Prilly menaiki satu persatu anak tangga menuju taman yang berada di atap Gedung Taman Indah setelah sebelumnya meminta izin pada Mila sahabatnya.
Senyuman tak pernah luntur dari wajah Prilly. Jantungnya berdebar kencang. Rasa penasaran menyelimuti pikirannya.
Prilly melirik kembali ponsel yang berada di tangannya. Ia membaca lagi pesan yang tertera disana.
From: Ali
Gue tunggu di taman rooftop sekarang..
'Ali mau ngapain yaa.. bikin penasaran aja..'
Setelah sampai di taman atap gedung, Prilly menatap sekeliling.
'kok nggak ada orang sih.. Ali dimana... mana gelap banget gini...' Prilly mulai merasa takut.
"Ali... kamu dimana Li..?" Prilly setengah berteriak.
Byuurr
Air membasahi sekujur tubuh Prilly. Ia menoleh ke belakang. Tetapi tepat saat Prilly menoleh, beberapa butir telur mengenai kepala dan badannya dan telur-telur itu pecah mengotori wajah serta tubuh gadis itu.
"Aww.." Prilly meringis memegangi pelipis nya yang terkena lemparan telur.
Prilly terkejut mendapati bukanlah Ali yang berada di tempat itu namun beberapa gadis yang sekarang sedang menertawai nya dan juga... Ghina, lengkap dengan pasukannya, Caca dan Gaby. Entah sebelumnya mereka bersembunyi dimana.
Ghina pun menghampiri Prilly yang masih syok dan langsung mendorong tubuh Prilly kasar hingga tubuh mungil itu terduduk di rerumputan.
"LO PIKIR MY BABY ALI SUDI GITU KETEMUAN SAMA LO DISINI..?!" bentak Ghina tepat di depan wajah Prilly.
"Dasar cewek bego... Lo pikir Ali yang sms lo?! Itu akibatnya kalo lo berani cari masalah sama Ghina..!" tambah Caca.
"Iya.. dasar lo cewek kegatelan huu!!" terdengar sorakan dari perempuan-perempuan yang tadi melempari telur ke Prilly.
Prilly tak tahu lagi harus bagaimana. Air mata yang sedari tadi mengumpul di pelupuknya pun tumpah. Ia tak menyangka akan menerima semua itu. Riasan hasil tangan terampil Mila di wajahnya kini telah berganti dengan telur yang aroma nya sangat lah tidak sedap. Dress cantik yang sengaja ia beli untuk acara malam ini juga sudah basah dan kotor.
Prilly berusaha bangkit berdiri dengan sekuat tenaga nya. Walau ia menangis, ia ingin menunjukkan bahwa seorang Prilly tidaklah lemah. Namun usaha nya sia-sia, Ghina menarik baju Prilly dengan kencang, hingga dress Prilly robek di bagian lengan kiri.
"Kenapa kamu tega sama aku Ghin.. ? hiks.." Prilly setengah berteriak sembari menutupi lengan kiri atas nya yang kini tidak tertutup kain.
"MASIH BERANI LO TANYA SAMA GUE?!" Ghina menjambak rambut Prilly hingga Prilly mendongak meringis kesakitan.
"Sakit, Ghina.. lepasin.. Aku sama Ali itu.."
"Alaah, nggak usah banyak omong deh lo! Rasain nih.." Ghina mengambil kantong yang semula dibawa Gaby dan menumpahkan isinya tepat di atas kepala Prilly.
Prilly pun terbatuk-batuk karena menghirup tepung yang baru saja mengotori sekujur tubuhnya itu.
Ia terduduk lemas sambil menangis dan memegangi lengan kiri nya.
Hancur sudah malam ini bagi Prilly. Prilly terdiam tak lagi berusaha menjelaskan pada Ghina. Percuma saja, menurutnya. Ghina tak akan pernah memahami.Gadis-gadis yang berdiri bersama Ghina sedang tertawa puas melihat Prilly yang menderita.
Sementara Ali yang telah selesai berbincang dengan kerabat papa nya pun menghampiri Mila, Cio dan Kevin karena sedari tadi ia mencari keberadaan Prilly namun tak menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Untouchable
FanfictionBagaikan angin, aku selalu mengikuti kata hatiku. Aku tak mempedulikan kata-kata orang. Bagaikan angin, aku tak tersentuh. Aku lebih banyak menutup diri terlebih setelah kehilangan kedua orang tua yang kusayangi. Hingga aku bertemu sosok dingin yan...