Part 6

20.2K 1.5K 2
                                    

Letak ruang kelas yang berada di lantai dua dan paling pojok membuat Prilly sedikit kelelahan sehingga ia memilih untuk berjalan santai menuju kelasnya.
Toh saat ini masih 15 menit menuju bel. Prilly terus berjalan dengan kepala tertunduk.

'Loh.. ini di depan sepatu aku kenapa ada sepatu lagi. Stupid, Prilly... siapa yang ada di hadapan mu sekarang... siapa lagi yang kau tabrak..... apa kau mau mencari masalah lagi...' gerutu Prilly dalam hati

Perlahan Prilly mengangkat kepala nya namun sosok di depannya yang lebih tinggi dari nya membuat ia harus sedikit mendongak.

'Ali..'

Sosok Ali beserta bola basket nya berada tepat di hadapan Prilly membuat Prilly terkejut dan sekaligus takut.
Prilly tak mau memandang kedua mata Ali yang seperti ingin membunuhnya.

"Maaf, mm Ali.." ucap Prilly dengan wajah yang menatap ke bawah.

Prilly bergeser ke kiri hendak melanjutkan langkahnya, namun tangan Ali justru meraih pergelangan tangan Prilly sehingga gadis itu pun tak dapat berkutik.

"Kalo ngomong sama orang itu... lo liat matanya!" Kata Ali dengan nada ketus nya yang sebenarnya ia buat-buat.

"I-iya Ali.. maaf" Prilly pun memberanikan diri untuk menatap mata Ali.

Prilly tertegun sesaat memandang sepasang mata Ali.

'Indah, Li.. mata kamu'


'Duh.. kenapa gue yang jadi deg-deg an gini..' batin Ali namun ia berusaha memasang tampang se biasa mungkin.

Prilly yang tersadar dari lamunannya kemudian melepas pergelangan tangannya dari tangan Ali kemudian berlalu pergi dengan berlari kecil menuju kelasnya.

Ali pun menatap kepergian Prilly sembari tersenyum penuh arti.

Tak jauh dari tempat Ali berdiri, seorang gadis yang melihat kejadian itu tersenyum licik.

'Lo liat Li.. si pendiem itu bakal jadi apa di tangan gue.. ' gumam seseorang yang tak lain adalah Ghina dan kemudian melangkah pergi.


"Woy Prill!! Ngelamunin apa sih lo daritadi.. hihh lo kangen yaa gue tinggal seharii. Ciyeee alaah Prilll gue cuman pergi sehari aja lo sampe gegana gini..." cerocos Mila membuyarkan lamunan Prilly

'Ali, Mila.. aku ngelamunin Ali..'

"Apa sih kamu Mila.. haha PD banget yaa..."

"Yeee kalo kangen mah bilang aja deh Prill... gue kan emang cantik unyu gini masa lo gak kangen..."

Prilly hanya cekikikan karena celotehan Mila.

"Prilly Latuconsina! Kenapa kamu malah tertawa-tawa di pelajaran saya? Apakah ada yang lucu?" Ucap Pak Supri

"Maaf Pak.."

Prilly yang menyadari kelakuannya pun menyesal dan hanya bisa menundukkan kepalanya. Ini kali pertama seorang Prilly ditegur guru. Apalagi dengan alasan bercanda saat pelajaran berlangsung. Sama sekali bukan tipikalnya. Jangankan bercanda, saat di Jakarta dulu ia duduk sendirian di kelas.
Teman-teman Prilly menganggapnya aneh karena Prilly lebih suka bermusik dan membaca ketimbang bermain atau hang out.

Namun Prilly bersyukur ia dapat mengenal Mila yang dapat menerima Prilly apa adanya. Prilly malah berterimakasih karena Mila dapat mengembalikan senyum dan tawa Prilly yang sempat hilang karena kepergian kedua orang tua nya.

"Baiklah, Prilly. Kali ini saya maafkan.. fokuslah pada pelajaran saya atau kamu boleh belajar di ruang guru." Kata Pak Supri tegas.

Prilly tak menyadari bahwa sedari tadi seorang pemuda memandangi nya.

Ali.
Ali menyukai raut wajah Prilly saat gadis itu tersenyum, tertawa, bahkan saat gadis itu ketakutan. Menurut Ali wajah ketakutan Prilly sangat lah lucu dan menggemaskan.

"Cantik.." gumam Ali dengan suara kecil secara tak sadar.

"siapa Li? Siapa yang cantik?"

"Bidadari"

Sebuah jitakan mendarat di kening Ali.

"Heh pangeran kodok! Ngehayal aja kerjaan lo! Mana sih bidadari yang udah berhasil bikin seorang Ali klepek-klepek kayak gini... hahahhahahaahaha" tawa Kevin akhirnya terlepas.

Ya. Sedari tadi ia melihat gelagat aneh dari Ali. Ia pun mengikuti pandangan Ali yang terarah pada Prilly. Kevin yang mengerti arti pandangan itu hanya bisa tersenyum. Ia bahagia kini Ali telah menemukan 'gadis' nya namun Kevin memutuskan untuk berpura-pura tak tahu.

"Sialan lo, Kev! Noh bidadarinya, Pak Supri noh!" Ali yang salah tingkah hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

----------------

Holaaaa.... gimana ceritanya? Aneh ya huhu maaf ini my first story soalnya hehe. Vomment yaaa love you!

I am UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang