32•pulang

29 2 0
                                    

"Leukemia"

Almeera menatap wajah dokter yang ada di depannya. Rasanya seperti di sambar petir di siang hari

"Tapi ada kemungkinan untuk sembuh gak, dok?"

Dokter itu menarik nafasnya perlahan "Kamu mau dengar yang baiknya dulu, atau tidak?"

"Saya mau dengar yang buruknya dulu, dok"

"Penyakit kamu ini sudah hampir mencapai stadium akhir"

"Berarti tidak bisa sembuh?"

"Sembilan puluh sembilan persen tidak bisa"

"Berarti saya akan mati"

"Tapi masih ada satu persennya, kan?"

Almeera menghela nafasnya "Tapi kan hanya satu persen, dok. Kecil kemungkinan saya untuk sembuh dari penyakit ini"

"Bisa kalau kamu berusaha, cari hal yang membuat kamu bahagia, jangan stress, jangan sampai kelelahan, jangan sedih"

"Kira-kira berapa lama saya akan hidup, dok?"

Almeera menatap jalanan yang ada di depannya, dengan tatapan kosong, pikirannya hanya tertuju pada ucapan dokter tadi siang

Tiba-tiba ponselnya berdering, menandakan. kalau seseorang menghubungi Almeera. Gadis itu melihat wajah Kean di layar ponselnya

Ia tersenyum pada Almeera, tapi Almeera tidak. Ia hanya memasang wajah datar

"Ada apa, Shezan?"

Almeera menggelengkan kepalanya

"Hei. Ada apa sayangku?"

"Aku kangen"- ujar Almeera

Kean tersenyum "Aku juga"

Almeera mendesah "Boleh pulang aja gak?"

Kean diam beberapa saat "Hei. Kamu sedang menyetir ya, selesaikan perjalananmu dulu, ya. Setelah itu telfon aku"

"Kalau aku selesaikan perjalanan ini, apa kamu akan pulang?"

Sifat Almeera yang kekanak-kanakan mulai muncul kembali. Ia tidak ingin membuat tunangannya itu merasa kecewa

"Sayang, menyetir saja dulu, setelah kamu sampai di rumah, kamu telfon aku"

Almeera mengangguk, setelah itu ia menutup sambungan itu secara sepihak. Ia melajukan mobilnya, lalu berhenti di tempat biasa untuk membeli coffee latte kesukaannya

Walaupun Almeera tau kalau di sini sudah ada dua makhluk asing yang selalu mengganggu Almeera setiap hari

"Mbakk"

Benarkan

"Mbaakkkk"

Almeera menoleh "Apa?"- ketus Almeera

"Benarkan kalau mbak pernah menjalin hubungan dengan abang saya"

Almeera menggelengkan kepalanya "Tidak, saya juga tidak kenal dengan abang kamu"

"Lalu foto itu? tidak mungkin kalian tidak saling kenal, foto kalian masih terpampang jelas di kamar abang saya di makassar"

Almeera tidak menggubris ucapan pria aneh itu, satu pria aneh datang lagi. Ia berdiri tepat di depan mobil Almeera

"Menyingkir"

Azrul tidak menjawab

"Kau mau menyingkir atau mau saya tabrak"

"Jadi kamu adalah perempuan itu, perempuan yang suka sekali bunga mawar dan pantai? perempuan yang takut laut, suka dengan cumi goreng tepung"

"Tidak"- tepis Almeera

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang