36•Almeera dan Farhan

53 2 0
                                    

Seorang gadis membuka matanya perlahan, ia melihat dinding berwarna putih di sekitarnya. Lalu di sebrang sana ada seorang pria yang bangkit dari sofa dan berjalan ke arahnya

Pria itu menghela nafas "Kamu sakit?"- tanya Farhan

Almeera tidak menjawab

"Kalau abang saya sampai tau tentang penyakit kamu, apa kamu pikir dia tidak akan sedih mendengarnya?"

"Kalau begitu jangan beri tau dia"- pekik Almeera

Farhan mendesah "Bagaimana bisa saya menutupi rahasia ini, saya sudah berulang kali mencoba menghubungi abang Juna, tapi dia tidak angkat telfon saya"

"Jangan beri tau dia"- kata Almeera, gadis itu mengeluarkan puppy eyesnya, jurus Almeera satu-satunya yang bisa membuat orang yang melihatnya menjadi lemah "Saya mohon"- sambungnya

"Kamu satu-satunya orang yang tau tentang ini. Apa kamu tidak mau membantu saya merahasiakannya?"

Farhan memejamkan matanya perlahan. Ia melihat arloji di pergelangan tangannya. Mungkin para seniornya akan menghukum Farhan karena pria itu menghilang dari markas

Tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Almeera sendiri di sini. Apalagi Almeera adalah kesayangan kakaknya sendiri, kalau Juna sampai tau hal ini, mungkin Farhan akan habis di pukul oleh Juna

"Saya ingin pulang"

Farhan berdecak "Tidak. Kata dokter, kamu harus tetap di sini"

Almeera beranjak dari tempat tidur rumah sakit "Ayolah. Jangan anggap saya seorang penyakitan, saya tidak suka"

Gadis itu mengeluarkan kartu dari dalam dompetnya "Ini. Lunasi semua biayanya"- pekik Almeera

Farhan menolak kartu itu, "Tidak. Kali ini saya yang membayar, sebagai gantinya. Kamu harus traktir saya kopi"

Almeera mengangguk. Ntah kenapa Farhan tidak bisa menolak permintaan Almeeera, gadis itu memiliki mata indah yang membuat semua orang yang melihatnya terpesona

Apa itu adalah salah satu alasan kenapa Juna sangat mencintai Almeera? Farhan membesarkan bola matanya ketika ia melihat tagihan rumah sakit yang setara dengan gajinya selama 4 bulan

Ia melihat bayangan seseorang yang mengarahkan sebuah kartu "Ini"- ujar gadis itu

Farhan menoleh, ia melihat Almeera tertawa "Sudah. Simpan saja uang kamu untuk keperluan kamu sendiri"- katanya

Farhan menggaruk kepalanya sendiri, padahal tidak ada rasa gatal di sana. Ia bingung kenapa biaya di rumah sakit ini begitu mahal

Setelah membayar semua tagihan rumah sakit, Farhan mengemudikan mobil itu menuju ke tempat kopi

Ponsel Farhan tiba-tiba berdering, pria itu mengangkat telfon seseorang. Almeera yang memegang ponsel Farhan, sedangkan Farhan menyetir

"Halo"- seseorang di sebrang sana

Almeera memejamkan matanya sesaat, sudah lama ia tidak mendengar suara Juna dengan jelas seperti ini

"Halo, abang Juna"

"Apa kabar kau Farhan, sudah mendarat di Jakarta?"

"Sudah, 4 bulan yang lalu"

"Sedang di mana?"

Almeera memberi kode pada Farhan agar pria itu tidak memberi tau keberadaannya pada Juna

"Kenapa diam?"

"Abang, rasanya aku pernah bertemu dengan perempuan yang pernah kau ceritakan waktu kau di Makassar"

Juna "kamu pulang kemana?"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang