Alarm yang memperingati mereka untuk segera berkumpul baru saja berbunyi.
Tiga serangkai itu mempersiapkan diri mereka lebih cepat dari biasanya, walaupun dengan keadaan mengantuk, tapi mereka harus tetap menjalankan perintah demi melindungi negara
Sudah dua bulan mereka di tugaskan di papua, rasanya ingin sekali pulang ke tempat asal mereka. Markas yang berada di jakarta
Tapi apalah daya ketika mereka tidak menentukan takdir mereka sendiri. Tuhan yang mengirim mereka untuk menjadi bagian dari anggota militer yang siap melindungi negara kapanpun mereka di butuhkan
Setelah selesai apel malam. Mereka di persilahkan untuk kembali berjaga di dalam kapal
Juna melirikan matanya pada arloji yang melingkar di lengan sebelah kiri. Jam menunjukan pukul setengah dua pagi
Pria itu mengambil air wudhu, kemudian melakukan shalat sunnah yaitu tahajud.
Setelah selesai melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. Juna keluar dari kapal untuk mencari udara segar
Ia melihat Alnett dan Ardhan tertidur dengan pulas. Juna tersenyum, wajah mereka begitu lucu ketika mereka mengorok dan mengeluarkan suara aneh
"Juna"
Juna menoleh, ia memberi hormat kepada pria yang tingginya setara dengannya "Siap. Komandan"
"Mau temani saya minum kopi?"
"Siap"-katanya
Mereka berdua duduk dengan kopi hitam dan pisang goreng buatan sendiri. Kean mulai mencicipi kopi panas itu
Matanya lurus ke depan, lalu Juna memperhatikan wajahnya. Dia tidak semenyeramkan seperti apa yang ada di pikiran Juna
Wajahnya begitu teduh, tidak se sangar ketika ia mengambil alih apel atau pelaksanaan pelatihan
"Tidak terasa sudah dua bulan lebih kita di sini"- ujar Kean
"Siap"
Kean tersenyum "Tidak usah anggap saya Lettu, sekarang anggap saya Kean"
Juna mengangguk menuruti perintah Kean.
"Apa kamu merindukan seseorang"
"Sejauh ini tidak, komandan"
"Lalu istrimu yang kamu tinggal itu? apa dia tidak marah?"
Juna tersenyum "Kami sudah berpisah, komandan"
Kean mengangguk, ia mengiyakan ucapan Juna walaupun ia tidak tau alasan kenapa Juna memilih untuk berpisah
"Apa dunia pernikahan semenyeramkan itu, segingga kamu memilih untuk berpisah"
"Tidak, komandan. Hanya saja ada ketidak-cocokan di antara kami, kalau kami melanjutkan hubungan ini, sepertinya bukan ide yang baik"
"Kalau begitu kenapa tidak di perbaiki saja"
Juna menghela nafasnya perlahan "Sepertinya sudah terlalu rusak untuk di perbaiki, komandan"
Almeera membuka matanya, ia mengambil benda pipih dari atas meja rias.
Hari sudah hampir pagi, ia melihat jarum jam menunjukan ke arah 3.
Almeera mem-videocall seseorang
"Shezan"
"Pak dokter, lagi apa?"
Pria yang ada di sebrang sana menunjukan kopi dan piring berisikan pisang goreng
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna "kamu pulang kemana?"
Romanceini adalah cerita Antara Aku dan Negara, Rahasia Juna. Cerita terakhir tentang Juna dan Almeera. Selamat berkenala lagi dengan Juna. Jangan di cari tau pemeran utamanya siapa, cukup nikmati alur cerita yang sudah penulis buat