Bab 42. Mabuk Tanpa Arak

582 138 9
                                    

Maaf yah, ini gara2 saya masukin tokoh Yuxi jadi jalan ceritanya tambah panjang dan ribet. Maakan untuk semua yang baca. T-T

.

.

.

Dilarang menyalin, menjiplak dan mempublikasikan cerita-cerita saya tanpa seizin penulis.

.

.

.

Happy reading!

.

.

.

Mong terdiam membisu. Telapak tangan wanita itu digenggam erat oleh Jian Lei yang duduk tegak di sampingnya. Kegelisahan keduanya dapat dirasakan oleh Jian Gui saat ini.

"Kenapa kalian begitu tegang?" Jian Gui menatap Mong dan Lei bergantian. Pria itu menunjuk dengan dagu. "Apa itu?" tanyanya. "Kenapa kau menggenggam tangan Mong seperti seorang kekasih?" Menyipitkan mata, ekspresi Jian Gui berubah penuh selidik. "Apa kalian memiliki hubungan romantis di belakangku?"

Panik, Mong berusaha melepas genggaman tangan Lei. Namun, dengan keras kepala Lei mengetatkan genggaman tangannya pada Mong.

"Apa hal itu menjadi masalah untukmu?" Jian Lei bertanya dengan ekspresi tidak terbaca. Pandangannya bersirobok dengan Jian Gui. "Apa akan jadi masalah jika aku memiliki hubungan romantis dengan Mong?" tanyanya lagi.

Yulan menyikut pelan lengan Guang Wei. Wajahnya memerah mendengar penuturan sang paman sementara An Guo hanya bisa menggelengkan kepala. Permasalahan orang dewasa selalu rumit, pikirnya.

Menggendikkan bahu, Jian Gui duduk bertopang kaki. Satu alisnya diangkat naik. "Tidak ada masalah," jawabnya, mengibaskan satu telapak tangan di depan wajah. "Sebaliknya, aku senang jika kalian memiliki hubungan romantis."

Sebentar, kenapa Mong mencium sesuatu yang tidak beres di sini? Raja tidak mungkin tiba-tiba bicara seperti itu tanpa alasan, kan?

"Jika kalian ada hubungan, sekalian saja aku akan mengumumkan pertunangan kalian," ucap Jian Gui membuat jiwa Mong gemetar.

Tidak, jangan gemetar. Jangan terpengaruh! Mong bicara di dalam hati. Ia melirik takut ke arah Jian Lei yang masih belum memperlihatkan reaksi terhadap ucapan raja. Mong tidak bisa membaca pikiran Pangeran Ketujuh saat ini. Apakah Jian Lei marah? Atau menyesal karena terjebak oleh kebohongannya sendiri?

"Tidak masalah." Balasan Jian Lei mengejutkan Mong dan ketiga keponakannya. Pandangan Pangeran Ketujuh masih menatap lekat sang kakak yang kini tersenyum tipis. "Aku sudah memiliki rencana menemui ibu untuk membahas masalah ini," ucapnya begitu tenang. Menggendikkan bahu, ia lanjut bicara, "Tapi kau sudah membahasnya terlebih dahulu jadi kuartikan itu sebagai tanda persetujuanmu untuk hubungan kami."

Jian Gui mengangguk-anggukkan kepala. "Baiklah, kalau begitu setelah sampai di istana aku akan membahas masalah ini dengan ibu juga kau. Kita harus mulai mencari kediaman yang nyaman untuk kau dan Mong tinggali setelah menikah."

"Menikah?" beo Mong, mengerjap lucu. Wajahnya kembali memucat. Udara di sekitarnya terasa dingin hingga menusuk ke tulang. Menelan susah payah, suara Mong gemetar saat lanjut bertanya, "Menikah dengan Jian Lei?"

"Tentu saja menikah dengan Jian Lei," sambar Jian Gui, terkekeh renyah. Ia merasa sangat terhibur melihat ekspresi tidak percaya Mong saat ini. "Apa kau mau menikah dengan Jian Ying atau Yong?"

"Maksud hamba bukan seperti itu."

"Kita akan membahasnya nanti," putus Jian Gui.

Mong melepas napas panjang. Kenapa menjadi seperti ini saat ia memutuskan untuk melupakan Jian Lei? Tanyanya di dalam hati.

TAMAT - MONG (Princess Of The Desert)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang