‼️Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ‼️
Ini kisah anak nya Agam ya gaesss
"Apa lihat-lihat?" Freya bertanya dengan ekspresi tidak santai.
Varen menaikkan sebelah alisnya, berani sekali gadis ini menunjukkan ekspresi seperti itu pada...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
22. Hilang Ingatan
Freya sedang menyuapi Varen, di ruangan itu masih hanya mereka berdua saja. Sementara teman-teman Varen berada di luar. Ya, Varen memang sengaja menyuruh keempat temannya menunggu di luar supaya tidak mengganggu waktunya bersama Freya.
"Gue mau minum," pinta Varen.
Freya langsung mengambil gelas yang berisi air minum lalu diberikan pada Varen.
"Gue udah kenyang," beritahu Varen ketika Freya hendak menyuapinya kembali.
"Oke. Sekarang kamu minum obat, ya." Freya membuka satu persatu obat cowok itu.
"Ini, minumnya satu-satu aja kalau nggak tahan pahit," kata Freya sembari memberikan obat ke tangan Varen.
"Cih, gue bukan cowok lemah! Bakal gue minum sekaligus, nih, obat." Varen menerima obat itu dan langsung dia minum bersamaan.
"Iya, iya, sipaling kuat," cicit Freya. Dia merapikan alat makan Varen.
Suara pintu yang dibuka mengalihkan perhatian keduanya. "Eeee, gue masuk, ya?"
"Iya, masuk aja." Freya menjawab Dean.
"Kenapa?" tanya Varen pada cowok itu, padahal dia sudah mengatakan agar tidak masuk tadi.
"Cewek yang lo tabrak udah sadar," beritahu Dean.
"Trus?"
Dean menggaruk leher belakangnya. "Tuh, cewek hilang ingatan, Ren."
"Siapa yang hilang ingatan?" Freya menimpali. Pasalnya dia belum tahu jika Varen menabrak orang lain.
"Lo belum tau? Si Varen nabrak cewek juga dan sekarang tuh cewek hilang ingatan."
"Astaga! Kasihan banget, dia ada di ruangan nomor berapa?" tanya Freya.
"Di lantai yang sama, nomor sembilan."
"Kalau gitu aku ke sana dulu, ya," balas Freya. Namun, Varen langsung menahannya.
"Nggak perlu. Biar gue aja yang ke sana."
"Aku mau ikut." Freya tetap kekeh.
"Ck, ngeyel," gumam Varen. "Ya udah lo boleh ikut," balas Varen.
"Yeayy," girang Freya. Dia segera membantu Varen turun dari kasur.
"Kamu butuh kursi roda?" tanya Freya.
"Nggak, gue masih kuat jalan."
"Oh oke." Freya pun membiarkan Varen berjalan sendiri.
"Gue nggak bisa jalan sendiri, harus dipapah," cicit Varen.
"Sini gue—" Dean ingin menawarkan bantuan tapi langsung ditolak oleh Varen.
