42. Keputusan, Perpisahan, dan Kesedihan

86 28 2
                                    

"Baby Girl." Yesseh benar-benar sudah terkapar di lantai dengan tubuh yang sangat berkeringat. Dia bahkan sudah melepas dan melemparkan kaosnya.

"Iya, Ayang?"

Dia menanyakan bagaimana kami akan mendapatkan uang di Sichuan nanti. Aku mengusulkan untuk tetap menawarkan jasa paid promote seperti biasa.

"Ongkirnya juga gak terlalu mahal." Aku menceritakan kalau aku sudah mengecek biaya ekspedisi untuk mengirimkan barang ke luar negeri.

"Jadi, gitu, ya."

"Iya, Yesseh aku."

Dia mengatakan untuk memberhentikan sementara jasa paid promote ini karena kami akan sibuk mempersiapkan segala hal untuk keberangkatan.

"Slotnya aja dikitin, Ayang."

"Enggak, Baby Girl."

Keputusannya untuk memberhentikan ini sementara benar-benar sudah final.
"Kalau yang cuma post story?" Aku memberitahu kalau konten promosinya dari brand bersangkutan.

"Aku tinggal posting aja?"

"Iya, Ayang."

"Ya, udah." Dia mengibaskan kaos dalamnya. "Yang itu boleh."

"Yes, bisa mundur, gak?" pinta Bang Yohan.

Yesseh memejamkan matanya untuk berkonsentrasi dan membiarkan Bang Yohan maju ke depan. Dia menggeleng. "Front stuck, Han." Dia meminta maaf karena tahu pasti ada hal penting yang ingin abangnya lakukan. "Mau apa?"

"Nganter Sakura ke bandara."

"Jam berapa?"

"Sore, jam 3-an."

"Plan B?"

"Datang langsung aja ke bandara." Bang Yohan memberi tahu bandara keberangkatannya.

"Terus?"

"Kasihin gambar yang dibikin Yessa."

"Di mana gambarnya?" Yesseh bangkit dari tidurannya.

"Di lemari."

Yesseh menuju lemari yang dimaksud.

"Map coklat, Yes."

Yesseh mengambil map coklat dan memeriksa isinya dan memasukkannya lagi. Dia sudah mengambil map yang benar dan langsung meletakkan itu di jok motornya agar dia tidak lupa membawanya.

Yessa menggambar dua jenis bunga menggunakan cat air yang Sakura berikan.

"Ada lagi, Han?"

"Udah itu aja."

Hingga waktu penerbangan semakin dekat, ternyata Yesseh masih front stuck, sehingga rencana B tadi yang harus dijalankan. Dia berganti pakaian dan langsung menuju ke bandara. Menurut perkiraan, kemungkinan Sakura sedang menunggu penerbangannya sendirian, makanya dia melajukan motornya dengan sedikit mengebut.

Yesseh langsung mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruang tunggu. Pandangannya berhenti saat menangkap sesosok gadis yang sedang mengenakan blouse warna merah muda. Warna bunga sakura.

"Susah sekali mencarimu." Yesseh langsung duduk di dekatnya.

"Yesseh."

"Maaf, terlambat. Seharusnya kau mengabari."

"Aku sudah kabari Yohan."

"Di IG?" Yesseh mengatakan kami menjunjung privasi untuk akun-akun personal. "Seharusnya kabari di WA."

"Aku belum punya WA kalian."

"Oh, iya." Yesseh mendengkus. "Aku tidak tahu."

Dia mengeluarkan ponsel dan meminta Sakura menyebutkan nomornya kemudian menyimpan nomor 12 digit itu dengan nama Sakura. "Namamu Sakura apa?" Yesseh kembali memasukkan ponsel itu ke sakunya.

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang