25•menonton film

34 1 0
                                    

Almeera melihat arloji yang melingkar di tangan sebelah kiri. Hari sudah hampir malam sekarang, ia berdiri dan membawa bunga mawar itu

"Ayo, kita pulang"

Juna bangkit mengikuti langkah Almeera dari belakang "Almeera"- kata Juna

Almeera menoleh "Ada apa?"

"Ingin makan sesuatu?"

Gadis itu menggelengkan kepala "Gak, sudah kenyang"

"Hm"- Juna bergumam "Kalau red velvet dan kentang goreng?"

Almeera tersenyum dan mengangguk. Mereka jalan beriringan sampai ke dalam mobil, di dalam hati Almeera terus menggerutu semoga Kean memaafkannya ketika ia mengetahui semua ini

Memaafkan semua kesalahan yang terjadi di masalalu, dan berdamai dengan orang yang membuat luka itu, rasanya tidak seburuk yang Almeera pikirkan

Juna melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Almeera meletakan bunga itu ke kursi belakang

"Almeera"

Almeera tidak menyahut

"Ibu dewan"

Tidak ada sahutan

Juna menoleh, gadis itu menyenderkan kepalanya pada pintu di sebelah kiri, wajahnya tertutup oleh rambut yang terurai

Juna menepikan mobilnya, membenarkan posisi Almeera yang tertidur lelap. Juna menyelipkan rambut Almeera ke telinganya, ia memegang wajah Almeera

"Ibu dewan"- ujar Juna panik, pria itu melihat cairan berwarna merah berasal dari lubang hidung gadis itu

"Ibu dewan"- kata Juna, ia berusaha membangunkan Almeera, tetapi tidak ada jawaban

Kemudian ia memeriksa denyut nadi gadis itu di pergelangan sebelah kiri. Hingga Juna menghela nafas panjangnya ketika ia mengetahui Almeera masih bernafas

"Almeera"

"Bangun"

"Ibu dewan"

"Kamu ini kenapa"

"Almeera"

Masih tidak ada sahutan, Juna membenarkan sandaran kursi Almeera dan membersihkan darah yang terus mengalir itu menggunakan tissue

"Ibu dewan"

"Bangun"

Almeera merasa seseorang memanggil namanya terus menerus, ia membuka matanya perlahan dan melihat Juna di depan wajahnya

Pria itu menangis? dasar cengeng

"Almeera"- ujar Juna "Syukurlah"

"Kamu menangis?"- ledek Almeera

"Tidak"

"Bohong"- lirihnya

"Jangan menakut-nakuti saya seperti ini"- pinta Juna

"Menakut-nakuti kamu dari apa?"

Juna diam, kemudian Almeera tersenyum "Kamu takut aku mati?"- katanya "Aku gak akan mati sebelum kamu mati duluan, Juna. Tenang saja"

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang