Dalam cahaya lembut pagi yang menyelinap melalui jendela, Ethan terbangun dengan tangan masih memeluk tubuh Elisa yang telanjang, sama seperti dirinya. Hanya selimut tebal yang menutupi mereka berdua.
Ethan dengan lembut mengelus perut Elisa, merasakan setiap lekuk dan bentuknya dengan penuh kelembutan. Tangannya menyusuri sisi tubuh Elisa, sampai akhirnya berhenti di payudaranya. Ia meremas lembut, membuat Elisa melenguh lembut, sebuah suara yang menjadi suara favoritnya.
Elisa membuka matanya perlahan, tatapannya masih samar dan penuh rasa ingin tahu. "Kemana?" Suaranya terdengar berat, jelas terpengaruh oleh sisa-sisa rasa kantuk di pagi hari.
Ethan tersenyum, bibirnya mendekat hingga menyentuh bibir Elisa dalam ciuman panas yang penuh gairah. Sentuhan lembut itu perlahan-lahan menjadi lebih intens, membakar pagi dengan panas cinta mereka. Setelah ciuman yang penuh rasa itu, dia menarik diri sedikit, menatap Elisa dengan tatapan dalam dan penuh arti.
"Kejutan," kata Ethan dengan suara rendah dan menggoda. "Tapi aku janji, kamu akan menyukainya."
⋇⋆✦⋆⋇
Elisa tidak dapat menahan ekspresinya untuk tetap datar saat mobil mereka berhenti di tengah lapangan udara yang luas. Di depan mereka berdiri sebuah jet pribadi yang megah, mencuri perhatian dengan desain yang menawan. Jet itu memiliki badan berwarna putih bersih dengan garis-garis perak yang memanjang, berkilau di bawah sinar matahari pagi. Sayapnya lebar dan ramping, memberikan kesan aerodinamis yang elegan. Di bagian ekor, terdapat lambang kecil yang terukir dengan indah—sebuah tanda pribadi Ethan, menandakan kepemilikan dan prestise.
Elisa menatap jet dengan mata terbelalak, penuh kekaguman. Dia kemudian berbalik menatap Ethan, menunggu penjelasan.
"Milikmu?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.
Ethan tersenyum lembut dengan tatapan yang penuh makna berkata, "Milik kita."
"Ke mana tujuan kita?" Elisa benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum. Ia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.
"Kamu akan lihat sendiri," jawab Ethan dengan senyum penuh rahasia, matanya berkilau dengan kepercayaan diri dan kebanggaan. Ethan keluar dari mobil dan berjalan mengitari mobil hingga ke sisi Elisa. Dia membuka pintu dan mengulurkan tangannya. Wajahnya tersenyum setiap kali ia bertatapan dengan Elisa.
Elisa menerima tangan Ethan dan keluar dari mobil, kemudian Ethan menggandengnya masuk ke dalam jet pribadi miliknya.
"Ladies first," Ethan mempersilahkan Elisa untuk berjalan mendahuluinya.
Begitu melangkah masuk, Elisa disambut oleh interior jet yang elegan dan nyaman. Ruang di dalam jet didominasi oleh warna beige lembut dengan aksen cokelat muda, menciptakan suasana yang tenang dan mewah. Dinding-dindingnya dilapisi dengan panel kayu berkualitas tinggi yang menyatu sempurna dengan kursi-kursi kulit beige yang empuk.
Di sepanjang sisi jet terdapat jendela besar yang memberikan pemandangan luar yang menakjubkan, sementara langit-langitnya dihiasi dengan lampu LED tersembunyi yang memberikan pencahayaan lembut menambah kesan mewah, menegaskan rasa prestise dan kenyamanan. Di tengah ruangan terdapat meja kecil yang dikelilingi oleh sofa-sofa nyaman, sempurna untuk bersantai sambil menikmati perjalanan.
"Wow, Ethan... Ini luar biasa," Elisa berbisik, masih takjub.
Ethan tersenyum dan menggenggam tangan Elisa lebih erat. "Hanya yang terbaik untuk kita," katanya lembut.
"Kapan kamu membelinya?"
"Hadiah pernikahan dari sepupuku," jawab Ethan dengan santai.
Mata Elisa membulat sempurna. "Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Love (Indo Ver)
RomanceDark Series #1 - Friend to Lover - R21+ "Everything that's happened to her is a consequence of my actions. No words, not even the deepest apology, can express the depth of my regret. I wish I could undo it all, but I can't. All I can do is try to ma...