Bab 53. Angin Meniup Asa

443 99 7
                                    

Selamat siang. Untuk yang beli versi cetak, buku akan dikirim dalam minggu ini ya.

Yang kemaren tanya sisa stcok, ada 3 pcs lagi. Harganya sedikit lebih mahal dari yang ikut PO tahun lalu. Harga buku 150 rb, di luar ongkir. Jumlah halaman lebih dari 700.

Untuk yang minat beli pdf bisa DM wattpad atau ig saya, harga 70rb.

Terima kasih.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan cerita2 saya tanpa izin penulis.

.

.

.

Bagi Jian Gui, malam ini terlalu tenang hingga pria itu berpikir akan ada sesuatu yang terjadi tidak lama lagi. Kasus menghilangnya seorang tabib muda masih menjadi salah satu perhatiannya saat ini.

Jian Gui sudah mengirim utusan untuk mencari tabib muda itu, tapi nihil. Tabib muda itu tidak kembali ke kota asalnya. Kedua orang tuanya mengatakan jika dua minggu lalu Shen mengirim surat kepada mereka, dan tidak ada yang aneh dari isi suratnya.

Mendongakkan kepala, Jian Gui memejamkan mata. Laporan Yuxi mengatakan jika ketiga selir selain Chui pun diracuni oleh racun yang sama. Karena itu mereka memerlukan lumut salju dalam jumlah banyak dan waktu dekat.

Siapa yang melakukannya? Liqin?

Jian Gui mengembuskan napas panjang. Kelopak matanya perlahan dibuka saat mendengar suara langkah kaki mendekat.

Bo Lin memberi salam hormat dan melapor. "Yang Mulia, besok hamba akan membawa sepuluh prajurit untuk mencari lumut salju." Ia memulai laporannya dengan tenang. "Selain itu, hamba ingin melaporkan jika Nona Mong dan Nona Yulan masuk ke dalam istana dengan menyamar menggunakan pakaian prajurit."

Satu alis Jian Gui diangkat naik. "Mereka pasti memiliki alasan sangat kuat hingga berani menyusup ke dalam istana." Jemari tangannya diketuk-ketukkan ke atas meja kayu. "Siapa yang membawa mereka masuk?"

"Menjawab Yang Mulia, Pangeran Lei dan Pangeran Jian Ying yang membawa kedua nona masuk ke istana," terangnya." Ada jeda pendek sebelum ia lanjut bicara. "Selain itu ada hal aneh ... Tabib Xiao membawa Tabib Yuxi ke arah paviliun milik Permaisuri Chao."

Jian Gui mendengkus, tersenyum tipis. "Pasti ada sesuatu hingga mereka berkumpul di sana." Ia mendongak, pandangan tajamnya menatap Bo Lin lekat. "Apa ada hal lain yang terjadi di sekitar Yuxi hari ini?"

Bo Lin memasang ekspresi berpikir. Matanya berkilat, "Menjawab Yang Mulia, hari ini peringatan kematian ibu dari Tabib Yuxi."

"Bagaimana kau tahu?"

"Prajurit bayangan yang ditugaskan mengawasi kediaman Tabib Yuxi mengatakan jika para pangeran dan Tabib Wenching ikut sembahyang tadi sore di belakang halaman kediaman Tabib Yuxi." Keningnya ditekuk dalam. "Jika hari ini peringatan kematian, kenapa mereka mengadakan perayaan?" tanyanya.

Jian Gui tidak langsung menjawab. Ia mengibaskan ujung lengan bajunya. "Sepertinya aku sudah tahu jawabannya." Jian Gui berdiri. "Apa kau mau ikut?"

Bo Lin berekspresi bingung.

Jian Gui berjalan mengitari meja. Ia membawa kedua tangannya ke belakang punggung. "Kita akan menjadi tamu tidak diundang," ucapnya sembari berjalan pergi.

TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang