13

2.1K 216 4
                                    

~Happy Reading~

𖤓𖤓𖤓𖤓

Ku Tatap ia yang kini terduduk di depan ku. Kepalanya tertunduk menatap lantai yang sepertinya lebih menarik dari ku sejak tadi.

Kini kami berada di dalam kamar. Setelah keluar dari rumah sakit siang tadi, ia masuk dan duduk seperti itu namun sampai sekarang bahkan sepatah kata pun belum ia keluarkan.

"Jadi...?" aku mulai bersuara. Aku sedikit heran menatapnya. Ada apa dengannya, bahkan kini tangannya tertaut salin memilih layaknya ia seorang anak yang akan di marahi sang ibu.

"Naru.. " cicitnya. Dan itu yang pertama keluar dari bibir nya. Ayolah aku tak sesabar itu, bahkan sikap ku kekanakan, entah mungkin karna kami kembali ke tubuh kami yang lebih muda membuat jiwa kami sedikit kekanakan?.

Aku menunggu apa yang akan ia ucapkan. Bahkan kurasa bokongku sudah kebas karna terlalu lama duduk sekarang helaan nafas kembali ku keluarkan untuk kesekian kalinya.

"Katakan lah"

"Gomenesai"

"Hum?"

"Gomen sudah membuat mu kecewa.... Aku, aku tak bermaksud bertingkah seperti itu padanya, itu hanya bentuk perhatian yang ku berikan untuk sosok teman tak lebih.. " alisku menaut. Persoalan ini.. Huff sebenarnya aku mulai melupakannya. Awalnya aku memang kecewa, tapi hei jiwaku sudah lebih tua dan aku sadar untuk tak bersikap kekanakan.

"Gomen... Ku mohon, sepekan kau mendiami ku membuatku tak tenang. Apapun yang terjadi hanya kau.. Aku bersumpah"

"Ck ck ck, shika! Apa kau masih memikirkan itu?" kulihat sedikit ia mendongak menatapku takut takut.

"Ayolah... Kau tak pantas bersikap kekanakan seperti itu.. Gomen, aku kekanakan. Aku tahu maksud mu aku hanya di kendalikan sikap kekanakan ku.. "

"Tapi naru... Apa kau marah?"

"Tidak! Aku tak marah kepadamu, jadi kau tenang saja shika"

"Lalu..?"

"Gomen, karna terlalu fokus pada formula baru yang kubuat aku mengabaikan mu" kulihat ia menghela nafas lega.

"Kau tau naru? Kau bahkan membuatku takut kau meninggalkan ku, seharusnya kau tahu aku hanya untuk mu dan kau untukku, milikku. Aku tak akan berpaling hanya karna seorang gadis kecil" ia berbinar menatapku.

"Ya ya terserah kau shika, dan apa ini sudah selesai? Aku ingin istirahat" jawabku malas namun tak ayal pipiku terasa panas mungkin merona?.

"Hm, aku akan menemani mu"

....

Mata tua ku menatap ke depan. Desa ini, desa yang ia tinggalkan demi menjalankan tugas dan kewajiban ku. Tempat dimana orang orang yang ku sayangi untuk berlindung.

Huff bahkan setalah 8 tahun kematian muridku, baru kali ini aku menginjakkan kaki di desa ini lagi, hanya untuk memastikan keadaan bocah itu.

Informasi terakhir yang kudapat, ia akhirnya mendapat orang yang mau mengadopsinya. Setidaknya ia memiliki kehidupan layak di sana terlepas dari apa yang ia alami di luar sana.

Shikanaru : Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang