24. Rencana Agam

41.9K 4.9K 4.1K
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

24. Rencana Agam

Hari ini, tepatnya malam minggu, seperti yang Varen katakan kalau dia akan datang meminta izin pada Orang Tuanya Freya. Tentunya bersama Agam dan Leyla.

Kedatangan mereka membuat keluarga Freya agak kaget. Freya yang lupa dengan perkataan Varen waktu itu pun hanya bisa menampilkan ekspresi bingung.

"Kalau boleh tau ada keperluan apa, ya?" tanya Damar.

"Kedatangan kami ke sini ingin melamar anak kalian." Agam bersuara.

Damar dan Elena sama-sama syok. "Waduh, tiba-tiba sekali, ya, haha." Damar terkekeh pelan.

"Iya, soalnya saya tidak suka bertele-tele," balas Agam. "Jadi, bagaiman keputusannya?"

Damar menoleh ke arah Freya yang terus menunduk. "Eeee, saya dan istri belum bisa menerima ajakan baik dari keluarga. Anak kami juga masih harus menyelesaikan studinya, biarkanlah dia fokus dulu," ujar Damar.

"Tapi anak Om setuju tunangan sama saya," celetuk Varen.

"Saya paham. Tapi biarkan kami mengenal kamu dulu, ya? Soalnya Freya sampai saat ini belum pernah cerita kalau dia punya kekasih," tutur Damar.

"Kalau soal sifat anak saya tidak usah diragukan. Dia ramah, penyayang, sopan, dan sangat sabar. Dia juga masih kuliah sama seperti anak anda tapi sudah berani mengajak tunangan. Itu tandanya anak saya bisa menjadi orang yang bertanggung jawab." Agam menjabarkan karakter Varen yang berbanding terbalik dengan sifat aslinya.

Freya saja mati-matian menahan tawa mendengar hal tersebut.

"Wahh, sangat idaman sekali ternyata. Tapi keputusan saya masih belum bisa menerima, mungkin beberapa bulan kedepan setelah kami mengenal anak anda, baru kami bisa memutuskan." Damar masih bersikeras menolak.

"Terima saja, Pa," bisik Elena.

"Mama diam saja."

"Ya sudah kalau memang seperti itu keputusannya akan kami terima. Kalau begitu kami pamit." Agam berdiri lalu bersalaman dengan Damar.

Sebelum pergi, Varen sempat melirik ke arah Freya yang masih saja menunduk. "Ck, kenapa nunduk mulu, sih!" batin Varen.

Selama di perjalanan Varen hanya diam dengan tampang yang tidak memiliki semangat hidup. Agam sesekali melirik lewat kaca depan mobil.

"Nggak usah kayak orang habis putus cinta," celetuk Agam.

"Hustt, jangan gitu." Leyla menepuk paha Agam.

VAREN:Dangerous (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang