasti akan menambah sulit hidupnya jika dia tinggal di istana ini."
"Apa Anda sudah memiliki jalan keluar untuk itu?" Ibu suri langsung bertanya tanpa basa-basi. Melihat reaksi putranya, dia tahu jika Gui pasti sudah memiliki jalan keluar untuk masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)
FantasyHighest rank #1 Palace VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Awalnya Mong hanya ingin melarikan diri dari keharusan menikah dengan pria pilihan Kepala Suku Chuan. Namun, perjalanannya bersama Yulan serta pertemuan dengan Putra Mahkota Kekais...