Part 23

15.9K 1.1K 6
                                    

Sayang kamu udah nyampe?

Sent

Masih di pesawat ya? Hehe

Sent

Li..?

Sent

Sayang..? Harus nya kamu udah nyampe kan sekarang..?

Sent

Kamu capek ya..? Yaudah selamat istirahat sayang :)

Sent

Prilly memainkan jemari nya di atas meja belajar sambil sesekali melirik ponsel yang tergeletak di hadapannya. Pasalnya, hingga detik ini Ali belum memberi kabar padanya sama sekali padahal menurut perkiraan, harusnya Ali sudah sampai di Aussie sekitar dua jam yang lalu. Pikiran Prilly pun berkecamuk memikirkan hal-hal yang aneh-aneh. Ia mengkhawatirkan Ali.

'Positive thinking, Prill... Ali pasti baik-baik aja..'

Prilly pun memutuskan untuk menyiram bunga di pekarangan rumahnya untuk mengusir pikiran negatif tentang Ali. Tak lupa gadis itu memasukkan ponsel nya ke dalam saku celana agar jika Ali membalas pesan dari nya, ia akan dengan segera mengetahui dan membukanya.

Ali POV

Sydney Kingsford Smith Airport, Aussie.

Sesampai nya di bandara, aku segera mengambil barang bawaan ku, menaruhnya pada trolley dan melangkah keluar.

"Ali..!!" Berdiri di depanku seseorang yang umurnya tak lagi muda namun masih terlihat gagah.

"Paman Anan?" Aku mencium punggung tangan orang itu. Dia adalah Paman Anan sahabat papa, orang berketurunan Australia-Indonesia yang diberi kepercayaan oleh papa untuk mengurus Syarief Corp di Sydney.

"Wah, Ali.. kamu makin besar makin mirip papa kamu ya.. dulu terakhir kita ketemu waktu kamu masih SMP.. "

"Hehe iya, Paman.."

"Ya sudah ayo, paman disini berniat menjemputmu dan mengantarkan mu mencari apartemen.. Papa kamu bilang kamu mau tinggal di apartemen..? Padahal di rumah paman masih ada kamar yang bisa kamu tempati.." Paman Anan berjalan beriringan denganku menuju parkiran mobil.

"Iya, Paman.. makasih sebelum nya tapi Ali sudah terlanjur ambil apartemen.. karena Ali takut merepotkan Paman Anan dan Bibi Elsa.."

"Ah kamu ini seperti baru kenal Paman dan Bibi saja... kamu kan sudah Paman anggap seperti adik Zidan.. " ucap Paman Anan sembari membantuku memasukkan koper dalam bagasi.

Bang Zidan! Apa kabar dia sekarang..? Zidan adalah anak Paman Anan satu-satu nya. Ia berumur dua tahun diatasku. Dia adalah sahabat masa kecil ku ketika ia masih tinggal di Indonesia dulu hingga akhirnya saat kelulusan sekolah dasar Zidan, keluarga Paman Anan harus pindah ke Sydney karena urusan pekerjaan. Dan aku telah lost contact dengan Zidan selama lima tahun ini.

"Apa kabar Bang Zidan dan Bibi Elsa, Paman? Apa Bang Zidan masih jahil seperti dulu..?" tanya ku setelah berada dalam mobil Paman Anan.

"Ck.. ya seperti itu lah dia.. seorang calon dokter namun jahil nya setengah mati.. sifat nya yang satu itu memang sulit dihilangkan.." Paman Anan menggelengkan kepala nya.

Aku pun terkekeh mengingat betapa jahil nya sosok Bang Zidan.

"Bagaimana keadaan Papa dan Mama kamu disana, Li?" Paman Anan menoleh padaku sebentar kemudian kembali fokus menyetir.

"Papa Mama baik-baik aja kok Paman.. cuma Papa sedikit kebingungan mikirin Syarief Corp disini.."

"Paman minta maaf ya Li.. Paman sudah berusaha mengatasi setiap masalah Syarief Corp, namun kali ini sulit.. kita banyak mengalami kerugian.."

I am UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang