25

1.6K 178 4
                                    

~Happy Reading~

𖤓𖤓𖤓𖤓

Potongan kertas berkumpul dan membentuk sosok gadis bersurai ungu yang mengenakan jubah hitam dengan gambar awan merah yang menghiasi. Ia menatap pemuda di sampingnya yang berdiri dengan kepala mendongak menatap air yang terus jatuh membasahi bumi.

"Kau yakin dengan keputusan mu?" pemuda itu menoleh. Nampak ia sedikit kurus namun tatapannya selalu mengatakan ia baik bahkan lebih baik. Pemuda itu mengangguk lalu kembali menatap langit yang meneteskan hujan tanpa hentinya dengan bibir melengkungkan senyuman di wajahnya yang dulu senangtiasa datar.

"Aku sangat yakin. Tujuan ku masih lah tak berubah, sebuah kedamaian. Tapi, apa salahnya dengan cara yang baru? Aku sedang memikirkan ini dengan baik" gadis itu menghela nafas laku ikut memperhatikan rintik hujan.

Sedangkan di sisi lain. Sosok lain pula tengah mengeram tertahan, keadaannya nampak tak baik bukan hanya dia, tapi sekiranya pun sama.

Barang yang awalnya tertata dengan baik kini berserakan bak terkena badai, bukan hanya itu beberapa lubang, bekas terbakar dan beberapa alat ninja ada di tembok tanah itu.

"ADA APA DENGAN MEREKA? SIAPA YANG TERUS TERUS MEMBUAT KERUSUHAN INI!" teriaknya murka. Satu matanya yang nampak terus berputar dengan kencang di balik topeng oranye spiral nya. Aura di sekitar pemuda itu terasa berat dan mencekik.

"ARGHHH"

Sosok lain di ruangan itu terdiam. Ia sama bingungnya. Beberapa saat semuanya kembali berjalan dengan benar dan sesaat kemudian kembali terguncang. Pikirannya berkelana, jika terus begini usahanya hingga beberapa dekade akhirnya akan berakhir sia sia.

Usaha dan kerja kerasnya akan berakhir dan impiannya akan pupus. Tidak! Ini tak bisa di biarkan. Ia ingin ibunya kembali, itulah tujuannya dengan memperdaya manusia manusia bodoh ini.

Banyak yang sudah ia korbankan, terutama waktu. Beratus-ratus tahun sudah ia lalui. Sudah lama ia menunggu, namun jika begini rasanya semua usahanya akan sia sia. Ibunya tak akan kembali dan dia akan memulainya dari awal apa yang sudah ia rencanakan.

Tak mau! Ia tak mau sangat Ibu harus menunggu lebih lama lagi di sana, tempat yang dingin dan jauh dari nya. Jika ini tak berhasil, maka ia akan menggunakan upaya terakhir, rencana cadangan yang ia miliki.

....

Naruto tau Sasuke menyukainya tapi ia memancarkan aura kekhawatiran dan rasa bersalah di sekitarnya. Naruto mengerti dan cukup peka sekarang tak seperti dulu.

Bahkan kini mereka menghabiskan siang bersama hanya dengan berjalan mengelilingi desa sesekali berbincang yang selalu di tutup dengan 'Hn' milik Sasuke yang membuat Naruto kesal dan mencak mencak sendiri.

Mereka fokus berjalan sampai mereka mendengar suara yang tak asing di pendengaran mereka, itu sebuah hijau ketat yang berlari dengan tangan dan terus berteriak tentang masa muda yang membakar.

"AYO SEMUA! TERUS KERAHKAN JIWA MUDA KALIAN... 5998... 5999... 6000!" keduanya memiliki keringat sebesar biji jagung di kepala mereka saat mendengar seruan itu. Sangat bertenaga seperti biasa.

"Yo minna-san" seruan Naruto berhasil menghentikan mereka. Ketiga murid dan seorang Jounin itu lalu menatap kearahnya yang berjalan mendekat.

Shikanaru : Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang