4. Yesseh

214 35 43
                                    

Daripada terus terpaku dengan laki-laki itu, entah aku terpaku atau terpukau, aku memutuskan untuk abai. Mungkin saja di pertemuan pertama kami dia memang sedang memiliki masalah, sehingga suasana hatinya menjadi buruk, dan mungkin saja sepanjang hari dia sudah introspeksi diri, lalu keramah tamahannya tadi adalah bentuk dari dia ingin meminta maaf tanpa kata.


Aku keluar dari perpustakaan untuk menyusul Zinnia, di pintu depan kami malah berpapasan dan dia langsung menggelengkan kepalanya sebagai isyarat tidak menemukan buku itu di sana. Aku berterima kasih dan kami memutuskan untuk pulang.

Sesaat sebelum aku memesan ojek online, notifikasi mengambang muncul di atas layar ponsel, pemberitahuan dari grup UKM Riset yang Yesseh ikuti, hari ini pertemuan pertama mereka. Aku sangat tahu Yesseh takkan bisa menghadirinya langsung karena sekarang aku fronting sendiri, aku berinisiatif untuk tidak jadi pulang dan menggantikannya di pertemuan pertama ini.

Sebenarnya aku sengaja tidak memberi Yesseh kesempatan untuk lari ataupun mengurungkan niatnya ikut UKM. Tujuanku hanya satu, aku ingin dia berkelompok dan berteman.

Kebetulan aku sedang uzur. Masjid dan musala mungkin saja dipenuhi oleh laki-laki yang sedang salat Jumat. Jadi, aku memutuskan untuk langsung ke Fakultas Biologi dan berkeliling terlebih dahulu. Waktu berkumpulnya juga masih lama. Aku memperkirakan mungkin saja jamnya juga akan melar seperti UKM kami waktu itu. Aku berkeliling, ternyata fakultas ini memiliki beberapa laboratorium.

"Inikah alasanmu memilih UKM Riset?" batinku saat melihat peralatan-peralatan yang ada di sana hanya dengan melalui kaca pintu. Isi laboratorium ini berhasil membuatku terpukau, mikroskop, pisau-pisau bedah, dan masih banyak lagi. Aku masih tidak tahu lab-lab ini menyimpan apa saja di dalam sana.

Waktu berkelilingku sepertinya sudah habis, aku memutuskan untuk pergi ke tempat yang ditetapkan. Mereka semua sudah berkumpul, aku sedikit terlambat. Setelah meminta maaf atas keterlambatanku, aku pun ikut duduk dan bergabung dengan anggota lain.

Maaf, Yesseh, aku membuat kesan pertamamu menjadi tidak baik.

Aku berdiri saat tiba giliran Yesseh untuk memperkenalkan diri. Aku mengatur napas sedang mencoba sebaik mungkin meniru intonasi Yesseh dan seperti apa kira-kira dia akan memperkenalkan dirinya.

"Namaku Yesseh. Yessica Mayasari."

Begitulah, pertemuan utama UKM Riset berjalan lancar sampai akhir, orang-orangnya juga seru-seru. Semoga Yesseh betah di sana.

Aku pulang dan langsung mengunci pintu dengan cepat, membuka kaus kakiku kemudian menuju kasur untuk tiduran. Sudah tidak ada lagi rasa kantuk.

"Ganti dulu gamisnya, Baby Girl."

"Gak mau." Aku menggeliat dan memeluk guling. "Punggungku mau patah!"

Seperti biasa dia akan mengejekku dengan sebutan dramatis. "Cuci kaki dulu, Sayang."

"Iyaaa." Aku bangun dari tidurku dan bergegas ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Tentunya sambil memanyunkan bibir. "Ayang, kenapa Ayang baru datang?" ucapku sambil menggosok wajah dengan sabun muka dengan gerakan lembut memutar.

"Emangnya kenapa?"

Berarti dia memang tidak tahu tadi ada pertemuan pertama UKM.

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang