Chapter 18

45 4 0
                                    

Saat Elisa dan Ash tiba di mobil, Elisa melihat Ethan sudah duduk di kursi pengemudi, sibuk memeriksa ponselnya. Begitu melihat Elisa mendekat, Ethan langsung menatapnya dengan senyuman lebar. Ash membantu membukakan pintu dan memberikan barang belanjaan Elisa padanya.

"Terima kasih Ash," ucap Elisa sebelum Ash menutup pintu mobilnya dan berjalan memasuki mobil di belakang mereka.

Ethan memandang Elisa dengan penuh apresiasi. "Aku suka gaunnya," ucapnya dengan kekaguman yang jelas terlihat di matanya. Elisa membalas senyumannya dengan penuh kebanggaan, merasa senang mendapatkan pujian dari Ethan.

"Bagus kan?" tanya Elisa dengan antusias.

"Ya, walaupun aku lebih suka orang yang ada di fotonya," jawab Ethan dengan nada gombal. Mendengar pujian itu, pipi Elisa memanas dan dia tersenyum malu-malu. "Diamlah dan cepat jalan."

"Kemana?" tanya Ethan, pura-pura tidak tahu dengan ekspresi nakal di wajahnya.

"Tentu saja carikan aku restoran yang enak. Perutku sudah lapar." Elisa menjawab dengan nada yang sedikit jutek, meskipun senyumnya masih terlihat. Ethan tertawa lembut dan mulai menghidupkan mesin mobil. "Steak?" tanya Ethan.

Elisa mengangguk semangat. "Steak." ucapnya mengulangi kata Ethan.

Ethan tersenyum lebar melihat antusiasme Elisa. "Oke," jawabnya dengan nada puas. "Kita pergi ke La Nacional."

Elisa menatap Ethan dengan penuh rasa ingin tahu. "Makanannya enak?"

Ethan mengangguk mantap. "Kamu gak akan kecewa."

Perjalanan menuju restoran berlangsung dengan suasana santai. Sesekali, Ethan mencuri pandang ke arah Elisa yang tampak menikmati pemandangan kota dari balik jendela mobil. Pikiran Elisa melayang, membayangkan rasa lezat steak yang akan segera disantapnya.

Setibanya di La Nacional, Ethan memarkir mobil dengan lancar di tempat parkir yang cukup penuh, tanda bahwa restoran ini memang populer. "Kita sampai," ucap Ethan sambil mematikan mesin mobil dan menoleh ke Elisa.

Elisa melirik ke arah spion mobil sebentar. "Mereka juga ikut?" tanya Elisa penasaran.

"Ya, mereka juga ikut. Mereka perlu makan, jadi itu artinya iya," jawab Ethan sambil mengangkat bahu dengan santai.

Setelah keluar dari mobil, Ethan dengan sigap membuka pintu untuk Elisa, seperti yang selalu ia lakukan. Mereka berdiri sejenak di samping mobil, menunggu Ash dan salah satu pengawal lainnya bergabung. Elisa merasa semakin penasaran dengan restoran ini, terutama setelah melihat bagaimana ramainya tempat ini dari luar.

Begitu mereka melangkah masuk, suasana hangat restoran La Nacional langsung menyambut mereka. Aroma steak yang sedang dipanggang memenuhi udara, menggoda indera penciuman Elisa dan membuatnya merasa semakin lapar. Interiornya yang elegan, dengan pencahayaan yang lembut dan sentuhan kayu alami, menciptakan suasana yang nyaman namun tetap mewah.

Ethan meraih tangan Elisa dengan lembut, membawanya menuju meja yang sudah dipesan sebelumnya. Sambil berjalan, Elisa bisa melihat bagaimana restoran ini begitu hidup, dengan para tamu yang tampak menikmati hidangan mereka, dan staf yang ramah serta sigap melayani.

Setelah duduk dengan nyaman di tengah ruangan, Ethan dan Elisa menerima menu dari pelayan yang ramah. Ethan membuka menu dengan santai, matanya sudah terfokus pada pilihan steak yang terkenal di restoran ini. Elisa, di sisi lain, masih menjelajahi halaman menu dengan antusiasme, mencoba memutuskan apa yang paling menggugah seleranya.

"Aku akan pesan tenderloin steak medium-rare dengan saus chimichurri," kata Ethan dengan nada mantap setelah beberapa detik mempertimbangkan. Dia menutup menu dan menatap Elisa yang masih memikirkan pilihannya.

Dark Love (Indo Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang