5. Datang Berdua?

179 34 7
                                    

Aku sudah berada di warung kopi yang Bang Taka maksud, sengaja datang lebih awal karena tak enak kalau mereka yang tiba duluan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sudah berada di warung kopi yang Bang Taka maksud, sengaja datang lebih awal karena tak enak kalau mereka yang tiba duluan. Aku langsung masuk ke dalam dan memilih meja yang jumlah kursinya empat.

Aku merogoh ponsel dari tas dan mengirimkan pesan ke Instagram Bang Taka. "Yessi udah sampai, Bang."

Sepuluh menit berlalu pesanku belum juga dibaca. Sepertinya mereka sedang dalam perjalanan. Aku melipat kedua tanganku di atas meja dan menenggelamkan wajahku ke sana. Aku bosan. Sedikit menyesal karena memutuskan datang terlalu cepat.

"Yessi."

Suara berat dari seorang laki-laki membuatku mengangkat wajahku kembali. "Iya, Bang. Yessi."

"Sendiri?"

Entah dia sedang berbasa-basi atau apa.

"Seperti yang Abang lihat."

Dia mengangguk kecil dan mengambil posisi tepat di hadapanku lalu berkata sambil tersenyum. "Abang datang berdua."

Aku mencari keberadaan yang satunya lagi dari arah jalan masuk. "Mana?"

Laki-laki yang mengenakan kaus krem dan jeans putih itu tersenyum. "Ada."

Aku kembali melihat ke arah tadi dia datang. "Oh, bareng Kak Kayana." Ada Bang Rudra juga di belakangnya.

"Bang, Yes, udah nunggu lama?" tanya gadis yang baru sampai itu.

Bang Rudra langsung mengambil kursi di samping Bang Taka dan menepuk pundaknya. "Udah lama, Bang?"

"Baru, Rud. Yessi yang udah lama kayaknya." Dia melihat ke arahku.

"Gak terlalu lama, kok."

Mereka semua datang di bawah pukul sepuluh. Aku yang berlebihan datang di pukul sembilan lewat. Kak Kayana mengambil posisi duduk di kursi yang tersisa di sebelahku.

"Ayo, pesan dulu." Bang Taka memasukkan ponsel yang tadi dia lihat ke sakunya. "Maaf, tadi Abang di jalan gak lihat hape," ujarnya padaku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum kikuk. Aku masih merasa kaku berada di tengah-tengah seniorku ini.

"Aku pesanan biasa, Bang." Kak Kayana menyingkirkan anak rambutnya yang mengganggu mata.

"Aku juga biasa, Bang," ucap Bang Rudra juga.

"Yessi?"

Aku hanya menggelengkan kepala karena tak tahu harus pesan apa. Ini pertama kalinya aku ke sini dan ke tempat sejenis ini.

Bang Taka berdiri dan mengajakku ikut bersamanya, tubuhku ini rasanya tersihir karena aku bergerak sendiri otomatis mengekor di belakangnya.

Bang Taka memesan pesanan mereka bertiga sedangkan aku hanya berdiri mematung memerhatikannya. Baristanya menoleh dan tersenyum ramah padaku, refleks aku membalas senyumannya.

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang