9.mengingat

47 1 0
                                    

Almeera menangis sesegukan di atas tempat tidur. Ia menatap dinding langit dengan tatapan kosong.

"Kenapa dia datang lagi?"- lirihnya, tangannya mencoba untuk menghapus air matanya, tetapi tidak bisa. Air mata terus mengalir tanpa di minta.

Seseorang menelfon gadis itu. Tapi ia tidak menghiraukan nada dering yang berasal dari dalam tasnya.

Mungkin sudah ada tiga puluh panggilan tak terjawab dari sang penelfon, tetapi Almeera benar-benar tidak menghiraukan keadaan sekitar.

Di saat yang sama, seorang pria membuka pintu dengan perlahan. Ia memindik-mindik seperti pencuri.

Melihat Esmeralda tertidur pulas membuat Juna menarik nafasnya lega. Ia berjalan menuju ke toilet

"Saya bertemu dengannya"-kata Juna tiba-tiba

"Saya bertemu dengannya, dengan kutukan"

Esmeralda melirikan matanya pada jam dinding, ia terbangun ketika tau kalau Juna tidak ada di rumah. Pria itu pulang larut malam, masuk ke dalam toilet dan bicara sendiri di sana.

Bicara kalau dia bertemu seseorang, siapa?

Juna baru saja keluar dari toilet. Sementara Esmeralda memejamkan matanya, Juna tidak menciumnya atau berkomunikasi dengan anak yang ada di dalam kandungannya seperti biasa.

Ada apa?

Almeera sedang bersiap di kamarnya. Ia hampir lupa kalau hari ini seluruh anggota TNI angkatan laut mengadakan acara makan malam bersama dengan pasangan mereka masing-masing.

Gadis itu mengambil tas di belakang pintu kamarnya. Kakinya berjalan menuruni tangga, ia menghampiri Kean yang duduk di sofa membelakanginya

Kean menoleh ketika Almeera memanggilnya. Tatapan matanya tidak pernah lepas dari paras cantik calon istrinya sendiri.

"Hei"- tegur Almeera.

Kean tersenyum, begitu juga dengan Almeera. Dress berwarna hitam dan rambut yang terurai membuat Almeera terlihat sangat cantik.

"Ayo, kita pergi"- kata Kean.

Almeera mengangguk, mereka berdua sedang dalam perjalanan menuju lokasi acara.

Sementara itu, Juna masih belum beranjak dari tempat tidurnya. Padahal Esmeralda sudah meminta Juna bersiap satu jam yang lalu

"Ada apa, abang Juna?"

"Gak ada"- jawab Juna seperlunya

"Kamu ini gimana, kamu yang ajak aku ikut ke acara makan malam itu. Tapi sampai sekarang kamu masih tidak ingin beranjak atas tempat tidur."

"Kamu saja yang pergi. Saya malas"

Esmeralda menekuk kedua alisnya. Sejak tadi malam, Juna tidak berbicara dengannya, atau dengan calon anak mereka.

Esmeralda tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan suaminya itu. Ia menghampiri Juna dan menarik tangannya "Ayo"- katanya

Sepertinya nenek sihir di hadapan saya tidak akan membiarkan saya absen dari acara nanti malam. Mungkin karna Esmeralda tau kalau semua teman Juna akan membawa pasangan mereka masing masing.

Juna mendesah, ia menuruti permintaan Esmeralda. Juna bersiap, sementara Esmeralda menunggu pria itu di dalam mobil

Pria itu memaki kemeja berwarna hitam, senada dengan celana dan juga sepatu yang ia kenakan.

Esmeralda memperhatikan tatapan mata Juna yang lurus ke depan. Pria itu tidak menegurnya sejak tadi malam. Esmeralda merasa seakan sikap suaminya itu kembali seperti dulu.

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang