𖤓𖤓𖤓𖤓
Naruto dan Jiraiya menghentikan langkahnya di depan sebuah bar yang cukup familiar. Naruto menoleh pada Jiraiya yang nampak lelah, pria itu sudah berusaha keras akhir akhir ini di sepanjang perjalanan.
"Nah saat kita masuk di salah satu meja akan duduk dua orang wanita dengan seekor babi. Baik Petapa genit, ayo masuk" ucapnya malas berbeda saat setelah dia melewati pintu masuk kedalam bar.
Jiraiya dari belakang mengikuti nya dengan malas dan wajah lelah nya. Keduanya kemudian berhenti di samping meja milik mantan teman setim Jiraiya. Tsunade.
"Yo! Tsunade aku mencari mu sejak... Cukup lama!" Ucap Jiraiya berusaha bersikap sok akrab pada Tsunade yang nyatanya wanita itu memilih abai.
"Oh? Jiraiya? Sedang apa kau di sini dengan..." Wanita itu menatap Naruto dari atas sampai bawah.
"..pirang lain yang nampak bodoh" ungkapnya kemudian.
Tapi tidak seperti yang Tsunade harapkan, anak itu nampak lebih tenang dan tenang. Bahkan anak itu dengan tenang menyesap teh hijau yang baru saja di sajikan untuknya.
"Dia yang kau maksud? Dia tampak tua dan.. mabuk!" Ungkap Naruto berusaha bersikap acuh di saat dirinya bahkan sedang mengendalikan diri untuk tidak melompat kedalam pelukan wanita yang merupakan salah satu keluarganya itu.
"Apa apaan dengan kata tua itu?" Ucap Tsunade nampak kesal membuat Shizune nampak panik.
"Ma.. ma.. hentikan itu. Tsunade aku kemari dalam misi menemukan mu. Desa baru saja di serang dan kami membutuhkan pemimpin baru, Sandaime meminta ku unt-
"Kembali dan menjadi pemimpin desa itu? Tidak akan!" Tolaknya terang terangan membuat Jiraiya menghela nafas. Rasanya percuma melakukan sesuatu jika kau tahu apa yang terjadi akhirnya. Setidaknya tidak terlalu buruk, Jiraiya melirik Naruto di sampingnya.
"Hei! Seharusnya kau senang bisa menjadi pemimpin desa hebat itu!" Tsunade menatap Naruto intens.
"Seakan kau tahu apa saja yang desa itu perbuat. Kau tak tahu apa saja yang terjadi di balik bayangan!" Ujarnya mulai kesal. Tsunade menatap nyalang Naruto.
"Kurasa aku lebih tahu" Jiraiya di tempatnya merasa panik sendiri. Ini berbeda, ini tak seperti yang harus terjadi. Pria itu menghela nafas, seharusnya dia sadar ini akan lebih sulit.
"Akibat dari menyatukan dua orang yang sama keras kepalanya" batinnya menatap kedua orang berbeda generasi itu secara bergantian.
....
Lubang tercipta di mana mata memandang ada lapangan luas itu. Naruto berdiri di tengah sana nampak tenang dan malas seperti seorang Nara.
Di satu sisi adalah Tsunade yang berdiri di antara kawah yang dia ciptakan. Wanita itu tak main main saat menyatakan tantangannya malam tadi.
Kilas balik...
Tsunade menaikkan sebelah alisnya menatap Naruto dengan tatapan remeh. Anak itu masih tenang bahkan di bawah intimidasi yang dia berikan membuatnya tertarik.
"Kau terlalu muda untuk mengerti. Begitu keras kepala tanpa tahu apa yang pernah terjadi, rasa sakit dan penderitaan membuatku menyerah dan pergi dari desa terkutuk itu!"
"Rasa sakit?" Naruto bertanya dengan senyum sendu membuat Jiraiya yang sedikit tahu meringis akan kata kata Tsunade.
'Bahkan dialah orang yang paling menderita selama ini Tsunade' batinnya tak bisa tak menatap Naruto sendu apalagi mengingat salah satu penyebab ras sait dan kehilangan Naruto adalah dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shikanaru : Time Travel
FantasyAuthor gak tau mau deskripsi-in nya gimana, jadi langsung baca aja, kalau suka silahkan, kalau gak skip aja Typo bertebaran BXB, Boys love