"Tante, Prilly berangkat dulu yaa.." seru Prilly kemudian mencium punggung tangan Tante Letty.
"Iya, sweety.. belajar yang bener ya.. Daaah" Tante Letty mengusap pucuk kepala Prilly lembut.
"Siaaap. Daah Tante...!" Prilly bergegas menuju mobil, tak ingin membuat Pak Maman menunggu lama.
'Kak.. kau lihat kan? Gadismu, Prilly.. dia sangat lah manis, dia anak yang baik.. aku harap aku bisa menjaga nya dan merawat nya seperti yang kau lakukan..' batin Tante Letty.
***
"Booo!!"
"Ih Mila apaan sih ngagetin aja.."
"Yaelah Prill.. makanya jangan bengong mulu... sampe gue dateng aja lo nggak nyadar. Ngelamunin apa siiihh princess gueee...?" Mila mencubit pipi Prilly gemas.
"Mmm i..itu Mil... Ali kok belum dateng ya.. aku kan mau ngomong sama dia.. kayak yang kamu bilang kemaren di sms..." Prilly menggigit bibir bawahnya cemas.
"Hmm dia telat mungkin Prill... kita tunggu aja ya.."
Prilly hanya membalas dengan anggukan kepala.
Bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi...
Prilly masih berusaha tenang dan mencoba berfikir positif tentang Ali..
Pelajaran jam pertama berakhir...
Ali masih belum menampakkan batang hidungnya.
Pelajaran jam kedua berakhir.
'Li kamu kemana sih..? Apa kamu marah sama aku terus nggak mau ketemu aku lagi...?' Prilly menatap nanar bangku Ali yang kini di duduki oleh Cio.
"Hai Prill.. ngeliatin gue ya..? Ck.. gue tau kok gue ganteng.." Cio menaik turunkan kedua alisnya menggoda Prilly.
Sebuah jitakan mendarat di kening Cio.
"Najis lo..!"
"Apaan sih lo Vin.. orang gue ngomong sama Prilly kok.."
Prilly dan Mila hanya cekikikan melihat kelakuan Cio dan Kevin.
"Nyariin Ali ya, Prill..?" Tanya Kevin dengan wajah yang kini berubah serius.
"Eh? Hm..." belum sempat Prilly berkata-kata, Mila telah menyambarnya.
"Iya sayang.. Prilly nyariin Ali tuh.. emang Ali kemana sih..?"
"Ali lagi sakit, sayang.. tadi pagi aku nyamperin dia pengen berangkat bareng.. tapi mama nya bilang dia lagi demam gitu.. nanti sepulang sekolah sih rencana nya aku sama Cio mau jenguk ke rumahnya.." jelas Kevin.
"Yoi Mil..!" Cio menimpali.
Perkataan Kevin membuat Prilly membelalakkan mata nya. Kekhawatiran mulai menyelimuti pikirannya.
"Tumben-tumbenan si Ali sakit...? Atau jangan-jangan gara-gara kebanyakan galau. Ya nggak Prill?" Mila sengaja menyindir Prilly.
Cio dan Kevin pun saling pandang sambil mengulum senyum. Mereka memahami apa yang terjadi antara Ali dan Prilly.
"Ehm.. apaan sih Mil.. " ucap Prilly gugup.
Mila kembali mengalihkan pandangannya pada Kevin.
"Yaudah, sayang.. ntar aku sama Prilly ikut ke rumah Ali ya... boleh kan..?" tanya Mila. Ia tak mempedulikan Prilly yang menatap nya khawatir.
"Ya boleh dong sayang.. ntar kita berangkat berempat pake mobil aku aja ya.."
"Siap, sayang...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Untouchable
FanfictionBagaikan angin, aku selalu mengikuti kata hatiku. Aku tak mempedulikan kata-kata orang. Bagaikan angin, aku tak tersentuh. Aku lebih banyak menutup diri terlebih setelah kehilangan kedua orang tua yang kusayangi. Hingga aku bertemu sosok dingin yan...