Prilly POV
Setelah berbincang sebentar dengan Revan, aku memutuskan untuk pulang dan segera menyelesaikan tugas presentasi dari Mr Lee. Aku berniat memberikan kejutan untuk Ali.
Kulirik jam dinding yang tergantung di tembok kamarku. Jam 7 malam.. jika aku ingin memberikan surprise untuk Ali tepat jam 12 malam waktu Sydney yang sama dengan jam 8 malam WIB, itu artinya aku hanya memiliki waktu satu jam untuk menyiapkan semuanya.
Aku memutar otak untuk memikirkan kejutan apa yang akan kuberikan untuk Ali, apalagi dengan jarak yang memisahkan kami seperti ini. Kue ulang tahun dan kado seperti sebelumnya? Rasanya tak mungkin.
'Ah ya! Aku tau!' Aku menjentikkan jari ke udara karena mendapat ide cemerlang.
Ali POV
Mataku mengerjap-ngerjap melirik ke meja di sebelah tempat tidur ku. Huh siapa sih malam-malam begini mengganggu tidur nyenyakku.
Kuraih Ipad yang sedari tadi bergetar memohon untuk dilihat.
'Prilly? Video call?' Aku menggaruk kepala ku yang tak gatal.
Mengapa Prilly menelefonku jam 12 malam seperti ini. Hmm aku lupa bahwa di Indonesia masih jam 8. Dan memang tadi sepulang dari kantor aku langsung bergegas tidur tanpa sempat mengucap selamat malam untuk bidadariku itu.
Buru-buru ku geser tombol hijau Ipad ku untuk mengangkat video call dari Prilly. Aku duduk di kasur, menopang kedua siku tangan di lutut sembari menghadapkan Ipad di wajah ku agar Prilly dapat melihat... hmmm... wajah mengantukku.. hehe.. tapi aku yakin aku wajahku tetap terlihat tampan. Cih!
"Hai sayang.." sapa ku yang diakhiri dengan bibirku menguap kecil menahan kantuk.
Bukannya menjawab sapaan ku, Prilly malah mengeluarkan senyum manis nya yang membuat ku makin merindukan diri nya.
"Happy birthday, Ali.. Happy birthday, Ali.. Happy Birthday, Ali sayang...
Happy birthday to you..." tangan Prilly bergerak kemudian bibirnya meniup flying kiss yang ia arahkan padaku. Lucu sekali.Sontak mataku membulat berbinar. Aku hampir melupakan hari ulang tahun ku. Dan ini? Oh God apa ini mimpi? Akhirnya Prilly mau menyanyi untukku. Selama ini dia tak pernah mau menyanyi di depan ku dengan alasan ia malu karena suaranya tak bagus. Salah. Salah besar! Suara Prilly adalah suara paling indah yang pernah ku dengar. Masih ingat kan saat aku mengintip nya di studio musik kala SMA? hihi..
"Prill? Ya ampun sayang aku hampir lupa ulang tahun aku.. dan makasih kamu akhir nya mau nyanyi untuk aku.." aku dan Prilly terkekeh.
"Hmm iya sama-sama.. kan aku pengen bikin pacarku yang ganteng ini seneng.." Prilly meringis menampilkan jajaran gigi putihnya.
"Tapi masih ada kejutan satu lagi..." tambahnya.
Aku mengerutkan dahi penasaran.
Sejenak layar video call tak menampilkan wajah Prilly melainkan langit-langit kamar nya. Sepertinya Prilly menaruh ponsel nya di kasur dan entah ia pergi kemana.
Sesaat kemudian layar Ipad ku kembali memperlihatkan wajah cantik gadis itu. Prilly tampak menaruh ponsel nya di meja dan apa yang di tenteng nya itu..?
'Gitar..?' Aku semakin dibuat penasaran oleh tingkah Prilly.
Prilly yang melihat raut bingung di wajah ku malah tersenyum malu-malu.
"Aku mau nyanyi buat kamu... kamu pasti tau lagu ini.. lagu yang kamu bawain di acara ultah SMA Harum Bangsa dulu.. suara aku emang nggak bagus.. tapi aku harap kamu suka.."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Untouchable
FanfictionBagaikan angin, aku selalu mengikuti kata hatiku. Aku tak mempedulikan kata-kata orang. Bagaikan angin, aku tak tersentuh. Aku lebih banyak menutup diri terlebih setelah kehilangan kedua orang tua yang kusayangi. Hingga aku bertemu sosok dingin yan...