𖤓𖤓𖤓𖤓
Masih dengan mengejar Gaara setelah beberapa penghalang yang berhasil Sasuke hindari dengan mudah, akhirnya mereka sampai di dalam hutan.
"Kali ini bukan, Dobe yang melakukannya. Kali ini biarkan aku yang melakukannya" gumamnya menatap Gaara yang menggila.
Ia melompat kesana kemari menghindari serangan pasir gara yang membabi buta, bahkan anak itu terus tertawa bak orang gila, membuat Sasuke menghela nafas jengah.
"Sasuke!" Dengan cepat ia menoleh saat mendengar suara familiar itu.
"Sial!" Makinya saat melihat sosok berambut gulali itu yang mendekat.
"Aku lupa betapa bebannya gadis itu terakhir kali. Dia hanya benar benar berguna saat perang ke empat" gumamnya lagi kembali menatap Gaara yang menatap Sakura yang dengan bodohnya berteriak di saat seperti ini yang tentu menarik perhatian Gaara.
Dengan gesit ia melompat ke arah Sakura, membawa gadis itu menjauh dari Gaara yang siap menyerang lagi kapan saja.
"Apa yang kau lakukan bodoh?" Tekannya. Sakura menunduk takut.
"A-aku hanya menyusul mu aku ta-
"Itu tak di butuh kan! Seharusnya kau sadar kemampuan mu yang sekarang Sakura" jika saja saat ini Naruto bersama mereka Sasuke yakin anak itu akan memarahinya karna berlaku seperti itu pada Sakura tapi Sasuke terlanjur kesal pada gadis bodoh ini yang sok ingin membantunya di saat bahkan dirinya saja masih beban.
"Lebih baik kau lindungi diri mu" dan Sasuke kembali mendekati Gaara meninggalkan Sakura yang menatap nanar punggung Sasuke yang menjauh.
"Apa aku seburuk itu?" Gumamnya.
Sedangkan di dalam kotak Kage, suasana di sana terasa sedikit lebih berat dari sebelumnya dan itu berasal dari Sandaime yang kini menatap tajam Kabuto.
"Apa yang kau lakukan Kabuto!" Tekannya.
"Hanya membiarkan mu melakukan reuni dengan sensei mu? Bukan kah guruku terlalu baik merencanakan ini ada mu" ucapnya dengan seringai saat berjalan kebelakang tubuh keempat orang itu setelah peti mati perlahan menghilang.
"Sialan kau Kabuto" eram Naruto menatap nanar pada salah satu sosok yang di kenal Naruto di antara keempatnya.
Sama halnya dengan Jiraiya, dia yang paling tahu betapa tersiksanya Naruto saat ia menoleh pada Naruto melihat reaksi anak itu yang kini menggemparkan tangannya dengan erat.
"Kushina" gumamnya menatap pada sosok itu lagi.
"Bagaimana sekarang sangat adil bukan?" Ujar Kabuto setelah memasang kunai kendali pada masing masing dari mereka saat ia mengangkat tangannya dan perlahan keempatnya berasap dan membuka mata pada kesadaran dengan kulit yang retak dan mata yang nampak mengerikan, itu selalu mengingatkan Naruto pada kengerian perang ke 4.
Shikamaru bergerak sedikit untuk menenangkan Naruto membuat anak itu merasa rileks dan menatap Kabuto masih dengan tatapan tajamnya.
"Kau melampaui batas mu Kabuto" Naruto mengeram dengan segel yang memanas dari balik pakaiannya.
Bagaimana pun Sandaime tak tahu jika ia mengetahui siapa orang tuanya, jadi saat pria tua itu mendapati Kushina di antara keempat Edo tensei ia tak tahu Naruto akan bereaksi seperti ini.
"Temui mereka kembali Sandaime" ucap Kabuto.
Perlahan keempat nya mendapati kesadaran dunia dan menatap kedepan. Kening keempatnya mengerut saat seharusnya mereka berada di keabadian namun malah berada di dunia ini.
"Apa yang terjadi" tanya salah satu dari mereka membuat yang lain kembali ke kesadaran mereka.
"Shodaime dan Nadaime selamat bertemu kembali dengan murid kalian" keduanya menoleh pada Kabuto lalu pada Sandaime yang nampak menatap rindu juga geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shikanaru : Time Travel
FantasyAuthor gak tau mau deskripsi-in nya gimana, jadi langsung baca aja, kalau suka silahkan, kalau gak skip aja Typo bertebaran BXB, Boys love