Ali POV
"Maaf, kamu siapa ya?" kalimat itu meluncur begitu saja dari bibirnya membuat hatiku mencelos.
Apa maksudnya berkata seperti itu? Heii aku kekasihnya. Apa-apaan ini?
"Sayang.. kamu jangan bercanda deh ya.." aku meraih pergelangan tangannya namun ia menghempaskannya kasar.
"Maaf tapi aku nggak kenal kamu." ucapnya datar.
"Aku Ali, Prill... pacar kamu.. kamu ini kenapa sih..? Kamu marah sama aku karena aku pergi kelamaan? Iya? Kamu marah sama aku? Tolong maafin aku sayang.." aku mulai frustasi.
"Maaf, Ali tapi sepertinya aku memang belum pernah berkenalan dengan mu sebelumnya. Permisi. Ayo, Van.. keburu toko nya tutup.." Prilly menarik lengan pria yang sedari tadi menatapku bingung dan kemudian mereka berdua pergi begitu saja dari hadapanku.
Aku masih terpaku dan entahlah mungkin wajahku tampak seperti orang bodoh saat ini. Tuhan apakah ini hanya mimpi? Kumohon bangunkan aku dari mimpi buruk ini..
Mengapa Prilly tak mengenalku? Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apa ini hukuman untukku karena meninggalkannya terlalu lama?
Aku butuh jawaban atas semua ini. Dan aku tau siapa orang yang dapat memberiku penjelasan. Tante Letty.
Aku yang memang memiliki nomor handphone Tante Letty segera mengetikkan pesan untuk beliau.
Prilly POV
Aku melangkah keluar kelas beriringan dengan Revan karena kami berencana akan ke toko buku sepulang dari kampus. Sesekali aku tertawa mendengarkan lelucon Revan yang menceritakan Mr Keenan yang hobi tidur saat mengajar. Dosen ku yang satu itu hmmm memang!
Saat aku sedang sibuk memperhatikan Revan, tiba-tiba ada lelaki yang memeluk erat tubuhku. Hei siapa dia? Aku bahkan tak melihat dari mana muncul sosok itu. Aku terdiam saking terkejutnya, tak membalas pelukannya dan tak mengucapkan sepatah kata pun. Aku sempat melirik pada Revan yang menatapku dengan penuh tanya. Entahlah, Revan! Aku juga tak tau siapa pria ini!
'Tapi harum mint dan hangat peluknya ini... seperti tak asing..'
"Aku kangen banget sama kamu sayang.. kamu kemana aja tiga bulan nggak ngasih kabar sama sekali.." ucapnya.
Hei dia memanggilku apa? Sayang? Sepertinya lelaki ini memang gila. Bahkan aku belum sempat memperhatikan wajahnya tadi tapi sekarang dia memelukku erat sekali dan memanggilku sayang. Aku tak mengerti apa yang dia ucapkan.
Seketika aku tersadar dan kulepaskan pelukannya dengan gaya sedikit dramatis. Mungkin agak kasar. Tapi biarlah, aku memang tak mengenalnya dan berani sekali dia memelukku.
Ah, kedua mata indah miliknya sempat membiusku sejenak.
Aku seperti merasa deja vu ditatap seperti itu. Tapi otakku rasanya tak memiliki memori sedikitpun dengan lelaki dihadapanku ini. Dia berpostur tubuh tinggi tegap dan wajahnya tampan. Ia memiliki sepasang mata indah yang dihiasi alis tebal nya, hidungnya runcing dan bibir nya tipis. Duh kenapa aku jadi terpesona!"Maaf, kamu siapa ya?" tanyaku bingung. Seketika raut wajah tampan itu menunjukkan keterkejutan.
"Sayang.. kamu jangan bercanda deh ya.." dia meraih pergelangan tanganku namun aku menghempaskannya.
"Maaf tapi aku nggak kenal kamu." ucapku datar.
"Aku Ali, Prill... pacar kamu.. kamu ini kenapa sih..? Kamu marah sama aku karena aku pergi kelamaan? Iya? Kamu marah sama aku? Tolong maafin aku sayang.. " Ia menatapku nanar.
What? Pacar? Apa aku tak salah dengar? Seingatku aku belum pernah memiliki pacar hingga detik ini. Dan darimana ia tau namaku? Aku makin tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Untouchable
FanfictionBagaikan angin, aku selalu mengikuti kata hatiku. Aku tak mempedulikan kata-kata orang. Bagaikan angin, aku tak tersentuh. Aku lebih banyak menutup diri terlebih setelah kehilangan kedua orang tua yang kusayangi. Hingga aku bertemu sosok dingin yan...