Cahaya matahari menembus gorden kamar, sinarnya yang terang mengenai wajah Elisa dan membuatnya terbangun. Perlahan, ia merasa Ethan memeluk erat tubuhnya. Dengkurannya yang lembut terdengar di telinganya, sama sekali tidak mengganggunya. Ia memandangi wajah Ethan yang tertidur di sampingnya, mengamati setiap lekuk wajah pria itu yang kini sudah menjadi suaminya.
Elisa sudah mengangkat tangannya, berniat menyentuh wajah Ethan. aTetapi ia khawatir akan membangunkan Ethan. Jadi ia memilih untuk mengurung niat itu. Senyum tipis terukir di bibirnya, mengagumi betapa tampannya pria yang kini menjadi miliknya.
"Apa aku setampan itu?" Suara Ethan tiba-tiba memecah keheningan. Elisa terkejut, mengira pria itu masih tidur.
Ethan mendaratkan sebuah kecupan singkat untuk Elisa. "Good morning wife," sapanya hangat.
Elisa tidak dapat menahan senyumannya saat mendengar suara seerak Ethan yang menggoda. "Good morning husband," balasnya.
Tangan Ethan dengan lembut mengelus rambut dikepala Elisa. "Bagiamana keadaanmu? Masih sakit?" tanya Ethan dengan suara yang serak lembut.
Ingatannya kembali pada aktivitas mereka semalam. Ethan tidak selesai hanya sekali; semakin Elisa terbiasa, Ethan semakin ganas, mengeluarkan semua yang ingin dia keluarkan. Belum ada yang pernah membuat Ethan merasa puas sebelumnya.
Sejak awal, Ethan khawatir ia tidak bisa menahan diri. Setiap kali dia melakukannya, ia selalu kelepasan dan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia tidak ingin Elisa menjadi salah satu dari wanita yang pingsan akibat ulahnya.
Elisa tersenyum lembut dan memandang Ethan dengan penuh rasa sayang. "Aku baik-baik saja, hanya sedikit perih dan pegal," jawabnya, suaranya lembut.
Senyum Ethan yang nakal menyiratkan candaan, meskipun ada kejujuran mendalam di balik kata-katanya. "Apa aku bisa menikahimu lagi? Aku rasa aku perlu menikahimu dua kali."
Elisa mengerutkan alisnya, bingung dan sedikit penasaran. "Kenapa?"
"Kemarin aku menikahimu karena perjodohan," kata Ethan sambil tertawa lembut, ekspresinya campur aduk antara serius dan penuh kasih. "Kalau bisa mengulangnya lagi, aku ingin menikahimu karena hanya kamu yang bisa membuatku puas di atas ranjang."
Ekspresi Elisa berubah, dia tersenyum lebar. "Bagaimana dengan mantan-mantanmu yang banyak itu?"
Ethan membawa Elisa mendekat, menariknya masuk ke dalam pelukannya. Seluruh kulit yang ada dibadan Elisa bersentuhan dengan Ethan. "Kamu ingin membahas mereka?"
Elisa mengangkat kedua bahunya. "Hanya jika kamu mau membaginya denganku. Sedikit penasaran tentang mereka."
Ethan berpikir sebentar. "Bukan waktu yang tepat, mungkin nanti." Dengan lembut, Ethan melepas pelukannya dari Elisa. Pandangan Elisa mengikuti Ethan saat pria itu bangkit dari ranjang dan berjalan mengitari ranjang hingga sampai di sisi tempat tidur Elisa.
Dengan senyum nakal, Ethan menarik selimut dari tubuh Elisa. Ia mengangkat tubuh Elisa dengan lembut, menggendongnya dalam posisi bridal style — diangkat ke dalam pelukan Ethan dengan tubuh Elisa tertidur di pelukan tangannya, kepala tertopang di satu lengan dan tubuhnya terbungkus dengan lembut di lengan yang lain.
Elisa merasa terkejut dengan perlakuan Ethan yang begitu tiba-tiba, sedikit berteriak lalu tertawa. "Hei!" katanya dengan nada setengah protes.
Ethan terkekeh pelan. "Ayo kita mandi," jawabnya dengan nada hangat.
Dengan hati-hati, Ethan membawa Elisa ke kamar mandi. Ia membiarkan Elisa duduk di atas kloset yang tertutup sementara dia menyiapkan air hangat di dalam bathtub untuk mereka berdua. Setelah selesai, Ethan kembali dan dengan lembut membawa Elisa masuk ke dalam bathtub.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love (Indo Ver)
RomanceDark Series #1 - Friend to Lover - R21+ "Everything that's happened to her is a consequence of my actions. No words, not even the deepest apology, can express the depth of my regret. I wish I could undo it all, but I can't. All I can do is try to ma...