76. Kami Semua Mengatakan Iya (Tamat)

127 19 29
                                    

Yesseh tersenyum melihat dirinya di dalam cermin, hari ini adalah hari yang sangat dia tunggu, karena dia akan menemui kemenangannya. Di lehernya sedang tergantung kalung Yin milikku.

Pintunya diketuk, ada seorang laki-laki yang sedang tersenyum dengan one set yang serba putih ketika Yesseh membuka pintunya. Yesseh ikut tersenyum. "Sebentar, ya." Yesseh kembali masuk ke dalam dan memakai jaket favoritnya.

"Ayo." Yesseh menutup pintunya dan mereka turun bersama ke bawah. "Kau sudah sangat siap untuk mengalahkanku, ya?" Dia memukul pelan ujung topi Bang Reyndra yang juga berwarna putih.

"Aku tidak ingin mengalahkanmu, tapi aku memang sudah tidak sabar untuk menang."

Yesseh tersenyum lebar dan menghentikan langkahnya. "Bagaimana kalau kita pemanasan dulu."

Air muka Bang Reyndra langsung berubah saat melihat Yesseh mengambil ancang-ancang. Ternyata dia yang berlari dahuluan.

"HOY!" Yesseh berteriak dan langsung berlari mengejarnya.

Yesseh berlari berbelok ke simpangan arah kanan sedangkan Bang Reyndra berbelok ke kiri. Yesseh langsung putar haluan dan terus mengejarnya. Bukan kekalahan yang saat ini sedang Yesseh khawatirkan. Dia takut lawan yang ada di hadapannya itu akan terkilir, dia takut kaki itu akan menyandung sesuatu lalu dia terjatuh. Yesseh mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengejar Bang Reyndra agar di antara mereka tidak terlalu jauh terbentang.

Hitam mengejar putih.

"Kau curang," protesnya karena sedikit pun Yesseh tak mampu menyamai langkah kakinya tadi. Dia terengah sekaligus lega laki-laki itu tidak kenapa-napa.

"Aku sudah diperingatkan Bang Yaoshan agar jangan sampai kalah start."

"Aku memang tidak seharusnya meragukan hasil didikan Yaoshan." Yesseh merasakan tenggorokannya sangat kering. Dia mengajak Bang Reyndra membeli minum di vending machine.

"Kau mau apa?" tanya Yesseh. "Biar aku yang membelikanmu, tidak boleh menolak."

"Cola."

Yesseh memasukkan uangnya dan membeli dua Cola. "Nih." Yesseh menyerahkan di Cola di tangan kanannya sambil tersenyum dan mengajaknya duduk.

Terdengar suara desis saat mereka membuka kalengnya.

"Oh, ya, di mana tukang cukurnya?"

Yesseh menggaruk alisnya karena mereka tadi seharusnya berbelok ke arah kanan. "Coba lihat rambutmu."

Dia melepas topinya dan berdiri kemudian memutar.

"Hm, ternyata tidak terlalu panjang." Yesseh memintanya kembali duduk dengan sangat lembut. "Apa kau tidak memakai snow spray?"

"Apa itu?"

"Semprotan yang mengeluarkan busa itu." Yesseh mengingat apa saja yang Bang Yaoshan pakai untuk rambutnya.

Bang Reyndra menggeleng. "Aku tidak memakai apa pun."

Yesseh melihat rambutnya yang sangat pekat dan lebat. "Tak usah dipotong." Yesseh merampok topi putih yang berada di antara mereka. "Nanti kita beli catokan kecil, hair spray, snow spray, aku yang akan men-styling rambutmu."

Yesseh: Y System's CoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang