01

5K 374 1
                                    

Author cuman minjem naruto dkk, mereka cuman milik om masashi Kishimoto.

𖤓𖤓𖤓𖤓

Mengeliat di tempat tidur. Ia nampak kurang tenang dalam tidurnya. Keringat mulai membasahi wajahnya. Entah apa yang ia mimpikan, hingga ia telonjak bangun dalam posisi siaga. Matanya bergerak liar bahkan wajahnya tak menampilkan ekspresi apapun.

Aku menoleh menatap sekitar. Tanganku terulur untuk menyeka keringat yang membasahi dahiku. Mataku menatap keluar disana masih gelap, aku menetralkan nafas dan chakra ku yang bergejolak, dan mulai tenang dengan perlahan.

Langit masih berwarna hitam, matahari belum mengambil tugasnya sebagai pengganti bulan. Ada beberapa bintang di sana, membuat langit itu nampak hidup, berbeda dengan yang terakhir ku lihat.

Aku mulai melangkah menuju kamar mandi membersihkan diriku di bawah guyuran air dingin, bahkan akun lupa kapan terakhir kali kita membersihkan diri dalam perang yang meng gejolak.

Selesai dengan kegiatanku, aku mulai menatap diriku di pantulan cermin di kamar mandi. Aku kembali di usia berapa? Kenapa terlihat begitu mungil apa mungkin... 5 tahun ? Ntah lah. Pikiran ku mulai melayang memikirkan orang yang terkasih.

Aku segera bersiap. Aku akan menemuinya, bagaimana pun aku tidak yakin bisa menghadapi kedua orang tuaku, apalagi jenius nara pasti akan melihat gelagat aneh ku.

Ku langkahkan kakiku membela sejuknya angin pagi, bahkan aku bertaruh kalau ini bahkan baru menunjukkan 3 dini hari.

Disinilah kakiku menapak. Salah satu apartemen di kawasan lampu merah. Aku mengeram, tempat ini tentu tidak layak tinggal apalagi seorang anak 5 tahun? Yang benar saja!.

Ku ketuk pintu di depanku, tak terlalu keras takut mengganggu tetangga apartemen itu. Sebenarnya bisa saja menggunakan jendela tapi.. Yasudah lah.

Cklek

Pintu terbuka. Aku tersenyum tipis saat muncul sosok berambut kuning dengan mata biru yang nampak tua dari usianya.

"S-shika?"

"Ya.. Hokage-sama"

Grep

"Kita berhasil... Hiks berhasil shika!"

Ia memelukku dengan sedikit isakan, tapi ku tau itu isakan bahagia jadi aku membiarkannya. Pelukannya mengerat aku membiarkannya, tanganku terulur mengelus surai nya.

"Ya.. Kita berhasil Naru... Dan oh apa kau tak ingin mengajakku masuk?"

Nampak ia mengangguk lalu menarikku masuk. Rahangku mengeras, tempat apa ini? Ini lebih baik di sebut kotak kumuh, sangat tak cocok untuk Naru nya. Bahkan.. Hei! Naru-nya nampak kurus dan pucat! Tak bisa di biarkan!.

"Naru.. Kau tinggal lah dengan ku!"

Ia menoleh padaku tapi tangannya masih setia melakukan sesuatu di dapur sana. Tak lama kemudian ia datang dengan senyum manisnya.

"Shika.. Kau bukan kepala klan lagi, kau tak bisa berlaku sesukamu"

"Apapun! Aku tak akan membiarkan mu tinggal di sini! Aku tak akan tenang!.. Percaya padaku, aku akan melakukan apapun, bahkan memaksa Tou-san!"

"Lakukan sesuka mu Shika-kun!"

Aku memerah, sudah lama aku tak mendengarnya memanggilku dengan sebutan itu, dulu alasannya karna ia malu. Tapi hei, apa ini?.

Aku mendekat memeluknya dari samping, tangannya terulur mengelus lengan ku. Tatapannya masih sama, tak ada lagi sinar tapi di sana ada setitik harapan.

"Apa kau tak apa?" tanyaku setelah beberapa menit keheningan. Aku tau ia tak tenang, matanya bergerak liar membuatku khawatir.

"Shika.. Kita berhasil.. Tapi aku... Apa aku bisa mengatasi ini? Kalkashi-sensei, ero-sennin, sasu-tame dan sakura chan!"

Aku mengangguk mengerti. Ku elus bahunya lembut ku kecup singkat puncak kepalanya, kupeluk dan ku pastikan ia merasa nyaman.

"Kau bisa.. Aku pun sama, tou-san ka-san dan teman setimku yang lain juga kembali.. "

Hening. Kita kembali dengan pikiran masing masing. Aku bisa saja mengatasi ini. Aku hanya perlu berlaku seperti biasa, menjadi Shikamaru yang pemalas, tapi tentunya tak akan sama.

Tou-san bukan orang bodoh, pasti ia akan menyadarinya. Sedangkan naruto? Aku tau ia orang yang kuat, tapi tetap saja butuh sandaran. Aku siap untuknya, untuk Hokage-ku.

"Kita lalui bersama... Kalau perlu kita berada di tim yang sama.. Lagi pula kita masih 5!"

Kulihat naruto mengangguk anggukkan kepalanya beberapa saat sebelum pandangannya terlihat kosong, ok mungkin berbicara dengan bola bulu?.

"Kid!"

'Minna!'

"Kau berhasil, tapi lihat? Aku kembali ke balik besi sialan ini!"

'Gomen ne kurama, aku pun tak tau kalau kau akan kembali kesini, mohon tunggu yah?  Tubuh ku yang sekarang belum tentu bisa menekan mu'

"Lakukan sesuka mu, aku akan menggunakan waktuku dan yang lain untuk beristirahat"

Naruto mengangguk lalu menoleh pada biju lainnya yang kini juga berada di dalam dirinya. Naruto mengerutkan keningnya, matanya terpejam dengan bersedekap dada, gayanya saat berfikir.

'Kalian bisa di sini? Lalu bagaimana dengan Jinchuuriki kalian?'

"Tenang kid! Kami masih ada di sana, lebih tepatnya Yin dari kita" naruto mengangguk angguk.

Kurama nampak teringat sesuatu, tapi saat teringat kejadian terakhir akhirnya mau tak mau ia memberi kesepatan pada mereka.

"Kid sekedar mengingatkan mu, pembantaian klan Uchiha belum terjadi. Kau bisa merubah dari sana. Jangan biarkan itu terjadi, atau kau harus menendang bokong anak emo itu lagi sebelum ia sadar"

Naruto terkikik. Benar juga apa yang di katakan kurama. Ini baru lima dan pembantaian kisaran di 8. mereka punya waktu.

'Arigatou kurama atas informasinya kalau begitu.. Minna aku kembali dulu!'

Shikamaru masih setia menatap naru-nya yang beberapa waktu kemudian kembali seperti semula. Shikamaru memang penasaran, tapi tetap membiarkan naruto mengatakan apa yang mereka bicarakan.

"Shika apa kemampuan mu tetap sama?"

Aku bingung dengan pertanyaan naruto. Sebenarnya aku juga penasaran dan dengan begitu Naru mulai melempar kunai ke meja di depan kita. Bayanganku mulai merangkak dan menarik kunai yang menancap itu. Ah.. Tetap sama.

"Sepertinya tetap sama.. " Naruto mengangguk angguk.

"Kurama kembali tersegel, dan biju yang lain masih bersama ku dengan yin di tubuh Jinchuuriki mereka masing-masing. Berarti aku tak bisa menggunakan mode biju"

Aku mengangguk angguk mendengar hal itu. Tapi walau ia tak menggunakan mode itu ia tetap kuat, aku mengaku kalah dengannya, tapi aku akan tetap menjaganya seberapa kuat pun dia.

"Shika, kita baru 5 dan pembantaian pada 8 berarti ada beberapa tahun sebelum terjadi.. Buat 2 bunshin darah, kita akan membuat Danzo tak berdaya! Dan lagi kita butuh latihan, tubuhku tak setangkas dulu"

"oke!"

Aku mulai membuat 2 klon darah. Tau betul maksud dari naruto. Ia juga melakukannya, naruto mulai menjelaskan tugas mereka sebelum merek benar benar pergi.

"Cari bukti tentang kejahatan Danzo sebanyak banyak nya. Buat identitas baru, buru mising-nin untuk perbekalan. Kita bertemu di hutan kematian sebulan sebelum pembantaian"

Empat klon itu mengangguk mereka mulai ber-henge, mengganti wujut menggunakan topeng dan sebagainya sebelum mereka melesat dari sana.

Kami tahu benar kapan pembantaian terjadi, semuanya ada di arsip hokage, dan sebagai mantan hokage dan calon hokage, naruto pasti tau, begitu pula dengan ku sebagai tangan kanan, penasehat sekaligus kepala anbu.

Tbc....

Shikanaru : Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang