02. Malah Kesasar

112K 12.2K 2.9K
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02. Malah Kesasar

Tangan Freya ditarik kasar keluar kafe oleh Varen. Banyak yang melihat kejadian itu tapi mereka hanya menatap biasa dan kembali melanjutkan kegiatan mereka.

Varen baru melepas cekalannya ketika mereka sudah di luar kafe. Dia memberikan tatapan tajamnya ke arah Freya. "Sialan! Lo udah buat gue malu di depan temen-temen gue!" desis Varen.

Freya terdiam sembari mengusap pergelangan tangannya yang memerah karena perbuatan Varen itu.

"Ck! Jangan diem, sialan!" bentak Varen.

"Aku bukan sialan! Kamu kali yang sialan!"

Varen hendak menarik tangan Freya, tetapi, dengan gerakan cepat Freya langsung menghindar. "Nggak usah kasar, bisa? Nih liat tangan aku sampai merah gara-gara kamu." Freya menunjukkan pergelangan tangannya yang memerah pada Varen.

"Lo pikir gue peduli? Bahkan gue bisa aja patahin tangan lo saat ini juga!" balas Varen.

Freya menelan ludahnya susah payah setelah mendengar ucapan dari Varen. "Coba aja, palingan kamu langsung di gebukin sama warga di sini," ujar Freya mencoba untuk tidak takut.

"Lo nantangin gue, hm?" Varen berjalan mendekati Freya. Sontak, Freya berjalan mundur. Dia melihat ke kiri dan ke kanan untuk mencari bantuan tapi tidak ada yang tampak peduli dengannya. Freya tidak tahu harus apa, cowok ini masih terus menatapnya tajam.

"Freya!" teriak seseorang dari arah kiri mereka. Keduanya sama-sama menoleh ke sumber suara. Freya bernapas lega ketika melihat ketiga sahabatnya datang. Cowok di depannya ini seketika berhenti.

"Kita cariin dari tadi ternyata lo di sini. Btw, dia siapa lo?" tanya Zoe.

"Bukan siapa-siapa aku kok. Eh, mending kita pergi dari sini, ayo!" Freya mengajak ketiga sahabatnya untuk segera menjauhi Varen.

Varen menatap kepergian gadis itu, seringai tipis terukir di bibirnya. "Target selanjutnya."

Varen kembali masuk ke kafe dan duduk di kursinya. Tatapan aneh dari teman-temannya langsung menghunusnya.

"Ck, ngapain lo pada," kata Varen.

"Siapa tuh cewek? Datang-datang malah bilang lo cabul?" tanya Alfredo.

"Dia korban yang lo cabuli, Ren? Ih, gue kaget banget ngeliat lo berbuat kayak gitu," ucap Patrick.

"Diem lo! Gue nggak cabuli siapapun!" tekankan Varen agar teman-temannya percaya.

"Trus, yang tadi siapa?" tanya ulang Alfredo.

"Gue juga nggak kenal dia," balas Varen.

"Nggak mungkin! Jujur ajalah, Ren, kita bakal biasa aja kok," sahut Patrick.

VAREN:Dangerous (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang