Bab 29. Hampa Menganga

520 119 3
                                    

Dilarang menyalin, menjiplak dan mempublikasikan cerita-cerita saya tanpa seizin penulis.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

"Apa kau baik-baik saja?" Jian Lei langsung berlutut di samping Mong yang terduduk. Pakaian wanita itu basah, leher dan beberapa bagian tubuhnya terluka.

Mong tidak bergerak saat Lei menyampirkan jubah miliknya di pundak wanita itu. Kedua kakinya seperti kehilangan tenaga hingga tidak mampu untuk berdiri.

Rasa sakit menjalar di tubuh Mong. Napasnya terdengar sedikit berat. Tubuh Mong terasa panas saat Lei meletakkan telapak tangan di kening wanita itu. Tanpa menunggu persetujuan, Lei membawa tubuh Mong ke dalam gendongannya lalu menaikkan wanita itu ke atas kuda.

Prajurit terlihat sibuk membebaskan para tawanan dan mengikat anggota bandit gunung yang masih hidup sementara prajurit lain mengumpulkan mayat di sisi kiri jalan sebelum mengangkat dan memasukkannya ke dalam kereta yang tadi digunakan oleh para tawanan.

Mereka juga memisahkan anggota bandit yang terluka ke dalam kereta yang awalnya dipakai oleh Ling Er dan memastikan tidak ada anggota bandit gunung yang melarikan diri dari kepungan.

"Kak, aku serahkan sisanya kepada kalian." Lei bicara dengan nada serius kepada Yong dan Jian Ying. Kedua kakaknya itu mengangguk paham dan tanpa menunggu persetujuan, ia pun melajukan kuda cokelat tunggangannya untuk kembali ke Perguruan Feniks.

Perlu dua jam perjalanan hingga akhirnya Jian Lei tiba di Perguruan Feniks. Yulan yang sudah menunggu dengan was-was akhirnya bisa sedikit bernapas lega saat Paman Bungsunya kembali membawa Mong bersamanya.

"Dia terluka," ucap Lei. Dari arah punggung Yulan, Yuxi berlari. Ia tiba di hadapan Jian Lei dengan cepat dan memeriksa sekilas kondisi Mong yang tidak sadarkan diri.

"Izinkan aku untuk memeriksa kondisinya," ucap Yuxi yang dijawab anggukan kepala oleh Lei. Tanpa menunggu lebih lama, Lei pun kembali berjalan membawa Mong menuju Balai Pengobatan.

"Nyonya apa Anda membutuhkan bantuan?" Seorang Tabib pria menawarkan bantuan dengan sopan. Ia berdiri di sisi ranjang tempat Yuxi duduk memeriksa Mong. "Kami memiliki obat-obatan lengkap di sini."

Yuxi menganggukkan kepala. Ia bicara dengan sangat cepat, meminta disiapkan beberapa jenis tanaman obat kering serta meminjam jarum akupuntur untuk digunakan olehnya.

"Kalian bisa menunggu di luar," ucap Yuxi. Ditatapnya Jian Lei, An Guo dan Guang Wei bergantian. "Aku tidak bisa bekerja jika diawasi ketat oleh kalian," sambungnya. Wanita itu dengan tenangnya duduk, menatap ketiga pria itu dengan ekspresi tidak terbaca. "Pakaiannya pun basah, aku harus menggantinya jadi apa kalian akan tetap berdiri di sini?" Satu alis Yuxi diangkat naik saat mengatakannya. Dengan patuh An Guo dan Guang Wei berbalik pergi. Namun, Jian Lei masih berada di tempatnya. Pria itu terlihat sangat cemas luar biasa.

"Tuan Jian Lei, Anda bisa menunggu di luar." Suara Yuxi terdengar sangat lembut saat mengatakannya. Ia bisa mengerti kekhawatiran Jian Lei. "Jangan khawatir, kekasihmu akan baik-baik saja," sambungnya berhasil membuat Jian Lei merona hingga ke kedua telinganya sementara Yulan yang melihat perubahan sang paman pun tidak bisa menyembunyikan senyumannya.

.

.

.

Suasana di dalam Balai Pengobatan sangat sepi saat Yulan dan Guang Wei kembali. Keduanya saling melempar pandangan penuh tanya lalu meletakkan baskom berisi air panas dan lap bersih di meja sisi ranjang.

TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang