33. Amarah

29K 2.9K 4.8K
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

33. Amarah

Freya menghampiri Mang Udin dengan berlinang air mata. Mang Udin yang melihat itu pun jadi khawatir.

"Waduh, Neng Freya kenapa nangis gini?"

"Kita pulang aja deh, Mang," ucap Freya.

"Oke-oke kita pulang saja." Mang Udin memberikan helm pada Freya. Mereka pun pergi dari tempat tersebut.

Selama di perjalanan Freya masih menangis. Dia sakit hati sekali pada Varen. Terlebih cowok itu jalan bersama gadis lain, padahal Varen mengatakan kalau dia sangat sibuk.

"Kita udah sampai, Neng," beritahu Mang Udin.

"M-makasih, ya, Mang. Maaf ngerepotin malam-malam."

"Tidak apa-apa. Neng Freya baik-baik aja, kan?" tanya Mang Udin lagi.

"Baik kok. Tadi matanya Freya kelilipan debu makanya nangis, hehe," bohongnya.

"Oalah, kirain tadi kenapa. Yasudah, Mamang pergi dulu ya," pamit Mang Udin.

"Hati-hati, Mang," pesan Freya.

Freya masuk ke dalam rumah. Dia tak sengaja berpapasan dengan Cici di ruang tengah.

"Kamu nangis, Frey?" tanya Cici melihat mata sembab Freya.

"Siapa yang buat kamu nangis? Varen?" tebak Cici.

Freya tidak tahu harus bercerita dengan siapa lagi. Jadi, dia menumpahkan semuanya pada Cici. Dia menceritakan kejadian tadi dan juga sifat Varen yang tiba-tiba berubah.

"Serius Varen jalan sama cewek? Dan dia malah ngebiarin kamu pulang sendiri? Jahat banget dia!" Cici ikutan kesal.

"Aku aja bingung, Ci. Dia nggak ngejelasin apapun sama aku," lirih Freya.

"Udah kamu tenang dulu. Mungkin, besok dia baru mau jelasin semuanya?"

"Emang iya? Chat aku aja dibalas lama banget. Nggak kayak biasanya," cicit Freya.

"Mending kamu tidur aja, Frey. Jangan terlalu dipikirin, besok kamu ada kelas pagi, kan?"

"Iya, yaudah aku tidur duluan, ya, Ci. Makasih udah dengerin curhatan aku," pamit Freya.

"Kalau mau cerita lagi panggil aku, ya, Frey," ucap Cici. Freya hanya mengangguk pelan.

***

Paginya, Freya bangun dengan mata sembab. Dia memperhatikan wajahnya di depan cermin, terlihat memprihatinkan.

"Jelek banget," gumam Freya. Dia pun memakai bedak dan juga lip balm untuk menutupi wajah sembabnya. Pagi ini dia ada kelas dan dia tidak mau teman-temannya melihat dirinya seperti ini.

VAREN:Dangerous (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang