Hallo! Maaf saya lagi kena virus 'Males' jadi lama update. Hahahaha XD
.
.
.
Dilarang menjiplak, menyalin dan mempublikasikan karya-karya saya tanpa izin penulis.
.
.
.
Bab 08
.
.
.
Happy reading!
.
.
.
Yulan langsung berlari ke arah Mong saat netranya menangkap sosok kakak angkatnya itu berjalan ke arahnya. "Apa yang diinginkannya darimu?" Pertanyaan itu langsung meluncur mulus saat pandangan mereka bertemu. Yulan berjalan mengelilingi Mong, netranya menyisir seluruh tubuh kakak angkatnya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Apa dia menyakitimu?" Kali ini pertanyaan itu dilontarkan dengan nada dan ekspresi serius. Guang Wei dan An Guo yang berdiri disisian di belakangnya berhasil dibuat merinding.
Mong tidak langsung menjawab. Senyumnya terkembang saat dia merangkul Yulan dengan semangat. "Dia tidak menyakitiku dan dia tidak menginginkan apa pun dariku." Jawaban itu tentu tidak langsung dipercaya oleh Yulan. Mong menyentil ujung hidung gadis remaja dalam rangkulannya dan kembali bicara dengan nada bercanda, "Siapa yang bisa menyakitiku saat kau ada bersamaku?"
Ucapan Mong membuat wajah Yulan memerah. Gadis remaja itu balas memeluk kakak angkatnya, erat. "Aku akan menghajar siapa pun yang berani menyakitimu." Mong tersentak saat kerah bajunya ditarik dari arah belakang. Dia menoleh, memicingkan mata saat netranya bersirobok dengan pelaku. "Kau benar-benar mencari mati, Jian An Guo?"
Mong dan Guang Wei tidak bicara. Keduanya menatap Yulan dan An Guo bergantian.
"Berapa umurmu?" An Guo bertanya dengan nada dingin. Ekspresinya tidak terbaca, tapi hal itu justru membuat sudut mulut Mong terangkat, naik. "Kenapa kau tersenyum?"
Decakan Yulan membuat An Guo menyipitkan kedua mata. Dengan ringannya gadis remaja itu melipat kedua tangan di depan dada dan berkata, "Kau cemburu." Itu bukan sebuah pertanyaan, tapi pernyataan yang menohok An Guo, keras.
Yulan menjeda, mengubah posisinya hingga berdiri di depan Mong lalu merentangkan kedua tangan. "Jangan dekat-dekat dengan Kakak Mong. Dia kakakku bukan kakakmu lagi!"
"Siapa juga yang mau menjadi adiknya?" An Guo membalas, sinis. Sikapnya terlihat sangat biasa walau melihat ekspresi terluka Mong karena ucapannya. "Kau boleh mengambilnya. Aku tidak peduli!"
"Kau harus ingat ucapanmu itu, An Guo!" Yulan memberi peringatan dengan sikap bermusuhan. Telunjuknya teracung tepat di depan wajah An Guo. "Jangan salahkan aku jika merebut Kakak Mong darimu. Kau yang menolaknya, ingat itu!"
An Guo tidak menjawab.
"Bisa kalian hentikan?" Guang Wei akhirnya memilih untuk menengahi sebelum suasana semakin memanas. "Kakak Mong bukan barang yang bisa kalian perebutkan." Tatapannya beralih kepada An Guo. "Sampai kapan pun dia tetap menjadi kakakmu."
An Guo masih terdiam, enggan menatap Mong.
"Dan kau, Nona Yulan; kau tidak bisa memisahkan mereka—"
"Aku tidak memisahkan." Yulan memotong, cepat. "Dia yang menolak Kakak Mong. Apa aku harus diam saja setiap An Guo menyakiti hati kakakku?"
Guang Wei memilih diam. Yulan pasti menghajarnya habis-habisan jika dirinya menentang ucapan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)
FantasíaHighest rank #1 Palace VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Awalnya Mong hanya ingin melarikan diri dari keharusan menikah dengan pria pilihan Kepala Suku Chuan. Namun, perjalanannya bersama Yulan serta pertemuan dengan Putra Mahkota Kekais...