22•di rumah Almeera

51 3 1
                                    

Almeera membuka pintu rumahnya. Ia menaruh tubuhnya di atas sofa. Ardhan, Alnett dan Conita bilang kalau mereka akan kemari setelah selesai menyebar undangan.

Waktu begitu cepat berlalu, hanya tinggal hitungan minggu, mereka akan pergi karna tugas negara

Ntah apa nasib hubungan Kean dan Almeera. Mereka masih perang dingin sampai sekarang. Kalau saja Kean mau menurunkan egonya dan meminta maaf pada Juna, Ardhan dan Alnett

Mungkin Almeera akan menurunkan egonya juga dan akan memaafkan Kean. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumahnya

Almeera bangkit dari sofa, mungkin itu Conita dan Alnett. Namun ketika ia membuka pintu rumahnya, seseorang datang dan memeluk dia dengan erat

Ada apa?

"Maaf"

"Maaf untuk semua kesalahan saya di masalalu, Almeera. Maaf karna saya sudah menyepelekan kamu, maaf karna saya sudah menganggap remeh hubungan kita. Mungkin ribuan kata maaf yang keluar dari mulut saya tidak akan membuat kamu kembali, tapi maaf karena saya pernah menyakiti kamu"

Sumpah yang keluar dari mulutku waktu itu, mungkin akan menjadi kenyataan sekarang. Ribuan serapah yang di dengar oleh tuhan, seperti sebuah pertunjukan yang sedang di mainkan oleh semesta

Nyatanya memang tidak adil, kalau aku harus meringis sendirian, seperti menerima semua makian dari istrimu itu.

"Semua yang terjadi dengan saya sekarang, mungkin itu hukuman dari tuhan untuk saya"

"Sudah cukup semua luka-lukanya, Juna"- lirih Almeera

Berdoa dan berharap pada tuhan untuk tidak di pertemukan lagi denganmu saja sudah cukup menjawab lewat pertemuan ini

Tuhan mungkin tidak ingin ada luka lama yang belum di selesaikan di masalalu, mungkin tuhan ingin aku menyelesaikan ini semua sekarang

Lewat pelukan ini, dan tangisan air mata yang aku sendiri tidak tau apakah itu air mata ketulusan atau bukan.

Almeera melepaskan pelukan Juna "Sudah"- kata Almeera

Juna menghapus air matanya "Bagaimana bisa seorang bajingan seperti saya berani memeluk tunangan dari atasan saya sendiri"

Almeera menatap mata Juna, begitu juga sebaliknya. Kemudian gadis itu memeluk Juna tanpa aba-aba

Almeera memejamkan matanya

"Sudah cukup semua luka-lukanya, Juna. Untuk saya, dan masalalu yang menyakitkan itu. Rasanya ingin sekali menghapus semua kenangan yang ada bersama kamu, tapi nyatanya tidak bisa"- kata Almeera

"Sekeras apapun saya berusaha melupakan kamu, tapi yang saya ingat selalu nama kamu. Saya berdoa kepada tuhan di setiap malam, supaya saya tidak akan pernah bertemu kamu lagi setelah itu, tapi tuhan justru mempertemukan saya dengan kamu dengan cara yang tidak pernah saya duga"

"Saya memaafkan kamu, untuk semua kesalahan kamu, tangisan setiap malam, yang selalu mengadu pada tuhan, semuanya sudah saya maafkan"

"Berbahagialah, Juna. Berbahagia lah dengan apa yang kamu pilih, jangan tinggalkan dia, karna sebesar apapun kesalahan dia, tetap kamu yang memegang kendalinya. Pulanglah ke rumah baru kamu, ke rumah kamu yang sesungguhnya, maka saya juga akan bertemu dengan rumah saya yang sebenarnya. Rumah yang selama ini saya cari"

"Saya sudah lama melepaskan kamu untuk Esmeralda, mungkin sekarang adalah saat yang tepat untuk saya benar-benar mengikhlaskan kamu dengan dia. Berbahagialah, bahagiakan Esmeralda seperti kamu membahagiakan orang yang kamu cinta. Semua sumpah yang pernah terucap dari mulut saya, semuanya sudah sirna di makan oleh keikhlasan"

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang