02

4.2K 315 10
                                    

𖤓𖤓𖤓𖤓

Shikaku menatap anaknya dengan menaikkan sebelah alisnya. Di sampingnya duduk seorang pirang yang sangat familiar, ada apa dengan keduanya.

Tadi pagi setelah sedikit kericuhan karna anaknya menghilang kini ia kembali dengan seorang anak yang nampak gelisah di sampingnya.

"Ada apa Shikamaru?"

"Tou-san, dia adalah naruto. Dia temanku, aku mengajaknya tinggal di sini, apa bisa?"

"Kau... Apa kau tau apa yang kau lakukan?"

"Haik! Lagi pula naruto adalah anak yatim piatu, ia di husir dari panti asuhan dan sekarang tinggal di apartemen di area lampu merah.... " Shikamaru berhenti sejenak menatap ekspresi terkejut tou-san nya.

"... Karna dia temanku aku mengajaknya, bukannya di daerah sana sangat berbahaya, bahkan aku pernah melihat kotak kumuh yang ia sebut sebagai tempat tinggal"

"Apa benar kau tinggal di sana?"

Takut takut Naruto mendongak lalu mengangguk ia menatap sosok kopian dari Shikamaru, biasa dengan sikap malasnya.

"Aku setuju kalau begitu... Lagi pula ia sangat manis, anak kecil di sana tidak baik!" muncul Yushio dari dapur dengan kue kering dan teh nya.

"Silahkan di nikmati.. "

"... Nah anak manis, siapa nama mu?"

"U-uzumaki Naruto" Yushio terdiam. Matanya membola lalu menatap lekat naruto.

Pantas saja ia merasa familiar, ternyata naruto adalah anak dari sahabatnya. Begitu pun dengan Shikaku yang menatap naruto membuat yang di tatap sedikit risih.

Anak nakal yang berlarian dari kejaran Anbu, bahkan mengecat patung hokage dan berteriak akan menjadi hokage dan mereka akan mengakuinya. Shikaku menggeleng geleng mengingat-Nya.

"Baiklah baiklah kau tinggal di sini saja, tidak baik di sana untuk anak seusia mu. Kanalkan aku Yushio ibu Shikamaru dan dia Shikaku ayahnya.. " Naruto mengangguk lalu tersenyum semanis mungkin membuat Shikamaru mengalihkan pandangannya dengan sedikit darah di hidungnya, yang sayangnya tertangkap atensi sang ayah.

Shikaku mulai berfikir dengan segala dugaan yang ada di benaknya. Lagi pula sejak kapan anaknya peduli? Ia terlihat tidak seperti anaknya saja. Lagipula mata itu....

Shikaku memicing, mata itu nampak lebih tua dari anak seusianya, mata itu menunjukkan banyak arti. Kesedihan, kehilangan, kekecewaan, putus asa. Ia nampak sangat berbeda. Bukan hanya anak itu, anaknya pun nampak berbeda, mata itu memiliki artian sama, namun ada cinta dan kebahagiaan tersendiri.

Shikaku menghela nafas, terlalu banyak dugaan dalam pikirannya namun tak satupun menjawab pertanyaan yang ada di benaknya.

Disinilah kami sekarang, setelah banyak pertanyaan sekaligus pendekatan Naru, aku menariknya ke kamar. Sebenarnya ka-san juga memintaku mengajaknya kesini karna, kamar yang lain belum di bersihkan karna kedatangan naru yang mendadak.

"Jadi Naru... Apa selanjutnya?"

Naruto yang baru keluar dari kamar mandi menatap ku, lalu mengerutkan kening seperti biasa saat tengah berpikir, ia nampak manis.

"Bagaimana dengan berkeliling? Untuk hari ini saja, setelahnya kita akan di sibukkan dengan latihan" Aku mengangguk, ia berjalan mendekat meraih baju yang aku siapkan.

....

Aku dengan sabar mengikuti naru, sejak kita mulai berkeliling ia nampak bersemangat untuk beberapa saat sebelum semua tatapan jijik, benci dan mencemooh di arahkan padanya membuatnya murung.

Shikanaru : Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang