17•kenyataan

55 4 0
                                    

"Kenapa dia membatalkan pernikahan kalian?"- tanya Almeera

"Mungkin karena orang tua ku meminta acara pernikahan kami di gelar secara besar-besaran. Aku dan abang Alnett pernah membicarakan hal ini, bahkan aku sendiri yang meminta acara yang sederhana saja"

"Aku tidak suka acara yang terlalu mewah, Almeera. Tapi kedua orang tua ku seperti memaksa abang untuk mengikuti keinginannya"

Kean melangkahkan kakinya ke meja piket. Di sana ada dua orang yang sedang berjaga, mereka bangkit dan memberi hormat ketika Kean berdiri di depan mereka

"Apa tugasmu sudah selesai, Juna?"

"Siap. Sudah, komandan"- jawab Juna tegas

"Kalau begitu, ikut saya ke markas"

"Siap"

Juna mengikuti langkah Kean dari belakang, hingga sampailah mereka ke ruangan Kean. Juna melihat Alnett dan Ardhan ada di ruangan ini juga

"Kamu tau kenapa saya meminta kamu kemari?"

"Siap. Tidak tau, komandan"

"Ada kabar bahagia untuk kamu. Satu atau dua bulan lagi, kamu akan berangkat bersama mereka ke papua, untuk menyelesaikan misi di sana"

Juna menarik nafasnya perlahan. Kabar yang tidak ingin Juna dengar sedari dulu, nyatanya harus terjadi sekarang

"Siap"

"Persiapan kalian menuju papua hanya sebentar. Jadi selesaikan tugas kalian di sini dengan baik"

"Siap"- jawab mereka bertiga

"Kalau begitu, silahkan kembali bertugas"

"Siap"

Mereka melangkahkan kakinya sampai ke depan pintu, kemudian "Juna"- kata Kean "Menetap di sini"- ujarnya

Juna membalikan badannya, sementara Alnett dan Ardhan meninggalkan ruangan Kean dan kembali menjalankan tugasnya

Kean meminta Juna untuk duduk di depannya. Pria itu memperhatikan Juna dari ujung kepala sampai ke ujung kaki

"Bagaimana rasanya terpilih menjadi salah satu anggota yang selalu berhasil menyelesaikan sebuah misi?"

"Siap. Suatu kebanggaan untuk saya, komandan"- jawab Juna

"Ya. Kamu selalu menyelesaikan misi dengan baik. Tapi kota mana yang sebenarnya tidak ingin kamu kunjungi?"

"Siap. Papua, komandan"

"Lalu kenapa bersedia untuk menyelesaikan misi di sana?"

"Siap. Seorang prajurit hidup untuk negara, mati untuk negara, komandan. Tidak ada alasan saya untuk menolak perintah dari atasan, karena saya sudah melakukan sumpah prajurit"

"Kira-kira siapa yang akan sedih ketika mendengar kabar ini?"

"Siap. Istri saya, komandan"

"Selain itu?"

Juna menatap mata Kean sekilas. Pertanyaan Kean menjurus ke hal yang lain "Siap. Tidak ada, komandan"

"Apa kamu yakin?"

"Siap. Yakin"

Kean menghela nafasnya "Lalu, ibu dewan yang pernah kamu tinggal bertugas di bengkulu selama dua tahun, apa dia tidak akan sedih ketika mendengar kabar ini?"

Benar saja. Dari mana Kean tau soal ini? apa Almeera cerita semua kejadian masalalu mereka pada Kean?

Mencari masalah dengan atasan, sama saja seperti menggali kuburan sendiri "Siap. Tidak ada yang sedih ketika mendengar kabar ini, kecuali istri saya, komandan"

"Kalau saya bertanya sesuatu, apakah kamu akan menjawab pertanyaan saya dengan jujur?"

"Siap"

"Kamu kenal dengan Almeera?"

Juna diam, tidak menjawab. Bagaimana bisa ia menceritakan semuanya pada Kean sekarang? lagi pula hubungan Juna dan Almeera hanya sebatas mantan

"Siap. Salah"- jawab Juna

"Jawab saya dengan jujur, apa kamu kenal dengan Almeera?"

"Siap. Tidak"

Kean menggebrak meja, Juna memejamkan matanya. Ntah seletah ini mungkin Kean akan menghukum Juna

"Seorang prajurit tidak pernah berbohong"- tegas Kean "Jawab saya dengan jujur, apa kamu kenal dengan Almeera?"

"Lupakan jabatan, seragam, lupakan saya sebagai Lettu Kean. Dan jawab saya dengan jujur, tidak perlu bicara seperti saya atasan kamu"

"Saya sudah tidak ada hubungan lagi dengan Almeera, komandan"- jawab Juna

"Lalu kenapa berani sekali menemui Almeera di pantai dan bilang kalau kamu masih mencintai tunangan saya? padahal kamu tau kalau kamu sudah mempunyai istri"

"Siap. Salah"

"Jawab saya dengan jujur, apa kamu masih mencintai Almeera?"

"Saya tidak tau kalau Almeera adalah tunangan Lettu Kean. Silahkan hukum saya tapi tolong jangan bawa saya ke pengadilan militer"

"Saya tidak akan bawa kamu ke pengadilan militer, saya hanya meminta kejujuran kamu, Juna. Kamu adalah seorang prajurit, harga diri kamu di pertaruhkan di sini. Apa kamu masih ingin berbohong?"

"Tidak"

"Lalu kenapa berani bicara kalau kamu mencintai Almeera di saat kamu tau kalau kamu sudah memiliki istri"

"Saya tidak pernah mencintai istri saya. Saya bertemu dengan Esmeralda, berkenalan, lalu jatuh cinta, ketika saya ingin melamarnya, Esmeralda justru masih berhubungan dengan mantan kekasihnya. Saya sendiri yang memergoki dia. Lalu kami putus, dan saya di pindah tugaskan di jakarta"

"Lalu?"-jawab Kena

"Saya mempunyai teman bernama Adnan. Saya bertemu Almeera ketika saya sedang makan bersama Adnan. Lalu saya jatuh cinta, tapi saya selalu menyangkal kalau saya jatuh cinta dengan Almeera"

Benar. Almeera memiliki mata indah yang membuat orang yang melihatnya menjadi jatuh cinta. Bahkan Kean sendiri menyadari hal itu

Dia cantik, mandiri, tapi kalau ada seribu perempuan di dunia yang lebih cantik dari Almeera, maka Kean akan tetap memilihnya

"Pertemuan singkat itu membuat saya yakin kalau Almeera adalah orangnya. Saya datang kerumahnya dan meminta izin pada bunda untuk menikahi Almeera. Tapi Esmeralda datang ke jakarta, dan merusak semuanya"

"Dia tau kelemahan saya adalah Almeera dan ibu saya. Esmeralda mengancam ibu saya, kalau saya tidak menikahi dia, maka saya akan kehilangan pekerjaan saya, dan dia mengancam kalau saya tidak menikahi dia saat itu, maka saya tidak akan pernah bisa melihat Almeera lulus magang di kantor ayahnya, atau saya tidak akan pernah melihat Almeera lagi karena saya akan di pindah tugaskan"

Kean mengeluarkan senyum sinisnya "Kamu ini laki-laki bodoh"-kata Kean "Kamu laki-laki yang tidak punya pendirian. Kalau kamu memang cinta dengan Almeera, atau ibu kamu. Seharusnya kamu berani mengambil resiko itu"

Benar. Tapi Kean tidak tau bagaimana perjuangan Juna untuk sampai di titik ini. Dimana Juna bisa mewujudkan keinginan ibu, dan balas dendam dengan ayah dan juga orang-orang yang pernah menghina dirinya dulu

"Kalau Almeera bukan tunangan saya, apa kamu akan tetap menemui dia dan bilang kalau kamu masih mencintai dia?"

"Ya, komandan. Saya akan melakukan hal yang sama"- jawab Juna

"Apa kamu masih mencintai Almeera?"

Juna tidak menjawab

"Jawab saya, Juna. Apa kamu masih mencintai Almeera?"

"Tidak"- jawab Juna

"Lalu bagaimana dengan bunga mawar yang ingin kamu temui itu? bagaimana dengan Almeera dan bunga mawar yang selalu kamu rangkai di dalam sebuah tulisan? apa benar kamu tidak merindukannya? red velvet, pantai, dan bola mata ibu dewan yang selalu ingin kamu lihat setiap hari? atau lampu kota yang ingin kamu kunjungi bersama ibu dewan mu itu?"

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang