41. Maukah Kau Tersenyum Untukku?

94 28 12
                                    

"Bang Reyndra." Aku mengirimkan sebuah pesan pribadi.

"Hey," jawabnya singkat. "Pagi-pagi ngechat. Kenapa?"

"Kita gak punya foto bareng untuk kenang-kenangan." Aku menjelaskan panjang lebar padahal intinya hanyalah aku ingin mengajaknya berfoto.

"Waktu foto wisuda kemaren co-con, kan?"

"HIIIIH."

Dia mengirimkan satu emot tawa.

"Seriuslah, Abang."

"Iya, iya. Jadi, mau gimana?"

"Gak tahu." Aku mengirimkan tiga emotikon berkaca-kaca.

"Aku ke sana, kita selfie."

Kalau aku ini sebuah karakter anime, mukaku pasti sudah bersinar-sinar dengan mata yang benar-benar membulat. "Abang beneran mau selfie sama aku?"

"Iya, mau gimana lagi, kan. Udah mandi belum?"

Aku mengirimkan emot nyengir. "Hehe."

"Sana mandi dulu. Kebetulan ada Rudra di sini, nanti kami berdua ke sana. Foto doang, pulang."

"Yeaaaay, ada Bang Rudra. Abang pake kemeja putih yang kemaren, ya."

"Harus banget, ya?"

"Foto ala-ala wisuda lah, Abang."

"Waduh, udah dicuci. Pake kemeja hitam aja, ya?"

"Ya, udah, deh. Pake dasi."

"Astaga."

"Kuaduin Dedek Yessa."

"Iya-iya."

Aku tertawa karena ancamanku berhasil. "Kemejanya kancing rapi-rapi."

"Ya, kan, pake dasi."

"Yesseh pake dasi gak dikancing atasnya."

"Iya, rapi-rapi."

Aku pun pergi mandi dan memakai gamis putih yang Kayana berikan kemaren. Aku sudah rapi dengan jilbab segi empat warna hitam. Hitam putih seperti Yesseh yudisium kemaren. Aku sudah mencukupkan diri dengan foto wisuda bersama mereka saat foto wisuda bersama Bang Adrian, jadi hanya perlu mengambil foto untuk kenang-kenangan dengan Bang Reyndra saja.

Aku membukakan pagar saat mendengar klakson motor. Bang Reyndra turun dengan penampilannya yang sangat rapi persis seperti permintaanku.

"Pake gamis segala."

"Kenapa?" tanyaku heran. "Abang rapi masa aku ngegembel."

Dia terkekeh. "Kan bisa simpel aja."

"Simpel ini, Abang. Tinggal masukin lewat kepala, selesai."

Bang Rudra menerima kamera Yanish yang kusodorkan padanya. Aku dan Bang Reyndra hanya berfoto formal. Kami berdua sama-sama mati gaya. Aku menyukai hasil fotonya dan mengajak mereka selfie menggunakan kamera ponsel agar Bang Rudra juga bisa masuk frame.

"Udah-udah," protes Bang Reyndra yang sudah bingung harus membuat pose selfie seperti apa lagi.

"Belum, Reyn."

Aku menyudahi proses selfie ini.

"Nanti ajari kakak kembarmu berekspresi."

"Ekpresi imut maksudnya?" Bang Rudra menaikturunkan alisnya.

"Nanti fotonya kirim."

"Siap," kataku.

"Ye, dikacangin." Bang Rudra menjadi kesal.

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang