5•lamaran

74 6 0
                                    

Almeera menoleh, ia melihat Aaliyah menggendong Alenia.

"Loh, kak. Mau kemana?"- tanya Almeera

"Mau pulang"

Almeera menghampiri Aaliyah yang berada di ujung tangga. Ia melihat Alenia tertidur, usianya sudah menginjak satu tahun sekarang. Wajah Alenia mirip sekali dengan Dhanes.

"Kenapa gak besok aja, kasian tuh ponakan gue"

Aaliyah mendesah "Gak bisa, besok Fahri dinas pagi"

Almeera mengangguk pelan, kemudian "Oh ya, kenalin ini teman gue"- ujar Almeera

Alnett dan rekannya saling lirik satu sama lain. Apa kekasih Lettu Kean sudah menganggap Alnett sebagai temannya?

We never know.

Pria itu beranjak dari kursi, kemudian tersenyum ke Aaliyah. Dan Aaliyah menjawabnya dengan senyum seperlunya

Pria memakai seragam loreng yang wajahnya mirip dengan mantan kekasih Almeera dulu, mengingatkan Aaliyah pada luka di masalalu.

Tapi kejadian itu sudah Aaliyah kubur dalam-dalam. Sejujurnya, Aaliyah tidak ingin menaruh kebencian pada seseorang. Mengingat kalau kekasih Almeera yang sekarang juga berprofesi sebagai dokter angkatan laut.

Aaliyah meninggalkan Almeera di rumah sendiri. Sepertinya gadis itu sudah terbiasa, karena bunda selalu ke luar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya

Mba Sumi datang membawa dua kopi hitam dan camilan persis seperti apa yang Almeera minta.

"Ayo di minum"- kata Almeera

Jam menunjukan pukul dua puluh satu. Tugas Kean sepertinya sudah selesai. Setelah ia mengganti pakaian dinasnya, ia keluar dari ruangan bersama dengan Juna

Juna memperhatikan Kean detail. Wajahnya menunjukan kalau ia lelah, pria itu bekerja keras seharian.

Sementara para anggota yang lain di perintahkan untuk menjaga keamanan di sekitar markas.

Kean melihat Alnett bersama temannya sedang berjalan menghampirinya. Pria itu membawa banyak sekali makanan

"Kamu sudah antar Shezan sampai ke rumah dengan selamat?"

"Siap. Sudah. Beliau menjamu kami di rumahnya, bahkan beliau memberikan kami banyak sekali makanan. Katanya untuk camilan di kapal, juga untuk teman-teman yang lain"

Kean mengangguk, lalu tersenyum. Almeera sangat baik, ia tidak pernah memilih kepada siapa ia harus berbuat baik

"Ya sudah, kalau begitu saya mau pamit dulu"- ujar Kean

Pria itu menjabat tangan Juna "Terima kasih, kamu sudah membantu saya hari ini"- ujar Kean

"Siap. Sudah tugas saya sebagai seorang prajurit"

Kean pergi meninggalkan mereka lima menit yang lalu, kemudian Alnett merangkul pundak Juna sampai ke meja piket di dekat kapal.

Ia menaruh bingkisan yang di berikan oleh kekasih Lettu Kean. Bahkan Juna sendiri tidak percaya kalau Alnett membawa makanan sebanyak ini

Alnett memanggil rekan yang lain untuk segera bergabung. Malam ini adalah malam keberuntungan.

Juna membuka bingkisan terakhir. Ia mengangkat gelas berisi red velvet dalam kemasan.

Darah ular.

"Kekasih Lettu Kean memberi kau makanan sebanyak ini?"- tanya Juna

Alnett mengangguk "Ya. Memangnya kenapa?"

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang