72. Kecemburuan

71 20 9
                                    

Yesseh menghapus kembali pesan yang sudah dia ketik dan mengetik ulang. "Di mana kau?"

Bang Yaoshan mengirimkan gambar yang akan menjadi patokan Yesseh untuk bisa menemukannya.

"Ada apa?" tanya lelaki di sebelahnya karena Yesseh menatapnya agak lama.

"Ayo, makan. Aku lapar."

Dia menurut dan ikut saja ke mana kaki Yesseh melangkah sementara jantungku sudah berdegup kencang karena membayangkan hal yang buruk akan terjadi.

Yesseh sudah bisa menangkap punggung Bang Yaoshan. "Ke sana." Yesseh menunjuk ke arah tempat makan itu.
Keduanya berjalan menghampiri seseorang yang sedang menunggu mereka.

"Dia orangnya?" Lelaki yang mengenakan pakaian serba hitam itu berdiri menyambut mereka berdua. "Putra Kak Syifa?" tanyanya pada Yesseh dengan senyum miring.

"Yaoshan." Dia mengulurkan tangan kanannya. "Meng Yaoshan."

"Reyndra." Pria yang sedang mengenakan pakaian serba putih di sebelah Yesseh itu menyambut uluran tangan orang di hadapannya. "Reyndra Jayantaka."

Ini seperti pertemuan antara hitam dan putih.

"Sampaikan salamku pada Kak Syifa dan juga saudaramu-Adrian."

"Akan kusampaikan pada Bunda. Adrian ada di belakangmu, dia sudah menjawab salammu. Katanya, 'wa'alaikumussalam'."

Mereka bertiga duduk dan memesan, Bang Reyndra menyerahkan pesanannya pada mereka berdua karena dia tidak paham dengan menu yang ada.

"YESSEH!

Yesseh terkekeh mendengar suara melengking itu.

"Dia orangnya?" Bang Yaoshan bertanya lalu menoleh ke arah Bang Reyndra. "Gadis mungil sebatang kara yang kau maksud?"

Yesseh mengangguk dan berdiri untuk menghampiri tempat duduk Mei Lin.

"Mereka siapa?" tanyanya dan langsung memeluk pinggang Yesseh seperti biasa.

"Teman-temanku."
Dia sedikit mengintip dari balik perut Yesseh. "Yang itu ganteng."

Yesseh memastikan siapa orang yang dia maksud. "Listen to me carefully," dia menangkupkan kedua tangannya ke wajahnya, "Don't be deceived by charismatic people, they could be dangerous."

"Don't try to fix someone, they won't change if they don't want to change. Maybe, they can treat you better than others only if you are the one."

Yesseh melepaskan pipi Mei Lin karena wajah gadis itu sudah tampak seperti mulut ikan Koi.

"Talk about you, Yesseh?" Dia memijat pipinya dengan gerakan memutar berusaha mengembalikan bentuknya seperti semula.

"Yeaaah ...," Yesseh terkekeh, "I talk ...," dia menoleh kepada Bang Yaoshan, "about me."

Yesseh sedikit mengangguk karena teman laki-laki Mei Lin menyapanya dengan senyuman yang dipaksakan.

"Pulang sama siapa?" Yesseh bertanya menggunakan bahasa China.

"Dia." Mei Lin menoleh ke orang yang dia maksud.

"Your boyfriend?"

"My friend."

"Take care of her." Dia memercayakan Mei Lin pada teman laki-lakinya.

Teman laki-laki gadis mungil ini hanya mengangguk.

Yesseh mengusap kepala gadis yang kedua tangannya sudah kembali melekat dan melingkar di pinggangnya. "Minum secukupnya, jangan sampai terlalu mabuk."

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang