33

1.1K 120 7
                                    

𖤓𖤓𖤓𖤓

Naruto duduk dengan gelisah sejak beberapa saat yang lalu di depannya dengan terpisah meja di antara mereka duduk Jiraiya yang sejak tadi menyapanya dengan lekat membuat anak itu sedikit salah tingkah.

"Ero-sannin aku tau kau memang mesum tapi bisah kah kau jauhkan pandangan itu dari ku?" ucapnya menyerah dan memeluk tubuhnya sendiri.

Jiraiya sendiri merasa sebelah alisnya berkedut dengan keringat sebesar jagung di kepalanya ia memberikan bogeman pada Naruto tentang pemikiran konyol nya membuat anak itu terbang dengan pipi lebam.

"Baka yarou!" ucapnya dengan seperempat siku imajiner di kepala. Ia kemudian duduk dengan tenang kembali dengan tangan di lipat di depan dada dengan mata tertutup.

Naruto sendiri kembali duduk dengan air mata di sudut matanya. Ia menatap Jiraiya bak yang paling tersakiti. Ayolah ia hanya salah tingkah karna orang tua mesum itu menatapnya lekat, dimana salahnya hingga di beri bogeman? Batinnya bertanya-tanya.

"Hentikan pikiran konyol mu gaki, lagi pula aku masih menyukai selangkah yang em... " ucapnya di akhiri dengan membuat gerakan tangan.

Naruto mendatarkan wajahnya dengan keringat sebesar jagung. "Salahnya sendiri menatap ku seperti orang mesum ckck"

"Baiklah.. " ucap Jiraiya menarik kembali atensi Naruto yang berperang batin? Atau lebih tepatnya dengan Kurama.

"Ya! Berhenti menatapku seperti itu!" ucap Naruto lagi. Ia sedikit ngeri melihat tatapan Jiraiya yang seperti ingin memakan nya hidup hidup, dia sangat mengerikan batin Naruto.

".. Cih. Lagi pula kenapa kau terlihat tegang sekali? Santai saja, lagi pula aku hanya ingin bertanya tanya sedikit pada mu" ucapnya melambai lambai kan tangannya di depan wajah.

Bukan nya merasa tenang Naruto semakin merasa tegang, ia merasakan firasat yang buruk tentang ucapan Ero-sannin didepannya.

Jiraiya dengan gelagat Naruto tapi apa yang ia sembunyikan? Kenapa terlihat sangat tengang padahal ia hanya ingin bertanya sesuatu, ini aneh kecuali jika ada yang Naruto sembunyikan.

"Apa yang ingin kau tanyakan Ero-sannin?" ucapnya berusaha nampak biasa saja apalagi ia merasakan emosi Jiraiya yang mengudara.

"Hm? Santai saja ini tidak akan sulit" ucapnya sesantai mungkin namun matanya terus menatap Naruto penuh penilaian.

"Siapa kau sebenernya"

Deg

Rasanya jantung Naruto akan berpindah tempat saking terkejutnya. Apa apaan pertanyaannya itu? Sudah jelas dia adalah Naruto, kecuali jika pertanyaan itu memiliki maksud lain maka..

"Tentu saja aku Uzumaki Naruto ninja Konohagakure yang akan mereka akui dan akan menjadi Hokage masa depan. Apa-apaan dengan pertanyaan mu itu Ero-sannin?" ucapnya mencoba sebiasa mungkin. Jika dugaan nya benar maka ayah baptis bisa saja mulai menaruh curiga pada siapa dirinya sendiri.

"Naruto.. Kau ingin mengelabuhi ku? Aku hidup sudah cukup lama untuk melihat mu berusaha membohongi ku" ucapnya. Bahu Naruto merosot benar kata Shikamaru ia tak pandai berbohong. Lagi pula kemana anak itu? Kanapa di saat seperti ini ia tak menampakkan diri?.

Melihat Naruto semakin gelisah membuat Jiraiya semakin yakin dengan dugaan nya. Ia tersenyum kecil, tak apa jika hal itu tak membahayakan desa tapi jika sebaliknya.. Ia akan memikirkannya.

Naruto memaksakan kepala kuningnya untuk berpikir keras tangannya bergerak di atas meja menggambar sesuatu tanpa ia sadari. Jiraiya tentu melihatnya bahkan sebelah alisnya terangkat, apa yang Naruto lakukan.

Di sisi lain Shikamaru yang tengah berbaring menatap awan. Perlahan matanya menjadi sayu dan siap untuk menyelami dunia mimpi jika saja ia tak merasa panas pada telapak tangannya.

Sepertinya kebiasaan Naruto saat merasa gelisah dan butuh dukungannya. Lihat ia membuat tanda dan itu berefek padanya. Tapi tunggu dimana anak itu? Kenapa membuat tanda?.

Kemudian ia bangun dari baringnya, mendudukkan diri dengan malas. Anak itu bukannya pergi dengan Jiraiya? Kenapa harus merasa cemas, padahal sedikit lagi ia akan tertidur.

"Hoamm.. Merepotkan" gumamnya dan mulai ber sunshin mencari keberadaan Naruto.

Kembali lagi pada Naruto yang menggerutu dalam hati karna Shikamaru yang tak kunjung tiba. Harus kah ia melakukan pemanggilan atau semacamnya dan menarik Shikamaru paksa? Lagi pula Naruto yakin jika anak itu pasti sedang tertidur saat ini.

"Kau mengganggu tidur ku" ucap Shikamaru yang baru saja sampai. Ia mendudukkan diri di samping Naruto mengabaikan Jiraiya yang menatapnya bingung sekaligus penasaran.

"Oh Nara? Kau disini?"

Shikamaru membuka matanya menatap Jiraiya. Kemudian ia menoleh pada Naruto dengan sebelah alis terangkat.

"Aku merasa lapar dan kebetulan menemukan kalian di sini" ucapnya karna sebuah kebetulan mereka berada di kedai Dango.

"Begitu kah? Bukan karna dia memintamu di sini dan membantunya mengelabui ku kan?" ucapnya menatap Shikamaru. Apa yang terjadi di sini? Kenapa ia harus tiba di tengah situasi ini?.

"Sebenarnya ada apa ini? Aku baru saja bergabung dan tak tahu apa apa" ucapnya mulai jengah. Ia menatap Naruto.

"Tanyakan pada Ero-sannin. Dia bertanya siapa aku yang jelas jelas dia sudah tahu itu" ucapnya terdengar dengan nada merajuk.

Shikamaru lagi lagi menaikkan sebelah alisnya. Kemudian ia menghela nafas dan menatap Jiraiya yang menatap mereka penuh penasaran.

"Aku tahu pola acak tadi adalah cara Naruto memanggilnya anak ini"

Shikamaru dalam hati mengutuk Naruto yang bertingkah ceroboh. Anak itu, hah.. Ini benar benar membuatnya frustasi. Jika sepertinya ini Jiraiya tentu semakin curiga karna Naruto yang memanggilnya saat merasa terpojok.

"Itu karna aku merasakan keanehan dengan tingkah mu, ralat sekarang aku penasaran dengan kalian berdua"

"Yo! Anak anak kalian di sini?" ketiganya menoleh pada sosok Shikamaru yang lebih dewasa. Shikaku yang di tatap merasa kikuk apa ini? Kenapa ia merasa hawa sekiranya terasa mencekik.

"Sekarang datang satu orang lagi, kau membuatku semakin penasaran" dan dengan begitu berakhirlah mereka di kediaman Nara lebih tepatnya dikamar kedua remaja itu dengan Shikaku yang juga hadir di antara mereka.

"Sesuatu terjadi bukan?" tanya Jiraiya setelah mereka terdiam cukup lama.

Naruto pasrah kali ini jadi demi keamanan rahasia, yang tak bisa di anggap rahasia karna semakin banyak yang mengetahui nya, Naruto membuat segel penghalang dan kedap suara.

"Semuanya akan lebih jelas hah... " naruto menghela nafas.

"Tanyakan apa yang ingin kau tanyakan Ero-sannin, semuanya sudah lebih aman dari sebelumnya"

"Kalian.. Kalian dalam sebuah rencana bukan? Kenapa aku merasa seperti orang bodoh disini? Seakan kemampuan mencari informasi di pertanyakan karna kalian berdua" Shikaku bagaimana pun tahu dalam situasi apa mereka saat ini. Pria itu hanya bisa diam membiarkan yang lebih muda menjelaskan dengan cara mereka, mungkin seperti yang mereka lakukan pada nya atau yang lain? Dia akan diam disini takut takut Jiraiya malah menyerang keduanya.

"Bukan kami meragukan kemampuan mu.. Hanya fakta yang kami miliki tak bisa di terima logika dan akal.. " ucap Naruto memulai ia menghela nafas dan menatap Jiraiya lekat.














Tbc...

Shikanaru : Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang