26. Antara Cenayang atau Ikatan Batin

105 25 0
                                    

Saat ini aku sedang senyum-senyum karena melakukan sebuah hobi, hobi yang paling kusuka melebihi membaca cerita bergenre romance comedy. Bahkan hobi satu ini lebih bisa membuatku senyum-senyum daripada hobi yang satu tadi. Memandangi Yessehku.

"Kenapa, Sayang?"

"Ngelihatin, Ayang." Aku menumpu pipiku dengan kedua tanganku melihat dia yang sedang tepar tergeletak di lantai. "Banyak endorse-an, Ayang?" tanyaku sambil cengengesan.

"Pake nanya," dia mengibas-ngibaskan kaos hitamnya untuk mendapatkan angin, "kan kamu yang nerima semuanya."

Banyak fashion item yang sedang berserekan di sisinya. Aku sengaja menerima semuanya agar dia mau membuat video.

"Kamu masih perlu video? Kayaknya kamu lebih suka lihat langsung, deh."

"Langsung sama video. Kan video bisa diulang-ulang." Aku memberikan senyum lebarku padanya yang sudah sangat berkeringat itu.

Dia sangat kecapaian apalagi tadi Bang Yohan habis dari luar dengan membawa koper di motornya, hal itu benar-benar membuat badannya tidak nyaman sepanjang mengantar Sakura pulang.

"Ayang." Aku memeluknya.

"Udah di samping aja ternyata."

"Hihi."

"Mau apa, Sayang?"

Aku mengatakan ingin mengecek grup Darah Biru KW dan dia yang memberikan ponselnya padaku.

"Lihat story IG Yessi ampe titik-titik udah kek orang jualan."

Pantas saja feeling-ku tidak enak, ternyata Bang Rudra membuka obrolan dengan meng-ghibahiku.

"Pasti titik-titik isinya ngebucinin Yesseh semua," timbal Kayana.

Aku masih terus menggulir pesan belum terbaca yang hanya ada 20-an ini.

"Gitu semua isi sosmednya. FB, TW, Tiktok. Gas merambah ke YouTube." Bang Reyndra mengakhiri chat yang ini dengan mention nomor kami.

"Kau punya FB sama Twitter, Reyn?" tanya Bang Rudra.

"Mari kita lihat, siapa yang meluangkan waktunya untuk men-stalking kembaranku." Yesseh membalas pesan yang Bang Rudra tujukan untuk Bang Reyndra itu.

Harusnya aku yang ingin nimbrung di sini, dia malah mendahuluiku.

"Aku mencari jawaban atas sesuatu."

"Sudah temukan jawabanmu?"

"Lebih dari itu."

Kulihat Bang Rudra sedang mengetik dan berhenti.

"Yes, barusan aku dicubit Reyndra." Dia mengadu pada Yesseh.

"Kalau itu aku, aku tak hanya akan mencubitmu."

Aku tertawa karena Bang Rudra salah tempat mengadu.

"Kaaaaay." Tak lupa dengan emot nangis. Suara dan ekspresinya jadi terbayang jelas olehku.

"Mana Kayana?" tanya Yesseh.

"Kalau gak lagi baca novel, berarti nge-fangirl, atau eksperimen memasak."

"Kau menguntit adekku?"

"Sembarangan kau, Reyn."

"Kalau lagi sebelahan jangan gelud di chatting. Baku hantam lah."

"Dua lawan satu. Kalah aku."

Seseorang yang hampir membuat petisi pada Whatsapp agar developer-nya menambahkan fitur 'jangan terima pesan' dan fitur 'matikan balasan story' kala itu, sekarang dia sedang asyik mengobrol di grup ini.

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang