Ali POV
"Li.. papa mau kamu berangkat besok pagi. Papa sudah siapkan semuanya.."
"Tapi, Pa.. kenapa mendadak banget..?"
"Sudah tidak ada waktu, Li.. perusahaan Papa sudah diujung tanduk.. Papa ingin kamu memperbaiki semuanya nak.."
"Prilly.."
"Prilly sangat mencintaimu, Li. Papa yakin dia bisa menerimanya."
Percakapan bersama papa tadi terus saja terngiang di otakku. Aku bingung sekali harus bagaimana. Di satu sisi, perusahaan papa di Australia membutuhkanku, namun di sisi lain ada gadis yang kucintai. Prilly.
Tiga tahun menjalin hubungan dengan Prilly tidak menjamin akan mudah untuk meninggalkannya. Sehari tak melihat wajahnya saja, aku merasakan rindu yang luar biasa, apalagi jika harus meninggalkannya ke negeri orang dengan jangka waktu yang tak menentu. Aku tak dapat menentukan kapan aku pulang, kondisi perusahaan papa di Australia sedang kacau.
Dan sialnya, mau tak mau besok pagi aku harus berangkat. Meninggalkan gadisku.
"Aaaaarrrggh..!" Kulayangkan tinju ke dinding kamarku.
Hari ini. Hari ini adalah ulang tahun Prilly. Hari yang seharusnya menjadi indah. Hari yang seharusnya membahagiakan. Namun apa? Aku harus menyampaikan berita tak mengenakkan.
Sanggupkah aku?
Haruskah aku menghancurkan hati Prilly di hari bahagia nya?Ya Tuhan, mengapa semuanya menjadi serumit ini..?
Bisakah ia menerimanya..?
Bagaimana kami melewati ini semua..?
Dapatkah aku melewati hari-hari tanpa Prilly di sampingku..?
Akankah jarak menghalangi cinta kami..?Aku memandang nanar buket bunga yang berada di atas meja kamarku. Buket bunga yang sudah kusiapkan untuknya dan akan kuberikan nanti malam.
Aku akan mengajaknya ke bukit bintang untuk merayakan ulang tahunnya dan ternyata aku harus menambahkan satu to-do-list ku disana.. yaitu memberitahunya soal kepergianku.Kuhela nafas panjang, berusaha menjernihkan pikiranku.
Aku harus yakin pada Prilly. Aku harus yakin pada cintaku.Prilly POV
From: Ali♥
Nanti malam aku jemput jam 7 ya sayang..
Senyumku merekah setelah membaca pesan yang baru saja muncul di layar ponselku.
Ali. Cowok itu tak pernah berhenti membuatku jatuh hati. Meskipun hubungan kami sudah berjalan tiga tahun, namun ia selalu saja memberiku kejutan-kejutan dan perlakuan romantis yang membuat jantungku bergejolak aneh. Aku mencintainya. Sangat.
Hmmm.. ngomong-ngomong.. Ali ingin mengajakku kemana ya..? Akankah ia memberi kejutan di hari ulang tahunku seperti sebelum-sebelum nya..?
Aku ingat ulang tahunku tahun lalu, di saat Ali dengan nekatnya memakai baju badut dan mendatangi ku di kampus. Ia menari-nari konyol dan memberiku boneka doraemon yang sangat besar nan lucu. Aku masih saja terkekeh jika mengingat hari itu, tapi aku juga merasa bahagia karena Ali telah membuktikan kasih sayang nya yang sangat tulus padaku dengan menjadi badut di kampusku tanpa merasa malu.
Di ulang tahunku sebelum itu, saat aku dan Ali masih bersekolah di SMA Harum Bangsa, Ali mengajakku naik ke balkon lantai tiga sekolah dan menerbangkan balon-balon aneka warna yang digantungi oleh foto-foto candid ku dan juga foto-foto ku bersama Ali.
Ada beberapa balon yang diikat menjadi satu dan menerbangkan spanduk bertuliskan "Happy Birthday, my Prilly..Please, Prill... jangan terlalu percaya diri. Persiapkan diri, dandan cantik dan bersikaplah normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Untouchable
FanfictionBagaikan angin, aku selalu mengikuti kata hatiku. Aku tak mempedulikan kata-kata orang. Bagaikan angin, aku tak tersentuh. Aku lebih banyak menutup diri terlebih setelah kehilangan kedua orang tua yang kusayangi. Hingga aku bertemu sosok dingin yan...