"Si-siapa kamu?" Tanya Prilly gugup.
Prilly harus menghentikan langkah nya ketika ada dua telapak tangan menutupi mata nya kini.
"Pagi, kamu.."
Senyum mengembang dari bibir Prilly mendengar suara yang sangat ia kenal itu.
"Alii... lepas dong tangannya.. aku mau ke kelas niih.." rengek Prilly manja.
Perlahan Ali menurunkan tangannya dan mengambil setangkai mawar putih yang sedari tadi berada di saku jas almamater nya.
"Bales morning too kek atau gimana.. nih buat kamu.." Ali memberikan setangkai mawar putih itu pada Prilly dengan wajah bete nya.
"Ali jangan ngambek doong.. morning too deh buat kamu.. ini bunga buat aku kan..? " Prilly menahan senyum melihat tingkah Ali yang kekanakan.
Ali hanya mengedikkan bahu, tak menjawab ucapan Prilly.
"Jangan ngambek dong Li..." Prilly memasang puppy eyes nya.
'Duuh jangan natap aku kayak gitu dong Prilly sayaaang.. akting marah aku bisa gagal nih..'
Lagi-lagi Ali tak membalas ucapan Prilly. Cowok itu masih memasang cemberutnya sembari menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Ali sayaang.. jangan ngambek ya...." Prilly kini merasa bersalah.
Bibir Ali menyunggingkan senyum sesaat mendengar panggilan sayang dari Prilly namun buru-buru Ali menghapus senyuman itu.
Sebersit ide jahil muncul di otak Ali.
"Kamu mau aku nggak ngambek..?" tanya Ali.
Prilly mengangguk.
Ali sedikit membungkukkan tubuhnya yang menghadap Prilly.
"Eh.. ma.. mau ngapain kamu..?" Prilly melangkah mundur namun tangan Ali menahan pinggang Prilly dan menariknya kembali.
"Cium dulu dong.." Ali menunjuk pipi kiri nya sementara tangan nya yang lain masih berada di pinggang Prilly.
Ucapan Ali membuat Prilly membelalakkan mata nya.
"Jangan gila dong, Li.. banyak orang disini.." Prilly menatap sekeliling.
"Yaudah sih kalo nggak mau.." Ali menegakkan tubuhnya kembali dan melepaskan tangannya dari pinggang Prilly. Pandangannya tak mengarah pada gadis di depannya yang sedang merasa bersalah.
Prilly mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya sebentar dan kemudian sedikit berjinjit menghadap Ali.
Cup
"Jangan marah ya, sayang.." bisik Prilly di telinga Ali.
Senyuman lebar terpampang di wajah Ali.
Prilly berlari cepat meninggalkan Ali menuju kelasnya. Senyuman terukir di wajah cantiknya yang kini juga dihiasi rona merah.
Ali tertawa kecil melihat tingkah gadis nya itu.
'Dasar.. malu tapi mau juga kan..'
Sepeninggal Ghina, Gaby dan Caca dari SMA Harum Bangsa, tak ada siswi yang berani mengganggu Ali dan Prilly lagi. Keadaan ini sangat menguntungkan bagi Ali. Ia tak harus menghindari fans nya yang kadang bertingkah berlebihan walaupun suara-suara yang menyerukan nama Ali jika cowok itu bermain basket masih terdengar. Namun itu tak begitu mengganggu Ali.
Hari-hari bersama Prilly selalu mampu membuat Ali tersenyum bahagia. Tak jarang Ali menjahili Prilly hanya agar gadis itu memasang wajah bete nya yang bagi Ali sangat menggemaskan.
Prilly juga telah membiasakan diri dengan tatapan-tatapan sinis yang ia terima dari penggemar Ali. Selama mereka tak menyentuh Prilly dalam arti menyakiti, bagi Prilly itu tak apa.
***
"Ali.. kita jangan langsung ke rumah aku ya.." ucap Prilly saat berada dalam perjalanan pulang menggunakan mobil Ali.
"Loh, emang kamu mau mampir kemana sayang..?" Ali menoleh pada Prilly sebentar kemudian fokus menyetir kembali.
"Ke makam papa mama aku dulu ya, sayang.. Makam Sekar Melati.. aku kangen papa mama.." lirih Prilly.
Prilly memang telah bercerita banyak tentang keluarga nya pada Ali, tak terkecuali tentang mama dan papa nya yang telah berpulang.
"Yaudah kita kesana ya.." Ali mengusap puncak kepala Prilly lembut.
..
Prilly menaruh buket bunga yang telah ia beli sebelum nya pada pusara papa dan mama nya ditemani Ali disampingnya.
"Ma.. Pa.. apa kabar..? Illy kangen banget sama papa mama.. ini Illy mau kenalin Ali, pacar Illy.." Prilly meraih lengan Ali dan memeluknya.
"Mama sama Papa pasti kaget kan.. karena Illy akhirnya punya pacar..
Tapi Illy yakin sama Ali, Ma, Pa.. Illy yakin Ali nggak akan nyakitin Illy.. " Prilly menyeka air mata yang mengalir dari sudut matanya."Ali itu mirip sama Papa.. dia baik, perhatian, selalu ada buat Illy.., ganteng pula.. kayak Papa.." Prilly berusaha tersenyum dalam tangis nya.
Tangan Ali bergerak mengusap punggung tangan Prilly yang berada di lengan Ali.
"Om, Tante.. Ali berterimakasih sama Om sama Tante.. karena udah bawain malaikat buat Ali.. Ali janji sama Om, Tante, Ali akan jaga Prilly, Ali akan berusaha buat selalu ngebahagiain Prilly.. karena Prilly segala nya buat Ali.."
Air mata Prilly kembali tumpah mendengar penuturan Ali. Ia merasa sangat beruntung memiliki seorang Ali.
"Udah sore, Ma,Pa.. Prilly sama Ali pulang dulu ya.." ucap Prilly.
Setelah memanjatkan doa, Prilly dan Ali pun bergegas pulang.
---------------
Heyooowwww masih adakah yang membaca? :')
Aku kadang sering nyesek sendiri ngeliat angka yang baca banyak tapi angka vote nya kecil. Mengertilah perasaan ku wahai pembaca gelap :')TERUUSSS BUAT YANG UDH MEMBAGI VOTE DAN MENEBAR COMMENT... I LOVE U ALLL!!^^
Sampai ketemu di part selanjutnya yaaaa wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Untouchable
FanfictionBagaikan angin, aku selalu mengikuti kata hatiku. Aku tak mempedulikan kata-kata orang. Bagaikan angin, aku tak tersentuh. Aku lebih banyak menutup diri terlebih setelah kehilangan kedua orang tua yang kusayangi. Hingga aku bertemu sosok dingin yan...