51. Perhatian kepada Satu Sama Lain

92 21 26
                                    

Yesseh membongkar semua produk yang dia terima untuk dipromosikan di sosial medianya. Dia memindahkan semua fashion item yang sangat berantakan di lantai ini ke atas kasur. Ternyata masih ada satu kotak yang tersisa.

Yesseh memilih untuk memasukkan semua boks paket yang telah dibongkar tadi ke dalam kardus besae sehingga semua hal-hal yang mengganggu pemandangan tadi langsung lenyap. Dia membuka bingkisan paket yang terakhir. Keningnya berkerut saat melihat semua isinya. "APA INI?!" Dia mengangkat hoodie hitam dengan tanduk merah di topinya. "Baby Girl?"

"Enggak, Ayang. Aku gak tahu." Aku menjelaskan kalau aku tidak menerima perjanjian untuk mempromosikan produk yang sedang dia pegang itu.

Dia melihat label di paketnya dan langsung memeriksa percakapanku dengan pihak yang mengirim itu dari atas hingga ke bawah. "Kenapa produk yang kalian kirimkan tidak sesuai perjanjian?" Dia mengirim foto paket yang sudah terbuka.

Balasan dari pihak sana membuat Yesseh sangat murka, dia langsung memencet panggilan suara.

"Ayang, tenang, Ayang." Aku menjadi sangat panik.

Aku sedikit lega karena mereka tidak menjawab teleponnya.

"Jangan main-main denganku. Akan ku-refund semuanya." Dia kembali memasukkan semua produk tadi ke dalam kotak dengan sangat kasar. Dia mengetik pesan lagi. "Tidak jadi kukembalikan, akan ku-refund beserta seluruh harga produk ini."

Dia memutuskan untuk membeli produk yang terlanjur dikirimkan dan langsung membayar semuanya. "Silakan black list aku dari daftar kalian."

Dia memasukkan semua isinya ke dalam kantong, dia turun dari apartemen menggunakan lift dan langsung menaiki sepedanya. Dia sudah sampai dan masuk ke dalam rumah yang entah sejak kapan pintunya sudah selalu terbuka.

Bang Yaoshan langsung bangun dari tidurannya di sofa.

"Aku minta sebotol alkoholmu."

"Kau bilang-"

Dia melihat apa yang Yesseh bawa. "Ayo." Dia mengajaknya ke dapur dan memberikan sebotol alkohol.

"Aku mau membakar baju-bajuku yang rusak." Yesseh memegang ujung botolnya.

Bang Yaoshan langsung mengajaknya ke halaman belakang. Yesseh langsung mengeluarkan semua isi kantongnya dan membuka botol alhokol itu dengan mudah.

"Dari mana kau mempelajari itu?"

"Tidak sengaja lihat video yang lewat." Dia langsung menuangkan isi botolnya ke semua pakaian yang dia bawa.

"Kau bilang rusak." Bang Yaoshan heran melihat semua pakaian yang sudah Yesseh siram dengan alhokolnya. "Itu semua masih bagus."

Yesseh mengulurkan tangannya meminta sesuatu.

"Terlihat masih baru." Bang Yaoshan memberikan korek api yang dia pegang.

Yesseh menggesekkan setangkai korek api, dia langsung melemparkannya ke baju begitu apinya menyala.

Yesseh melihat api merah yang berkobaran di hadapannya. "Tambah di regulasinya, Baby Girl." Nadanya sangat dingin dan serius. "Kita menolak semua produk yang mengandung unsur devil, satan, illuminati, dan juga pluralisme dalam kepercayaan."

Aku mengangguk.

Sekarang Bang Yaoshan paham alasan dia membakar semua pakaian tadi. Dia mengajaknya kembali masuk dalam.

Yesseh menurut. Mereka berdua meninggalkan api yang masih berkobaran.

"Kenapa banyak sekali?" Yesseh melihat botol-botol alkohol yang ada di dalam kulkas khusus dan menoleh pada Bang Yaoshan. "Kau bisa minum berapa botol dalam sehari?"

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang