34

1K 106 4
                                    

𖤓𖤓𖤓𖤓

Jiraiya duduk termenung. Benar, apa yang ia dapat sangat di luar pemahaman. Dia sudah menduga, namun mendengar dan melihat kilasan kenangan menyedihkan itu secara langsung entah mengapa membuat nya kehabisan kata kata dan merasakan sakit mental melihat semua yang terjadi walau sekilas.

"Kami tetap lah orang yang sama namun dari masa yang berbeda... Kami berasal dari masa depan yang kembali demi mengubah masa depan yang tak diinginkan kan" di sana Shikaku terduduk termenung. Ia tahu apa yang terjadi di masa depan, ia melihat semua gambaran itu, dan itu sangat mengerikan namun hal itu lah yang membuatnya berdiri tegap dan bangga pada anak tunggal nya itu.

"Di masa depan aku adalah seorang Hokage yang di hormati dan di sayangi para warga ku. Aku Namikaze-Uzumaki Naruto anak dari Yondaime Hokage dan seorang wanita bermarga Uzumaki, dan dari sana aku mendapat marga Uzumaki.. " ucapnya tersenyum bangga.

Jiraiya tetap diam mendengarkan walau tak di pungkiri ia merasa terkejut dan bangga dengan apa yang di dengar nya. 'Dia berhasil, tapi apa yang terjadi? Kanapa harus kembali dan apa yang ingin di hindari?'

"Aku sebagai pendampingnya Nara Shikamaru, aku menjabat sebagai penasehat, kepala Anbu dan kepala klan ku. Dan aku juga yang menjadi pemenang hati seorang Namikaze-Uzumaki dan menjadikannya bagian dari Nara.. " saat merasa gilirannya, Shikamaru ikut berbicara dengan bangga ia mengungkapkan hubungannya dengan Naruto.

Jiraiya dalam hati sudah kehabisan kata, benar apa yang ada dalam pikirannya. Kedua anak di depannya ini.. Benar benar sebuah kejutan di atas sebutan. Jika bukan dalam situasi ini mungkin ia sudah mengeluarkan buku kecilnya.

"Ekhem... " ucap Naruto menyadari gelagat Jiraiya.

"Dimasa itu banyak yang harus ku lalui, kehilangan membuatku menjadi bertekad untuk tidak kehilangan lagi, tekad yang naif bukan? "

"Aku berhasil mencapai tujuan ku menjadi Hokage namun hanya sebentar hingga... " Naruto menunduk kepalanya penuh dengan nostalgia. Chakra nya bergerak liar membuat Shikamaru mengerti akan kegelisahan nya.

"Naru jika tidak bisa menceritakannya lebih baik kau memperlihatkannya seperti yang kau lakukan pada Tou-san" ucapnya mengusap bahu Naruto.

Jiraiya menoleh pada kehadiran Shikaku. Jadi orang ini juga mengetahui sesuatu? Apa yang terjadi? Ini membuatnya semakin penasaran.

"Ero-sannin duduk di tengah sana dan akan ku tunjukkan semuanya"

Kepalang penasaran Jiraiya yang penasaran dengan segel yang ia duduki pun memilih diam dan mulai lah putaran kilasan kejadian yang pernah Naruto alami bahkan kematian Jiraiya sendiri.

Seperti Shikaku Jiraiya kembali dalam kesadaran nya dalam keadaan terengah dengan gangguan mental setelah melihat kejadian mengerikan dalam perang yang membuat nya sedikit putus asa.

"Mengerikan" satu kata yang ia ucapkan setelah tersadar.

Jiraiya menatap kedua anak di depannya, dua anak yang membuatnya memberi rasa hormat dan bangga setelah menjadikan salah satu dari mereka muridnya.

Kemudian bahunya merosot, ia memijit pelipisnya. Kenangan yang Naruto perlihatkan benar benar menganggu nya.

"Benar yang ketua katak katakan.. Aku akan menjadi guru dari anak ramalan.. Tak ku sangka kau orang nya Naruto" ucap Jiraiya bahkan ia menyebut nama Naruto dengan hormat.

Naruto tersenyum pedih, orang orang bisa saja menghormati namun jujur itu membuatnya semakin menyadari ketidak berdayakan nya di masa lalu yang akan menjadi masa depan, ia tak bisa melindungi raja nya.

"Hei apa apaan dengan ekspresi itu?" ucap Jiraiya mencoba mencair kan suasana.

"Lagi pula kau berhasil menggapai impian mu dengan menjadi Hokage seperti ayah mu" ucapnya lagi.

"Yah aku berhasil namun juga gagal. Aku gaga Ero-sannin, aku gagal melindungi mereka" ucap Naruto.

"Hei nak.. Kau bukan gagal, kau tak bisa menjadi orang naif untuk melindungi semua orang di saat kau saja masih butuh seseorang untuk melindungi mu. Saat itu kau masih lemah.. " ucap Jiraiya beranjak dari tempat nya duduk lalu duduk di samping Naruto.

"Tapi Hei... Bagaimana perasaannya mu bertarung bersama Tou-san mu?"

"Itu luar biasa" jawabnya masih dengan sendu. Jiraiya mengalami nafas.

"Nak, kau memang gagal namun lihat kau kembali demi menyelamatkan kami. Kau tak bisa menyimpan ini sendiri jujur dengan kami setidaknya meringankan kan beban di pundak mu. Aku tau kau orang kuat, kehilangan yang membuat mu berwatak pantang menyerah" ujarnya dengan nada penuh sayang.

Ia melihatnya, melihat bagaimana terpuruk nya Naruto saat kematiannya. Bagaimana anak itu membalaskan dendam dan menarik Nagato dari kegelapan angan-angan kedamaian dalam ilusi.

"Ternyata selama ini aku mencari informasi tentang murid murid ku yang dulu? Ku pikir mereka sudah tiada" ucap Jiraiya mendongak menatap langit langit kamar.

"Yahiko yang akan membunuhku dalam kendali Nagato setidaknya aku mati tidak dalam penyesalan" Naruto mendongak menatap Jiraiya.

"Dan meninggalkan aku saat hanya kau yang aku miliki saat itu?" ucapnya sedikit tak suka.

"Ah? Haha aku melupakannya" ucapnya mengusap surai Naruto.

"lagi pula kalau aku pergi kau sudah memiliki nya bukan?" ia menunjuk Shikamaru.

"Aku tak akan membiarkan mu melakukan hal konyol lagi. Dan ku pastikan tak akan terjadi!" ucapnya menepuk bahu Jiraiya dengan sedikit tenaga dalam membuat pria tua itu sedikit terlempar.

"Aku lupa kau anak Kushina dan cucu kesayangan Tsunade" ujarnya merasakan rasa sakit. Sepertinya tulang bahunya sedikit bergeser.

Seakan teringat sesuatu Jiraiya kembali bangkit dan mendekat pada Naruto dan mengguncang tubuh anak itu membuat si empun merasa pusing.

"Aku baru ingat jika dia akan menjadi Hokage setelah kematian Sandaime. Tapi bukanlah Orochimaru sudah tiada?"

"Masih ada Kabuto dan bahkan bisa saja Orochimaru kembali sama halnya seperti yang terjadi di kehidupan sebelumnya, orang itu Hidup kembali bahkan setelah di segel dengan pedang Itachi" ucap Naruto.

"Kau benar, ular itu adalah sesuatu dan sangat menjijikkan"

"Maka dari itu Sasuke memilih menjadi murid Sandaime-jiji"

"Anak itu?" Naruto mengangguk.

"Dia juga kembali setelah misi di desa ombak setelah sedikit tragedi" Jiraiya mengangguk mengerti.

"Aku penasaran.. Apa saja yang kau lakukan setelah kembali?"

"Tak ada yang istimewa hanya beberapa misi yang di lakukan para klon darah ku, dan di Dewan sendiri kami hanya menghentikan pembantaian yang akan terjadi dan sedikit yang ku lakukan agar Danzo mendapat hukuman"

"Kau yang melakukannya? Danzo? Kurasa aku harus membusungkan dada saat berjalan di depan para warga karna menjadi guru seorang yang akan menjadi legenda seperti mu"

"Jika aku berhasil" ucap Naruto terdengar tak yakin.

"Berhenti berkecil hati, apa yang kalian lakukan hingga kini saja sudah menunjukkan kelayakan mu" mereka menoleh pada Shikaku yang akhirnya berbicara. Naruto mendongak menatap mereka satu persatu yang menunjukkan wajah yakin dan senyuman pada nya. Naruto terdiam.

"Mereka benar, walau aku tak ingin mengatakan nya namun kau pantas kid"










Tbc....

Mau nanya, lebih nyaman panggil Author atau ada usulan nama panggilan buat Author?.

Shikanaru : Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang